Perjalanan Mudik Yang Asyik Lagi Barakah
Oleh: Tito Yuwono
Menjelang lebaran
Mudik ke kampung halaman
Silaturahmi ke orang tua, kerabat serta handai taulan
Birrul walidain dan hiburan
Perjalanan perlu dipersiapkan
Ilmu agama dipraktikkan
Memperkuat aqidah dan keimanan
Perjalanan barakah lagi menyenangkan
Sudah menjadi tradisi di tempat kita bahwa setiap menjelang lebaran banyak yang melakukan mudik ke kampung halaman. Tujuannya adalah silaturrahmi dan sowan kepada orang tua dan juga sanak saudara di kampung halaman. Mudik ini menjadi bagian membahagiakan orang tua, sehingga berpahala jika diniatkan untuk kebaikan.
Di beberapa group jejaring sosial sudah mulai mendiskusikan perihal mudik ini agar perjalanan nyaman, termasuk di mana saja yang berpotensi penumpukan kendaraan sehingga membuat macet. Juga persiapan-persiapan apa saja yang harus dilakukan, seperti memastikan kendaraan dalam kondisi normal, bekal-bekal yang perlu di bawa dan lain-lain.
Aspek-aspek lain yang sering terluput dari aktivitas mudik adalah bagaimana aktvitas mudik ini menjadi aktivtas yang menyenangkan sekaligus momentum untuk pendidikan kelauarga, sehingga perjalanan mudiknya menjadi perjalanan yang menyenangkan lagi barakah. Karena banyak hikmah dan manfaat yang diambil ketika melakukan perjalanan jauh bersama keluarga.
- Mempraktikkan ilmu berkaitan dengan safar
Perjalanan mudik kampung halaman menjadi momentum untuk mempraktikkan ilmu berkaitan dengan tuntunan ibadah ketika sedang bepergian. Diantaranya adalah:
- Berdoa keluar rumah dan naik kendaraan. Kita praktikkan doa keluar rumah dengan berdoa sebagaimana tuntunan Rasulullah ﷺ yang diriwayatkan oleh Imam Abu dawud dan Imam Tirmizi:
بِسْمِ اللهِ تَوَكَّلْتُ عَلَى اللهِ، لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ
Artinya: “Dengan nama Allah, aku bertawakkal kepada Allah. Tiada daya dan kekuatan kecuali dengan Allah.” (HR. Imam Abu dawud dan Imam Tirmizi)
Juga berdoa ketika hendak naik kendaraan, dengan doa:
سُبْحَانَ الَّذِى سَخَّرَ لَنَا هَذَا وَمَا كُنَّا لَهُ مُقْرِنِينَ وَإِنَّا إِلَى رَبِّنَا لَمُنْقَلِبُونَ
Artinya:” Mahasuci Allah yang telah menundukkan untuk kami kendaraan ini, padahal kami sebelumnya tidak mempunyai kemampuan untuk melakukannya, dan sesungguhnya hanya kepada Rabb kami, kami akan kembali.”
Sebagaimana dalam Al-quran surat Az-Zukhruf ayat 12 – 4.
Bisa juga dengan versi panjangnya, sebagaimana hadis Rasulullah ﷺ yang diriwayatkan oleh Imam Muslim:
سُبْحَانَ الَّذِى سَخَّرَ لَنَا هَذَا وَمَا كُنَّا لَهُ مُقْرِنِينَ وَإِنَّا إِلَى رَبِّنَا لَمُنْقَلِبُونَ اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ فِى سَفَرِنَا هَذَا الْبِرَّ وَالتَّقْوَى وَمِنَ الْعَمَلِ مَا تَرْضَى اللَّهُمَّ هَوِّنْ عَلَيْنَا سَفَرَنَا هَذَا وَاطْوِ عَنَّا بُعْدَهُ اللَّهُمَّ أَنْتَ الصَّاحِبُ فِى السَّفَرِ وَالْخَلِيفَةُ فِى الأَهْلِ اللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوذُ بِكَ مِنْ وَعْثَاءِ السَّفَرِ وَكَآبَةِ الْمَنْظَرِ وَسُوءِ الْمُنْقَلَبِ فِى الْمَالِ وَالأَهْلِ
“Mahasuci Allah yang telah menundukkan untuk kami kendaraan ini, padahal kami sebelumnya tidak mempunyai kemampuan untuk melakukannya, dan sesungguhnya hanya kepada Rabb kami, kami akan kembali. Ya Allah, sesungguhnya kami memohon kepada-Mu kebaikan, taqwa dan amal yang Engkau ridhai dalam perjalanan kami ini. Ya Allah mudahkanlah perjalanan kami ini, dekatkanlah bagi kami jarak yang jauh. Ya Allah, Engkau adalah rekan dalam perjalanan dan pengganti di tengah keluarga. Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari kesukaran perjalanan, tempat kembali yang menyedihkan, dan pemandangan yang buruk pada harta dan keluarga.” (HR. Imam Muslim)
- Dalam perjalanan, ketika melewati jalan menurun kita baca Subhanallah, dan ketika jalan mendaki kita baca Allahu akbar.
- Juga ketika mendapati waktu sholat, maka disunnahkan untuk dijamak dan qoshor. Maka kita praktikkan bersama keluarga melakukan sholat jama’dan qoshor. Yang mungkin selama ini kita jarang melakukan karena jarang melakukan perjalanan/safar jauh.
- Memperkuat aqidah dan keimanan
Selain mempraktikkan ilmu agama berkaitan dengan safar, mudik juga bisa kita gunakan untuk memperkuat aqidah dan keimanan anggota keluarga. Dalam perjalanan mudik akan banyak dijumpai fenomena-fenomena baik fenomena alam maupun fenomena sosial. Ketika menjumpai ada persekitaran yang indah seperti pegunangan, lautan dan lain-lain, kita sampaikan bahwa ini adalah ciptaan Allah, sambil memuji dan mengagungkan Allah. Sebagai contoh “Maasyaa Allah, Nak, itu pegunungannya indah sekali”. “Maaasyaa Allah, padinya sedang menghijau karena karunia Allah Ta’ala, petaninya rajin yaa menanam seluas ini”,dan seterusnya. Sehingga akan tertanam di hati anak tentang kebesaran Allah Ta’ala.
- Menambah kehangatan dan keakraban keluarga
Bercanda bersama keluarga dalam kendaraan merupakan bumbu-bumbu kehangatan dan keakraban dalam keluarga. Dengan bercanda, membuat suasana perjalanan menjadi asyik dan segar. Membuat senang bahagia keluarga adalah bagian dari ibadah. Tentu bercanda yang dilakukan adalah bercanda yang baik yang tidak ada unsur mengolok-olok.
Demikian tulisan ringan berkaitan dengan perjalanan mudik yang asyik dan barakah. Kepada saudara-saudara kita yang mudik, kami ucapkan selamat bermudik ria, semoga perjalanan mudiknya menjadi perjalanan mudik yang asyik lagi barakah, selamat sampai tujuan. Fii Amanillah.
Wallahu a’lamu bishshowab. Nashrun minallahi wa fathun qarib.
Tito Yuwono, Dosen Jurusan Teknik Elektro-Universitas Islam Indonesia Yogyakarta, Sekretaris Majelis Dikdasmen PCM Ngaglik, Sleman, Ketua Joglo DakwahMu Almasykuri Yogyakarta