YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – “Semua kita tahu, tidak ada waktu yang tidak dimintai pertanggung jawabannnya oleh Allah swt. Sedetik, dua detik, semenit, dua menit, sampai harian. Semuanya akan dimintai pertanggungjawaban kelak”. Ucap ustadz dr Agus Taufiqurrahman, Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah ini, saat mengawali ceramahnya sebelum shalat tarawih pada malam ke-17 Ramadhan, di Masjid Islamic Center UAD.
Pada dasarnya ketika hendak mengisi waktu yang ada, pasti akan selalu ditanyakan tentang kebenaran waktu yang dipilih. Apakah sesuai dengan aktivitas yang akan dijalani atau tidak, jika benar maka seseorang akan menjalaninya dengan penuh ketenangan. Di dalam hukum Islam, ada hal-hal yang sifatnya mubah untuk dilakukan, salah satunya tidur.
Dari segi fikih, tidur itu menyandang hukum mubah dan tidak wajib, artinya boleh-boleh saja. Secara umum, orang-orang akan berpendapat demikian. Tapi dari sisi lain, tidur juga bisa memiliki hukum wajib. Hal ini berlaku jika seseorang lebih ‘memilih’ untuk tidak tidur berkepanjangan.
Bahkan Rasulullah juga mengingatkan bahwasanya seluruh tubuh itu punya hak untuk diistirahatkan. Begitupun dengan hidup, jika seseorang memilih untuk melakukan sesuai petunjuk yang diberikan, maka akan dinyatakan lulus. Jika seseorang diuji, maka sepatutnya seseorang itu melapor kepada yang menguji agar diringankan bebannya.
Tapi ingat, berat dan ringan dari setiap hal yang dihadapi, semua sudah memiliki takaran di sisi Allah swt. Ia tidak akan menguji diluar batas kemampuan hamba-Nya. Hal ini pun sudah ditegaskan-Nya dalam Al-qur’an. Oleh karena itu, banyak atau sedikitnya waktu yang dimiliki sekarang, gunakan sebaik mungkin. Isilah dengan hal-hal yang bermanfaat, agar bisa menjadi pilihan yang tidak disesali kemudian hari.
“Semoga Allah menjadikan kita orang yang iman-imannya kuat, sehingga peristiwa apapun yang terjadi tidak menjadikan kita kehilangan kenikmatan hidup,” tutupnya. (Siti Kamaria)