Adab Menuntut Ilmu: Menghormati Guru (bagian 1)

Guru

Foto Ilustrasi

Adab Menuntut Ilmu: Menghormati Guru (bagian 1)

Oleh: Tito Yuwono

Bapak Ibu Guru

Sosok yang banyak berjasa dalam membuka pintu-pintu

berbagai ilmu

dan juga budi pekerti dalam perilaku

 

Kita ucapkan ketika berpapasan

Doa keselamatan dan kerahmatan

Juga keberkahan

Maka akan tumbuh rasa kasih sayang

 

Kepada beliau, berlaku sopan

Baik perkataan maupun perbuatan

Duduk dengan tawadhu’ dan penuh perhatian

Memperhatikan yang disampaikan

Artikel sebelumnya telah kita bincangkan beberapa adab dalam menuntut ilmu, diantaranya adalah totalitas dalam menuntut ilmu, tidak berlebihan dalam tidur serta tidak berlebihan dalam makan. Pada artikel kali ini akan kami sampaikan adab menuntut ilmu yang lain dan sangat penting yaitu menghormati guru. Istilah guru ini merujuk kepada seseorang yang kita timba ilmunya, seperti Bapak Ibu Guru di sekolah, ustadz dan ustadzah, Bapak Kyai dan Bu Nyai dan sebagainya.

Pada era modern ini, kita dapati banyak pelajar atau murid yang tidak menaruh hormat terhadap guru. Bertemu tidak mengucapkan salam, bercakap-cakap dengan menggunakan bahasa yang tidak selayaknya, ketika diberikan nasehat membantah, bahkan ada juga yang berani terhadap Bapak Ibu Guru. Sehingga ini adalah hal yang sangat memprihatinkan.

Pada tulisan kali ini akan dibincangkan ada menuntut ilmu kaitannya dengan penghormatan terhadap guru.

Ada beberapa bentuk penghormatan terhadap guru, diantaranya adalah:

  1. Ketika berpapasan mengucapkan salam

Ketika berpapasan dengan bapak ibu guru kita hendaknya mengucapkan salam, sebagai penghormatan sekaligus doa kesejahteraan dan keberkahan kepada guru kita. Ucapan salam ini juga akan menambah kasih sayang dan saling mencintai antara murid dan guru.

Rasulullah ﷺ bersabda dalam hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim:

لَا تَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ حَتَّى تُؤْمِنُوا وَلَا تُؤْمِنُوا حَتَّى تَحَابُّوا أَوَلَا أَدُلُّكُمْ عَلَى شَيْءٍ إِذَا فَعَلْتُمُوهُ تَحَابَبْتُمْ أَفْشُوا السَّلَامَ بَيْنَكُمْ
Artinya: “Kalian tidak akan masuk surga hingga kalian beriman. Kalian tidak akan beriman sampai kalian saling mencintai. Maukah aku tunjukkan pada kalian suatu amalan yang jika kalian melakukannya kalian akan saling mencintai? Sebarkanlah salam di antara kalian.” (HR Imam Muslim)

  1. Bersikap santun terhadap guru

Bapak Ibu Guru adalah sosok yang sangat berjasa kepada kita. Membukakan pintu-pintu ilmu bagi kita sehingga dalam diri kita bertambah ilmu dan hikmah. Bapak Ibu Guru juga seorang yang dituakan karena ilmu dan posisi beliau. Walau terkadang guru lebih muda dari kita, seperti ustadz-ustadz kita yang memberikan tausiyah di pengajian-pengajian. Maka kepada yang dituakan kita wajib untuk santun dan hormat kepada beliau.

Rasulullah ﷺ bersabda di dalam hadis yang diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi:

لَيْسَ مِنَّا مَنْ لَمْ يَرْحَمْ صَغِيرَنَا وَيُوَقِّرْ كَبِيرَنَا

Artinya: Bukan dari kami orang yang tidak menyayangi anak kecil dan tidak menghormati orang yang dituakan diantara kami. (HR Imam Tirmidzi).

Santun dalam bertutur kata, serta santun dalam bersikap. Tidak memanggil dengan nama beliau, namun dengan didahului dengan kata yang menunjukkan pengormatan, misalnya Pak Ahmad, Ustadz Ahmad, Syaikh Ahmad dan lain lain bergantung pada posisi beliau. Menyebut namanya saja secara langsung termasuk dalam perilaku yang tidak sopan.

Ketika duduk dihadapan guru kita, hendaklah duduk dengan santun, tawadhu’ dan tenang serta penuh penghormatan. Tidak bertelekan dan tidak mengangkat kaki yang menunjukkan kekurangsantunan.

Keteladanan Imam Syafi’i dalam hal kesantunan ini adalah ketika mau membalik halaman kerta dalam buka dilakukan dengan hati-hati jangan sampai gurunya (Imam Malik) mendengar suara kertas yang Beliau balik sebagaimana dinukil dalam buku 101 riwayat adab menuntut ilmu.

Imam Syafi’I berkata:

كُنْتُ أَصْفَحُ الوَرَقَةَ بَيْنَ يَدَي مَالِكٍ صَفْحًا رَفِيْقًا هَيْبَةً لَهُ لِئَلاَّ يَسْمَعَ وَقْعَهَا

Artinya: Dahulu aku membalik selembar kertas di hadapan imam Malik (guru imam Syafi’i) dengan halus karena merasa segan padanya dan agar ia tidak mendengar suaranya

  1. Mendengarkan penjelasan guru

Hendaklah seorang murid mendengarkan baik-baik apa yang disampaikan oleh Bapak Ibu Guru. Pandangan diarahkan kepada Bapak Ibu Guru dan fokus pada beliau. Jika tidak terpaksa, hindari menoleh ke kanan dan ke kiri atau ke atas dan ke bawah. Juga tidak membuat gaduh dalam majelis atau dalam kelas yang akan mengganggu Bapak Ibu Guru dalam menyampaikan pelajaran. Jika membawa smartphone hendaknya disilent atau dimatikan. Ketika diajar oleh Bapak Ibu Guru hendaknya tidak bermain smartphone terkecuali dalam pelajaran tersebut menggunakan smartphone sebagai media untuk pembelajaran. Dan murid hendaknya menggunakan smartphone tersebut benar-benar untuk mendukung pelajaran sesuai dengan arahan Bapak Ibu Guru.

Demikian tulisan ringan berkaitan dengan salah satu adab menuntut ilmu, yaitu penghormatan terhadap Bapak Ibu Guru. Bentuk penghormatan berupa memberikan salam ketika berpapasan, berlaku dan beritndak sopan santun serta mendengarkan dengan baik penjelasan Bapak Ibu Guru kita. Semoga Allah Ta’ala karuniakan adab yang baik untuk kita semua dan generasi kita, termasuk adab terhadap Bapak Ibu Guru kita. Sehingga ilmu yang kita dapatkan menjadi ilmu yang barakah, bermanfaat dan berbuah banyak kebaikan.

Wallahu a’lamu bishshowab. Nashrun minallahi wa fathun qarib.

Tito Yuwono, Dosen Jurusan Teknik Elektro-Universitas Islam Indonesia Yogyakarta, Sekretaris Majelis Dikdasmen PCM Ngaglik, Sleman, Ketua Joglo DakwahMu Almasykuri Yogyakarta

Exit mobile version