“Wahai orang- orang yang beriman, mintalah pertolongan kepada Allah dengan sabar dan sholat. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.” (Al Qur’an Surat Al Baqarah : 153)
KUDUS, Suara Muhammadiyah – Dosen Universitas Muhammadiyah Kudus (UMKU), Supardi, S.E., M. Kes., menyampaikan materi Kajian Al Islam Ramadhan Pimpinan Komisariat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (PK IMM) Arrobbani UMKU dengan tema “ Sholat dan Kesehatan ” yang diikuti mahasiswa dan aktivis IMM Arrobbani secara luring yang diselenggarakan pada hari Rabu, 5 April 2023 di Masjid Arrobbani UMKU, Jalan Ganesha 1, Purwosari, Kota, Kabupaten Kudus, setelah acara kajian Al Islam dilaksanakan buka bersama dan sholat maghrib berjamaah.
Adapun materi yang diterima oleh peserta Kajian Al Islam adalah Sholat dan Kesehatan.
Supardi yang juga Kepala Badan Studi Islam dan Kemuhammadiyahan (BSIK) UMKU menjelaskan seseorang sebelum melaksanakan sholat maka diwajibkan wudhu, sedangkan Wudhu yang dilakukan secara berulang merupakan dasar kebersihan individu. Bagian yang terusap saat wudhu adalah bagian tubuh yang terlihat jelas dan yang paling banyak bersentuhan dengan segala sesuatu di luar tubuh.
Bagian tersebut rentan membawa penyakit, seperti bagian mulut, telinga dan tangan. Wudhu berfungsi tidak hanya menghilangkan najis, namun juga menghilangkan sisa kotoran, dan segala hal yang melekatnya. Sehingga bagian tubuh tersebut tidak menjadi tempat melekatnya bakteri, virus atau mikroba dan tubuh manusia dapat terhindar dari penyakit.
Debu, kotoran atau kuman yang terdapat ditanah atau udara sangat mungkin menempel pada kulit tubuh yang juga menjadi tempat mengeluarkan sisa metabolisme dalam bentuk keringat atau minyak. Jika pori-pori kulit tertutup oleh debu atau kotoran, maka keringat atau minyak tidak bisa keluar dengan sempurna. Pori-pori kulit juga sebagai perangkat pernafasan. Meskipun kadarnya sangat kecil, kulit juga menghirup oksigen dan mengeluarkan karbondioksida.
Supardi yang juga anggota Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah Pimpinan Cabang Muhammadiyah Kota Kudus menjelaskan bahwa kedudukan Sholat Dalam Islam ada 4 (empat), yaitu
Pertama, sebagai Arkanul Islam, sesuai Sabda Nabi Muhammad SAW yang artinya “ Islam itu dibangun atas lima perkara, Persaksian bahwa tiada Tuhan selain Allah dan bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya, mendirikan sholat, haji ke Baitullah dan puasa bulan Ramadan”. (HR. Bukhari, Muslim)
Kedua, sebagai pilar (tiang) agama, sesuai Sabda Nabi Muhammad SAW yang artinya “ Pokok urusan adalah Islam, sedang tiangnya adalah sholat dan puncaknya adalah berjuang di Jalan Allah”. (HR. Tirmidzi, Ibnu Majah)
Ketiga, sebagai pembeda antara orang Islam dan kafir, sesuai Sabda Nabi Muhammad SAW yang artinya “ Batas diantara seseorang dengan kesyirikan itu adalah meninggalkan sholat”. (HR. Muslim, Abu Daud, Tirmidzi, dan Ibnu Majah)
Keempat, sebagai ibadah yang pertama dihisab, sesuai Sabda Nabi Muhammad SAW yang artinya “Amalan yang mula-mula dihisab dari seseorang hamba pada hari kiamat adalah sholat. Jika ia baik, baiklah keseluruhan amalnya, sebaliknya jika jelek, jeleklah pula semua amalannya”. (HR. Thabrani)
Supardi yang juga Ketua Pimpinan Ranting Muhammadiyah Burikan Kota Kudus menjelaskan kembali bahwa Hikmah-hikmah didalam ibadah sholat fardlu, sebagai berikut :
Pertama, dapat mencegah perbuatan keji dan munkar, sebagaimana firman Allah SWT dalam QS. Al Ankabut : 45, yang artinya “ Sesungguhnya sholat itu mencegah perbuatan keji dan munkar. Dan sungguh mengingat Allah itu adalah lebih utama”.
