MAKASSAR, Suara Muhammadiyah – Puluhan pengurus Muhammadiyah menghadiri acara nonton bareng (nobar) film Buya Hamka di Bioskop 21, Mall Panakkukang Makassar pada Ahad, 9 April 2023.
Nobar tersebut difasilitasi Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sulsel, dengan mengundang perwakilan ormas Islam. Secara resmi, film ini baru bisa diakses publik di bioskop pada 20 April 2023.
Film Buya Hamka, yang disutradarai oleh Fajar Bustomi, menceritakan tentang perjalanan hidup dari ulama terkemuka Indonesia, Buya Hamka.
Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sulsel, yang membidangi Seni Budaya, Dr Pantja Nurwahidin menyatakan bahwa film tersebut dapat memberi inspirasi bagi pejuang Islam masa kini.
“Buya Hamka bukan sekadar berdakwah melalui mimbar, melainkan juga melalui tulisan. Beliau menyuarakan api tauhid melalui tulisannya di surat kabar di zaman itu,” jelas Wakil Ketua PWM Sulsel ini.
Selain mendakwahkan ajaran Islam, lanjut Pantja, Buya Hamka juga menggelorakan semangat kemerdekaan melalui tulisan-tulisannya, yang banyak memberi dukungan pada kaum pergerakan nasional, yang dimotori Soekarno.
Hal yang cukup menarik, menurut Pantja, adalah sepak terjang Buya Hamka sebagai aktivis Muhammadiyah.
“Dalam film volume pertama, kita menyaksikan, bagaimana kiprah Hamka dalam mengembangkan Muhammadiyah di Makassar dan Medan. Yang menarik, kiprah aktivisme Hamka tidak diceritakan secara mulus. Ia pernah diberhentikan sebagai Ketua Muhammadiyah Sumatera Timur. Hal itu menunjukkan bahwa sutradara film ini, berupaya untuk menggambarkan Hamka secara objektif,” ujar Alumni Program Doktor Universitas Negeri Jakarta ini.
Selain Pantja, tampak pula Wakil Ketua PWM Sulsel Dr KH Mustari Bosra, serta aktivis Muhammadiyah lainnya, seperti Basti Tetteng, Hadisaputra, dan Ilham Hamid. Hadir pula Ketua PW Aisyiyah Sulsel Dr Mahmudah, serta para aktivis Pimpinan Angkatan Muda Muhammadiyah Sulsel.
Acara nobar film Buya Hamka ini mendapatkan sambutan yang sangat baik dari para penonton yang hadir. Mereka menyatakan bahwa acara ini merupakan sarana yang baik untuk meningkatkan pemahaman dan apresiasi terhadap sejarah dan budaya Indonesia, terutama dalam hal agama dan perjuangan kemerdekaan.