JAKARTA, Suara Muhammadiyah – Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) mendapat kehormatan menjadi tuan rumah acara Santunan Yatim/Dhuafa dan Buka Puasa Bersama dengan Kedutaan Besar Republik Rakyat Tiongkok (Kedubes RRT) untuk Indonesia, Kamis (06/04/2023).
Ketua Badan Pembina Harian UMJ Prof. Dr. Abdul Mu’ti, M. Ed. dan Rektor UMJ Dr. Ma’mun Murod, M. Si., beserta jajarannya menyambut kehadiran Kuasa Usaha Ad Interim dan Minister Kedubes RRT Zhou Kan beserta jajaran di Aula FKK UMJ.
Dalam sambutannya, Rektor UMJ Dr. Ma’mun Murod, M.Si., memperkenalkan Muhammadiyah dan UMJ sebagai bagian dari Amal Usaha Muhammadiyah. Ma’mun menyampaikan bahwa Kedatangan Kedubes Tiongkok untuk Indonesia di UMJ merupakan sebuah kehormatan.
Sebelumnya UMJ telah melakukan kerja sama dengan beberapa perguruan tinggi di Tiongkok. Ia berharap pertemuan ini dapat mengawali jalinan kerja sama antara UMJ dengan Kedubes Tiongkok untuk Indonesia di bidang pendidikan baik dalam program pertukaran mahasiswa, kolaborasi riset, maupun beasiswa studi.
“Termasuk kalau memugkinkan bisa membuka pusat kebudayaan China di UMJ. Kalau kerja sama ini bisa dilakukan, ini merupaan yang pertama kerja sama dengan universitas Muhammadiyah,” ungkap Ma’mun.
Hal penting yang menurut Ma’mun perlu digarisbawahi bahwa Muhammadiyah merupakan representasi dari organisasi Islam yang moderat. “Komitmen Muhammadiyah sejak awal untuk mengedepankan prinsip Islam moderat ditandai dengan praktik langsung. Tidak hanya bicara toleransi di mulut tapi juga praksis di lapangan,” ungkap Ma’mun.
Zhou Kan mengatakan bahwa Indonesia adalah tetangga yang baik, mitra yang mesra dan saudara yang tulus. Kemitraan strategis dan komprehensif kedua negara berkembang pesat dan telah menghasilkan bukti nyata. Tiongkok telah menjadi mitra dagang yang besar dan sumber utama investasi Indonesia.
Hubungan Indonesia dan Tiongkok telah terjalin dan semakin erat dengan adanya bantuan kemanusiaan saat bencana terjadi di Indonesia mulai dari tsunami Selat Sunda hingga pandemi Covid-19. Bantuan tersebut di antaranya disalurkan melalui Muhammadiyah.
Dari sejarah hubungan Indonesia dan Tiongkok, Zhou ingin menyampaikan bahwa hubungan yang terjalin antara keduanya merupakan hubungan yang sangat baik dan saling mendukung. Termasuk hubungan dengan komunitas muslim dunia, salah satunya Muhammadiyah.
Hal tersebut disampaikannya setelah mendapati aksi demonstrasi yang dilakukan sekelompok orang yang menuduh adanya tindakan genosida dan diskriminasi oleh pemerintah Tiongkok kepada komunitas muslim di Tiongkok. Namun melalui sambutannya, Zhou menyampaikan pesan damai dan menjelaskan bahwa tidak ada perlakuan diskriminasi komunitas muslim di Tiongkok.
“Wilayah Xinjiang terdapat 25.000 masjid, setiap 500 muslim memiliki satu masjid. Lebih dari 10 tahun terakhir masyrakat muslim di China meningkat 20% pertahun. Dengan data tersebut bahwa isu genosida adalah propaganda dan memiliki motif tersembunyi. Sejatinya Tiongkok dan dunia Islam saling menghormati dan bekerja sama untuk menjaga perdamaian dunia dan keragaman peradaban, yang mencerminkan inisiatif peradaban global yang diusulkan oleh Presiden Xi Jinping,” ungkap Zhou.
Inisiatif peradaban global menyerukan agar semua negara menghormati peradaban lain dan mempertahankan semangat kesetaraan, saling belajar, dialog, dan toleransi. Juga menggalakkan nilai-nilai manusia seperti perdamaian, pembangunan, keadilan, demokrasi, kebebasan, dan kesetaraan. Tiongkok ingin memperkuat pertukaran budaya internasional, saling mengerti antar bangsa, dan mendorong kemajuan peradaban manusia.
Muhammadiyah dan Tiongkok telah melakukan persahabatan yang baik dan melakukan kerja sama. dalam kunjungan terakhir Ketum PP Muhammadiyah Prof. Dr. Haedar Nashir, M. Si. dan delegasi di China, Kedubes dan perusahaan Tiongkok melalui Muhammadiyah telah memberikan bantuan kepada korban tsunami Selat Sunda, sumbangan ambulans, mesin medis dan alat medis lainnya ke RS Muhammadiyah. Tiongkok juga telah memberikan beasiswa kepada mahasiswa Muhammadiyah pada tingkat perguruan tinggi.
Kali ini untuk pertama kalinya Tiongkok melakukan kerja sama dengan Muhammadiyah dalam bentuk santunan yatim dan dhuafa ke masyarakat Indonesia. Zhou Kan berharap acara ini sebagai salam penghormatan Tiongkok kepada muslim di Indonesia sekaligus mempererat persahabatan rakyat kedua negara.
“Tiongkok juga bersedia untuk terus memperkuat kerja sama dengan Muhammadiyah di bidang kemanusiaan, kesehatan, agama, pendidikan, dan lain-lain. serta meningkatkan persahabatan kedua negara dalam membangun komunitas senasib sepenanggungan,” tutup Zhou Kan.
Acara yang berlangsung dengan sangat meriah dan penuh dengan kehangatan tersebut diakhiri dengan memberikan santunan kepada anak yatim dan dhuafa serta buka bersama. Santunan diberikan kepada 100 dari kalangan warga RW 02, Yayasan Assa’adah, dan Yayasan Ar-Rahman. Kegiatan ini juga diikuti oleh sivitas akademika UMJ. (RZ/QF/KSU)