Kedua, dapat dijadikan sarana memohon pertolongan dari Allah, sebagaimana firman Allah SWT dalam QS. Al Baqarah:153, yang artinya “ Hai orang-orang beriman, mohonlah pertolongan kepada Allah dengan sabar dan sholat”.
Ketiga, dapat mengingat Allah, sebagaimana firman Allah SWT dalam QS. Thaha; 14, yang artinya “ Dirikanlah sholat untuk mengingat Allah”.
Keempat, dapat menghapus dosa, sebagaimana Sabda Nabi Muhammad SAW, yang artinya “ Dari Abu Hurairah ra: Sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda; dan dalam hadis Bakar disebutkan bahwa dia mendengar Rasulullah SAW bersabda; Bagaimana pendapat kalian, jika kamu mandi lima kali setiap hari, masih adakah kotoran yang melekat di badan kalian?. Mereka menjawab tidak, ya Rasulullah. Sabda beliau; Seperti itulah shalat lima waktu, Allah menghapus segala dosa-dosa kecil”. (HR. Muslim)
Supardi menegaskan kembali bahwa bagaimana nilai Islam mampu mencegah gangguan-gangguan psikiatri ada 4 (empat) hal yang meliputi :
- Depresi. Kejadian negatif sehari-hari merupakan faktor resiko paling umum dan utama bagi terwujudnya depresi. Islam memiliki peran yang sangat penting bagi muslim untuk mengatasi kejadian negatif sehari-hari. Muslim bukanlah manusia super, namun jika seseorang mengalami kejadian negatif maka dianjurkan untuk selalu mengambil sisi positif dari hal itu (hikmah di balik musibah) atau jika masalahnya terkait masalah klinis, maka dianjurkan untuk mencari pertolongan profesional, seperti yang tertulis dalam Al-Quran: “Dan Kami tinggikan bagimu sebutan (nama) mu, karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” (QS. Asy-syarh: 5-6).
- Berduka. Sedih atau berduka merupakan reaksi normal akan kehilangan dalam hidup. Muslim percaya bahwa setiap kesakitan, hidup, mati, dan gembira datangnya dari Tuhan, dan hanya Tuhan yang mampu memberikan kekuatan untuk bertahan. Mereka percaya bahwa setiap kehilangan merupakan ujuan dari Tuhan dan dengan bersabar dan percaya akan rahmat Tuhan mereka bertahan. Keyakinan ini biasanya mampu membantu mereka untuk pulih dan membantu proses penyembuhan. Dalam Islam terdapat konsep sabar yang jika diterapkan sangatlah terapeutik bagi kesehatan mental, hal ini seperti yang tertulis dalam Al-Qur’an “(Yaitu) orang-orang yang apabila mereka ditimpa oleh suatu kesusahan, mereka berkata: Sesungguhnya kami adalah kepunyaan Allah dan kepada Allah jugalah kami kembali.” (QS. Al-Baqoroh: 156)
- Kecemasan. Penyebab kecemasan dan depresi pada umumnya adalah kesalahan kognisi, yang membuat pasien memiliki pikiran maladaptif seperti, “aku rasa aku tidak sanggup lagi menghadapi ini”, “hidup ini terlalu sulit bagiku”, “tidak ada satu orang pun yang mengerti”. Mengingatkan bahwa Allah selalu ada dan menggiringnya untuk selalu percaya pada Tuhan sangatlah membantu pasien dalam keadaan ini. Seperti yang tertulis dalam Al-Qur’an “…Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakal kepada-Nya.” (QS. Al-‘Imran;159).
- Gangguan Obsesif-Kompulsif. Dari perspektif Islam, pikiran obsesif disebut wasawis (plural dari waswasah), adalah bisikan kepada hati dan pikiran manusia oleh setan. Pengalaman manusia terhadap wasawis tidak mengenal usia, jenis kelamin, kepercayaan dan keimanan. Namun pengaruh dari hal ini berbeda antara satu orang dengan orang lain, ada yang hanya berakibat pada kekhawatiran kecil, ada pula yang sampai berpengaruh terhadap spiritualitas, mental, emosional, psikologis dan kapasitas sosial.
(Wakhidah Noor Agustina)