JAKARTA, Suara Muhammadiyah – Bersama dengan Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI), Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah (PP IPM) dan Tobacco Control Ikatan Pelajar Muhammadiyah (TC IPM) menggelar Pesta Sehat Tanpa Sebat pada Selasa (21/03/2023) di Aula Gedung Dakwah Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Menteng, Jakarta Pusat. Kolaborasi luar biasa ini dimeriahi oleh beragam keseruan dan kegiatan yang melibatkan 75 pelajar dari Jabodetabek.
Keseruan-keseruan kegiatan tersebut dimulai dari merilis dan nonton bareng film dokumenter “Indonesia Hitam 2045”, penyerahan satu juta surat untuk Presiden, membuat pohon harapan dari Tobacco Control (TC) Warrior, sampai pada talkshow dan dialog interaktif yang juga turut dihadiri oleh Nashir Efendi (Ketua Umum PP IPM), Kadek Doi (Project Manajer TC LPAI), Titik Suhariyati (Sekretaris Jendral LPAI), Mahendra Atmaja (Staff Khusus Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia), Faldo Maldini (Staff Menteri Sekretaris Negara Republik Indonesia), dan Benget Saragih (Direktur Surveilans dan Kekarantinaan Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia).
Mengawali kegiatan, Ketua Umum PP IPM Nashir Efendi secara simbolis menyerahkan sejuta surat dari anak Indonesia terhadap isu pengendalian tembakau kepada Presiden Jokowi melalui Staf Mensesneg RI Faldo Maldini. Surat-surat ini terdapat dalam bentuk digital dan fisik yang dikumpulkan oleh TC IPM melalui platform change.org dan pengumpulan surat secara manual.
“Ini merupakan bentuk perhatian dan keresahan terhadap isu rokok dan angka prevalensi yang meningkat terhadap anak muda,” ucap Nashir.
Staf Mensesneg RI Faldo Maldini menyambut baik satu juta surat tersebut. Menurut Faldo, langkah ini merupakan hal yang tidak mudah sebab berbicara soal rokok juga berbicara soal uang yang tidak sedikit. Ia menambahkan, “Ini game yang tidak mudah. Kita perlu menemukan titik temu dari beragam kepentingan.”
Penyerahan satu juta surat tersebut adalah bukti yang murni bahwa anak muda, terutama pelajar, menginginkan agar Presiden Jokowi melakukan upaya konkret agar anak terbebas dari paparan asap rokok.
Tidak kalah menarik, penyerahan sejuta surat tersebut juga diikuti oleh peluncuran dan nonton bareng film dokumenter berjudul “Indonesia Hitam 2045”. Film dokumenter ini merupakan garapan TC IPM yang melibatkan Over Mexi (Director dan DoP), Mukhtara Rama (Project Manager), Nadila Amalia Hadi (Voice Over), dan Ainun Ilma (Interviewer).
Mukhtara Rama selaku Project Manager pembuatan film dokumenter ini menyebut bahwa pemilihan “Indonesia Hitam 2045” sebagai judul merupakan kritik PP IPM dan TC IPM terhadap apa yang menjadi visi Indonesia, yaitu visi Indonesia 2045.
“Kita merasa bahwa generasi hari ini tidak dilindungi dari iklan, promosi, dan sponsor rokok sehingga yang tercipta nanti bisa jadi adalah justru generasi yang hitam, yang jauh dari kata sehat akibat merokok,” jelas Rama.
Selama 32 menit, peserta dan hadirin menonton bersama film dokumenter tersebut sekaligus menandakan peluncuran film dokumenter “Indonesia Emas 2045”. Saputra Mahendra, peserta Pesta Sehat Tanpa Sebat dari Pimpinan Cabang IPM Cileungsi menyebutkan bahwa cara mengemas informasi mengenai pengendalian tembakau sangat menarik.
“Menarik banget karena ga bikin yang nonton bosen. Cara penyajian informasinya unik,” ujar Saputra.
Keseruan tidak berhenti. Vinda selaku bagian dari LPAI mengajak para peserta yang hadir untuk bersama-sama membuat pohon harapan bersama Si Tisi dan Si Toro. Berbondong-bondong peserta menempelkan harapan-harapan mereka pada sebuah pohon yang menggambarkan perhatiannya pada pengendalian tembakau dan anak di masa depan.
Setelahnya, sebelum masuk kepada talkshow dan dialog interaktif, Titik Suhariyati (Sekretaris Jendral LPAI) dalam prolog-nya menegaskan untuk tidak lagi berkompromi pada PP 109.
“PP 109 jangan dikompromikan lagi karena PP itu sendiri saja sudah bentuk kompromi. Itu usaha untuk melindungi generasi ke depan. Melindungi anak-anak kita,” jelas Titik. Meskipun menurut Titik hal tersebut bukan perjuangan yang mudah, tetapi harus tetap dilakukan demi anak-anak di masa depan.
Menyambung prolog talkshow dan dialog yang hendak digelar, Nashir Efendi (Ketua Umum PP IPM) meyakinkan peserta bahwa upaya membuat film dokumenter ini adalah hal yang patut untuk diapresiasi sebab menurut Nashir, rokok adalah perjuangan universal. Perjuangan untuk kebaikan.
Di penghujung acara, talkshow dan dialog interaktif digelar dengan menghadirkan Kadek Doi (Project Manajer TC LPAI), Mahendra Atmaja (Staff Khusus Menko PMK RI), dan Benget Saragih (Direktur Surveilans dan Kekarantinaan Kesehatan Kemenkes RI).
Dalam pemaparannya, Mahendra (Staff Khusus Menko PMK RI) menyampaikan bahwa dominasi pengaruh perilaku merokok disebabkan oleh peer group. Menurutnya, peer group-lah penentu utama dari orang-orang merokok atau bahkan berhenti. Ia menambahkan, “Teman-teman punya pengaruh besar dan pemicu utama orang untuk merokok,” ucap Mahendra.
Sementara itu, Kadek Doi menekankan pentingnya keluarga dalam upaya memutus perilaku merokok pada anak. Menurut Kadek, ketika takut menegur orang rumah untuk merokok, maka kita harus memiliki komunasi interaktif dan disiplin positif dengan membuat ruang diskusi dirumah.
“Harapannya di LPAI ingin orang tua sebagai support system. Termasuk kepada teman, jangan disudutkan bila masih merokok. Kita harus membuka mata,” jelas Kadek.
Di akhir, Benget Saragih (Direktur Surveilans dan Kekarantinaan Kesehatan Kemenkes RI) mengatakan bahwa permasalahan rokok di Indonesia sangat ironi sebab anak dan pelajar justru banyak menjadi korban. Ia juga menegaskan bahwa kementarian kesehatan saat ini tengah berupaya untuk merevisi PP 109.
“Sama-sama kita membawa ke Presiden untuk perevisian PP 109,” tutup Benget.
Semakin lama, Pesta Sehat Tanpa Sebat ini semakin meriah sebab diiringi oleh penampilan Standup Comedy dari Mazaridho (Standup Indo Tangsel). Kegiatan lalu ditutup dengan gelak tawa dari peserta dan Pesta Sehat Tanpa Sebat ini menjadi bentuk komitmen perayaan anak dan pelajar untuk terus terlibat dalam upaya pengendalian tembakau agar terus menyuarakan suara anak muda demi kesehatan Indonesia. (Abid)