Bumikan Spirit Al-Maun, PRA Pingit Gelar Pengajian dan Pembagian Santunan Anak Yatim

Bumikan Spirit Al-Maun, PRA Pingit Gelar Pengajian dan Pembagian Santunan Anak Yatim

Bumikan Spirit Al-Maun, PRA Pingit Gelar Pengajian dan Pembagian Santunan Anak Yatim

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Dalam rangka memeriahkan Ramadhan dan menyambut Hari Raya Idul Fitri 1444 H, Pimpinan Ranting Aisyiyah (PRA) Pingit Yogyakarta menyelenggarakan kegiatan pengajian beserta pembagian santunan bagi anak yatim. Kegiatan tersebut dilaksanakan bertempat di Mushala Peleman Pingit Jetis I No 277, Yogyakarta, Selasa (18/4) yang dihadiri oleh warga dan anak yatim setempat.

Kegiatan di awali dengan pengajian yang disampaikan oleh Ustadz Hasyim Slamet Wisoto, S.Sn. Dalam tausiyahnya, Hasyim menyampaikan bahwa kehadiran anak yatim menjadi momentum untuk melindungi, memperhatikan, dan mengasihi. Ini merupakan keniscayaan. Bahkan ditegaskan oleh Hasyim Al-Qur’an sedemikian rupa menjangkarkan eksistensi anak yatim dalam kehidupan bukan untuk menampilkan perilaku sewenang-wenang, lebih-lebih menelantarkan tanpa rasa bersalah.

“Kita harus memahami bahwa Allah memberi wejangan kepada hamba-Nya ketika ada anak yatim yang dijumpai, maka janganlah berlaku sewenang-wenang terhadap mereka.  Justru sikap kita kepada mereka adalah dengan berbuat baik bahkan kalau bisa menyayangi sengan sepenuh cinta kasih,” ujarnya.

Dalam kesempatan itu, Hasyim mengajak kepada anak yatim untuk selalu berkiprah lewat koridor kebaikan. Lebih-lebih di dalam misi membangun peradaban yang mencerahkan dan berkemajuan harus menjadi komitmen bersama.

Di sisi lain, Sumiyati Amir selaku Ketua PRA Pingit Sumiyati Amir mengapresiasi kegiatan tersebut. Menurutnya penyelenggaraan dari kegiatan sosial-kemasyarakatan ini telah menjadi spirit dari gerakan Al-Maun sebagaimana yang telah diajarkan oleh Kiai Haji Ahmad Dahlan selaku pembaharu dan pendiri Persyarikatan Muhammadiyah.

“Alhamdulillah kami bersyukur karena pada hari ini dapat menyelenggarakan kegiatan pengajian dan pembagian santunan untuk anak-anak yatim yang berada di sekitar Mushala Peleman ini,” tuturnya.

Kepada Suara Muhammadiyah, Amir-demikian sapaan tenarnya-bahwa kegiatan ini telah digelar sejak tahun 1998. Bahkan sampai sekarang kegiatan tersebut terus hidup dalam napas semangat gerakan Al-Maun.

“Kami sampaikan bahwa kegiatan yang kami gelar ini sudah terlaksana sejak tahun 1998. Bahkan sampai dengan hari ini, Alhamdulillah kami masih dapat menyelenggarakannya. Kami terus berkomitmen untuk mempertahankan gerakan positif ini karena ini merupakan amanat besar yang telah diberikan oleh Kiai Haji Ahmad Dahlan untuk dilestarikan oleh generasi berikutnya. Dan itulah kami generasi yang dimaksud dan kami telah mengaplikasikannya,” terangnya.

Sementara itu, Sekretaris PRA Pingit Harjanti Diyan Nurani, S.Ag menuturkan pihaknya membagikan santunan kepada anak yatim sebanyak 15 orang. Sementara itu, selain anak yatim, santunan juga diberikan kepada 10 orang ibu-ibu yang hidupnya kekurangan (dhuafa’-mustadh’afin). Menurutnya kegiatan ini telah menjadi agenda rutin ketika bulan Ramadhan tiba.

“Alhamdulillah ini sudah berjalan secara rutin selama bulan Ramadhan dengan program Al-Maun. Dana itu dihimpun dari jamaah setelah terkumpul kami berikan di bulan Ramadhan khususnya menjelang datangnya Hari Raya Idul Fitri,” tuturnya.

Menurutnya kegiatan tersebut sebagai reaktualisasi pembumian surat Al-Maun. Di mana surat ini menjadi cahaya inspirasi Kiai Haji Ahmad Dahlan mendirikan Amal Usaha Muhammadiyah. Berkat surat tersebut, Muhammadiyah berikut beberapa amal usaha lainnya dapat berkontribusi untuk membebaskan kaum lemah dari ketertindasannya, dengan perwujudan konkret adanya pendirian panti asuhan, rumah sakit, dan lembaga pendidikan.

“Selain bentuk syiar, kami hadirkan kegiatan ini untuk menjalankan Surat Al-Maun. Kami bergotong-royong dan berikhtiar sedemikian rupa agar bisa konsen mengamalkannya,” katanya.

Dirinya berharap kepada anak yatim agar senantiasa semangat dan gembira menjalani hidup walau tanpa didampingi oleh orang tua. Anak yatim harus menuntut ilmu setinggi langit sehingga cita-cita yang diimpikan dapat terwujud dan bisa menciptakan kehidupan yang berkeunggulan, berkemajuan, dan mencerahkan semesta.

“Kami berharap kepada mereka agar tidak patah semangat. Terus belajar mengembangkan diri karena mereka kami yakin memiliki potensi besar di masa depan. Dan kami berharap agar mereka dapat menjadi anak yang saleh dan salehah kini dan di masa yang akan mendatang,” tandasnya.

Pada kesempatan ini, Harjanti mengucapkan terimakasih kepada Jamaah Mushala Peleman, Jamaah Pengajian Nur hidayah, dan ibunda Dra. Hj. Saptarini Istirahayu yang telah mensuport kegiatan Al Maun ini. (Cris)

Exit mobile version