TEMANGGUNG, Suara Muhammadiyah – Sudah menjadi agenda rotin tahunan bahwa Pondok Pesantren Al-Mu’min Muhammadiyah Tembarak (Almatera) Temanggung mengadakan Praktik Dakwah di bulan Ramadhan bagi santri kelas XI Madrasah Aliyah. Adapun lokasi Praktek Dakwah Lapangan pada bulan Ramadhan tahun 1444 Hijriyah berada di dua lokasi yaitu Salaman Kabupaten Magelang yang menjadi lokasi santriwan dan terbagi menjadi delapan kelompok, dan Sigaluh Kabupaten Banjarnegara lokasi Santriwati yang terbagi menjadi sepuluh kelompok yang masing-masing kelompok tediri dari tiga orang.
Kegiatan Praktik Dakwah yang diikuti oleh 57 santri, berlangsung selama sepuluh hari mulai tanggal (4-13/4/2023) yang dilepas oleh Kepala Madrasah Aliyah Makmun Pitoyo pada hari Selasa (4/4/2023) bersama dengan ketua panitia Muhammad Khusni Asyiba’i yang bertempat di Masjid Kampus I dan diberikan pengarahan khusus oleh Direktur Pondok Pesantren Syamsuri Adnan yang berpesan agar selama kegiatan berlangsung, para santri harus mampu mengoptimalkan waktunya sesuai dengan tujuan dari pratik dakwah lapangan yang menjadi tugas utamanya.
“Praktih dakwah yang tujuanya; mempraktikkan ilmu pengetahuan yang diterima oleh para santri selama belajar di pondok dan disampaikan di tengah masyarakat, mengenal kondisi masyarakat yang majemuk yang kulturnya hiterogen, serta mengenalkan lebih dekat terhadap keberadaan pondok pesantren yang menjadi salah satu alternatif sebagai tempat belajar yang selama dua puluh empat penuh berada dalam pengawasan para ustadz,” lanjut Makmun Pitoyo selaku kepala Madrasah Aliyah.
Untuk memantapkan para santri agar praktik dakwah lapangan (PDL) yang dilaksanakan berjalan dengan baik, para santri telah diberikan pembekalan selama beberapa hari dengan materi yang berhubungan erat dengan praktih dakwah. Masing-masing kelompok yang bertempat tinggal di rumah orang tua asuh, satu sama lainnya akan berkoordinasi dalam menjalankan program yang berada dalam satu wilayah.
Untuk mengoptimalkan program yang akan dijalankan oleh masing-masinga kelompok, masing-masing kelompok dibimbing oleh para guru pembimbing. Melalui pembimbingan tersebut, para santri akan mendapatkan pengarahan yang bersifat teknis maupun nonteknis.
Rasa bahagia yang dirasakan oleh para santri dalam menjalankan praktik dakwah meskipun berada di luar pondok, diungkapkan oleh beberapa santri. ”Saya merasa senang dan bahagia, karena bisa mempraktikkan ilmu yang dimiliki selama ini dan bisa membaur di tengah-tengah masyarakat dan belajar kepada masyarakat pula yang setelah tamat dari pondok akan dialami langsung untuk bersosial,” ungkap Karuma Najla Safila, Azkia Azzami Galanika dan teman-teman lainnya. (A Khamid)