Ramadhan, Momentum Perubahan Diri Jadi Muslim Berkemajuan

Dahlan Rais

Foto UMS/SM

SURAKARTA, Suara Muhammadiyah – Gema Kampus Ramadan (GKR) Universitas Muhammadiyah Surkarta (UMS) kembali menggelar Tabligh Akbar putaran terakhir 1444 H dengan mengambil tema “Ramadan sebagai Bulan Muhasabah”, Jumat, (14/4) yang dilaksanakan di Masjid Hj., Sudalmiah Rais.

Wakil Rektor II, Prof., Dr., Muhammad Da’i, S.Si., M.Si., Apt., menyampaikan ketika memasuki waktu akhir di bulan Ramadan ini, patut untuk melakukan muhasabah.

“Sehingga pada tema ini, kita sebagai umat Islam tentu memiliki tanggung jawab dapat memperbaiki keadaan. Dengan sisa waktu yang tinggal menghitung hari lagi, dapat dimaksimalkan lagi,” ungkapnya.

Pada momentum Ramadan ini, lanjutnya, kita menjadi pribadi yang lebih baik. Sehingga bekumpulnya orang-orang baik ini bisa membangun Indonesia dengan lebih baik, dan juga menciptakan masyarakat Islam yang sebenar benarnya.

“Semoga pada kajian ini betul-betul bisa membawa manfaat, untuk meningkatkan keislaman dan keimanan kita sehingga menjadi pribadi muslim yang kaffah,” pungkasnya.

Dalam kesempatan itu, narasumber Tabligh Akbar, Drs., H., Ahmad Dahlan Rais, M.Hum., mengungkapkan di akhir bulan Ramadan ini, tidak boleh menyerah dan tetap harus meningkatkan ibadah kita kepada Allah SWT.

“Ramadan ini saya ibaratkan sebuah pelatihan, atau saya menyebutnya adalah up garading. Sehingga kita dapat menjalani proses yang dijalani ini apakah membawa perubahan pada diri kita atau tidak?,” papar Dahlan.

Dia menyampaikan, kalau tidak ada perubahan dalam diri kita, berarti sejauh ini kita hanya puasa untuk menahan lapar dan haus saja.

“Dalam hadist diriwayatkan bahwa ada orang yang berpuasa, tidak mendapat pahala puasa kecuali hanya menahan lapar dan haus saja,” tambahnya.

Dalam puasa di bulan Ramadan ini kita dilatih untuk jujur. Kejujuran ini satu hal yang sangat penting, yang bermuara pada taqwa. Seperti pada Qs., Al Ahzab ayat 70 yang berbunyi ‘Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kamu kepada Allah dan ucapkanlah perkataan yang benar’.

“Selain itu pada Qs., At-Taubah ayat 119 yang memiliki arti ‘Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah, dan bersamalah kamu dengan orang-orang yang benar’. Dari kedua ayat tersebut, hendaknya kita melatih kejujuran sebagai wujud taqwa kita kepada Allah SWT,” terang Dahlan.

Jadi latihan kejujuran ini sudah langka kita temukan, Apapun itu kejujuran amat penting, karena kejujuran akan membawa arah kebaikan.

“Orang akan percaya pada kita kalau kita jujur, karena kejujuran merupakan tanda keimanan dan bukti ketaqwaan. Jadi kepercayaan berasal dari kejujuran, kejujuran menumbuhkan kepercayaan dan kepercayaan akan memudahkan segala urusan,” ungkapnya.

Pelajaran ke dua pada bulan Ramadan ini, tambahnya, yaitu disiplin karena kita sebenarnya di desain untuk menghargai waktu.

“Selain disiplin, kita juga dilatih untuk saling berbagi bersama. Mulaidari menyisihkan uang saku kita, seberapapun itu akan sangat berarti untuk orang lain yang membutuhkan. Dari Latihan itu, akan muncul suatu kebiasaan,” jelasnya.

Menurutnya, di bulan Ramadan ini terjadi perubahan pada diri kita menjadi manusia yang jujur disiplin, menghargai waktu dan menjadi pembelajar yang baik. Pemahaman taqwa, jangan hanya dikaitkan dengan ibadah semata, tetapi juga membentuk kepribadian yang unggul. (Fika/Riz)

Exit mobile version