PURWOKERTO, Suara Muhammadiyah – Masjid At Tajdiid yang terletak di lingkungan Kampus 2 Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP), Sokaraja, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah itu disebut-sebut sebagai masjid termegah di Purwokerto.
Masjid yang belum lama diresmikan oleh Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof Dr KH Haedar Nashir itu kini ada tujuh kegiatan selama dibulan suci Ramadhan. Diantaranya, kajian dan shalat tarawih, ifthar jama’I, sholat Jumat, dan sholat lima waktu.
Adapun kegiatan lain yang digelar di Masjid At Tajdiid yakni pokso mudik atau arus mudik, dan layanan kesehatan pada arus mudik lebaran.
Rektor UMP sekaligus Ketua Takmir Masjid At Tajdiid Assoc Prof Dr Jebul Suroso mengatakan, masjid At Tajdiid harus menjadi pusat peradaban. Peran masjid sangat penting dalam membangun peradaban terutama sebagai pusat pendidikan.
“Pada zaman Rasul SAW masjid berfungsi untuk berbagai kegiatan. M. Qurais Shihab menyatakan bahwa masjid memiliki banyak fungsi diantarnya sebagai tempat ibadah (shalat), tempat konsultasi dan komunikasi masalah-masalah ekonomi, social dan budaya,” jelasnya.
Dijelaskan, masjid juga menjadi tempat pendidikan, tempat santunan sosial, tempat pengobatan, aula dan tempat menerima tamu, tempat menawan tahanan, tempat perdamaian dan pengadilan sengketa, pusat penerangan dan pembelaan agama.
“Masjid merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan umat. Adanya komunitas muslim dapat dipastikan di tempat itu ada masjid sebagai tempat ibadah kaum muslimin dalam upaya mendekatkan diri kepada Allah SWT dan sebagai pusat informasi bagi jamaah,” jelasnya.
Rektor UMP menambahkan, Masjid At Tajdiid Purwokerto ini merupakan salah satu masjid termegah yang ada di Purwokerto, ia mengajak untuk menjadikan masjid tersebut menjadi pusat peradaban umat, tempat untuk merancang masa depan.
“Pada masa awal sejarah Islam, masjid menjadi lembaga pendidikan utama. Pada saat itu masjid, dengan segala perlengkapan yang ada dipergunakan sebagai sarana mendidik umat Islam. Inilah yang dilakukan Rasulullah SAW di masjid Nabawi. Rasulullah di masjid tersebut mendidik umat Islam dari segala umur dan jenis kelamin; dewasa, remaja, anak-anak, baik laki-laki maupun perempuan,” ungkapnya.
Dari sejarah, lanjut Assoc Prof Dr Jebul Suroso, dapat terlihat bahwa kaum muslimin dapat naik ke puncak peradaban dunia berawal dari masjid. Kemudian mereka jatuh dari sana disebabkan karena menjauhi masjid.
“Ini artinya, masjid sejatinya merupakan pusat peradaban Islam. Oleh karena itu jika ingin meraih kemajuan seperti masa lalu, maka umat Islam harus memulainya dari masjid, sekiranya tepat masjid at tajdid ini menjadi tempat bergerak memimpin peradaban secara berjamaah,” pungkasnya. (tgr)