YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – “Tata laksana bayi prematur di Indonesia masih banyak mengalami stagnasi jika dibandingkan dengan program lain seperti HIV atau TB, padahal bayi prematur adalah salah satu risk factor terjadinya stunting.” Hal tersebut disampaikan oleh Supriyatiningsih selaku Project Manager and Clinical Setting Coordinator Program ‘Aisyiyah Neonatal dalam kegiatan Refreshment Training Resusitasi Bagi Bayi Prematur yang dilaksanakan pada Rabu, (29/3/2023).
Dalam kegiatan yang berlangsung secara online tersebut, Supriyatiningsih menyebut bahwa Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah bersama Majelis Kesehatan sejak tahun 2021 telah menjalankan kegiatan Intervensi Kesehatan Bayi Prematur Bersama dengan Leo and Mia Foundation. Leo and Mia Foundation adalah organisasi non pemerintah yang bermarkas di London, Inggris, di mana organisasi ini bergerak dalam upaya penurunan kematian akibat prematuritas di dunia.
Menurut Upi dalam kerjasama ini PP ‘Aisyiyah membuat upaya pemodelan peningkatan kapasitas layanan bayi prematur di RS dan penguatan peran serta kader di masyarakat dalam upaya pendampingan ibu dengan bayi prematur agar patuh datang ke fasilitas kesehatan untuk pemantauan tumbuh kembang, pendampingan kepada remaja putri dan pasangan usia subur tentang kesehatan reproduksi, upaya-upaya mencegah kejadian prematur sejak dini dan upaya mencegah stunting.
“Selama tiga tahun ini ‘Aisyiyah telah bekerjasama melakukan berbagai pendekatan baik secara klinis maupun komunitas, melakukan tata laksana bagi bayi yang dilahirkan dengan kondisi prematur,” terang Supriyatiningsih yang akrab disapa Upi. Training Resusitasi bayi premature ini disebut Supriyatiningsih juga merupakan upaya untuk menyegarkan dan menguatkan kembali ketrampilan klinis para tenaga Kesehatan terkait bayi prematur.
“Resusitasi neonatal adalah suatu keterampilan klinis yang harus dikuasai oleh tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan tingkat satu maupun tingkat lanjut atau di RS dan kita sangat bangga karena kita memiliki dokter spesialis di bidang pediatrik yang sangat konsen baik dalam pemberdayaan komunitas maupun dalam sisi keilmuan secara klinis,” ujar perempuan yang juga merupakan dokter spesialis kandungan ini.
Upi mengharapkan para tenaga kesehatan baik perawat maupun dokter yang hadir akan terus meningkatkan semangatnya dalam berbuat untuk gerakan pelayanan dan penyelamatan anak bangsa salah satunya adalah bagi bayi premature yang tergambar dari kegiatan training yang dilakukan ini. “Refreshing ini mengingatkan dan meningkatkan kemampuan Bapak Ibu semua, baik dokter maupun perawat dari IGD, Puskesmas, Rumah Sakit yang akan akan mendapatkan refreshing materi resusitasi dari dari dokter Komar dan dokter Bambang dengan berbagai update dari tata laksana bayi premature.”
Materi pelatihan disampaikan oleh M. Bambang Edi Susyanto, seorang dokter spesialis anak di Asri Medical Center (AMC), Yogyakarta dan Mohammad Komarudin, Direktur Utama RS PKU Muhammadiyah yang juga merupakan dokter spesialis anak. (Suri)