SD Muhammadiyah 1 Ketelan Berbagi untuk Idul Fitri

SD Muhammadiyah 1 Ketelan Berbagi untuk Idul Fitri

SOLO, Suara Muhammadiyah – Senyum semringah tanda bahagia terpancar dari wajah penerima manfaat dari zakat fitri. Pemandangan itu tampak saat SD Muhammadiyah 1 Ketelan berbagi bertajuk asyik berbagi untuk negeri kepada beberapa masyarakat pra sejahtera, Selasa (18/4/2023).

Wakil Kepala Sekolah Bidang Humas Sekolah Penggerak SD Muhamamdiyah 1 Ketelan, Dwi Jatmiko, menyampaikan bahwa Ramadan menjadi daya ungkit menggugah rasa empati dan simpati warga sekolah terutama peserta didik di era industry 4.0 menuju masyarakat 5.0.

“Ramadan sangat asyik untuk berbagi empati dan simpati bagi warga sekolah untuk peduli agama, peduli manusia, peduli lingkungan dan peduli sistem. Warga sekolah sangat bersemangat dan gembira untuk berbagi,” ujar Jatmiko.

Dia mengatakan kegiatan berbagi juga mengokohkan profil pelajar Pancasila yang berkemajuan dan berkeunggulan yang menjadi bagian integrasi dari kurikulum merdeka.

“Anak-anak biasa bergotong royong membawa beras dari rumah dengan berkolaborasi dengan orang tua. Menumbuhkan iman takwa dengan melembutkan jiwa dan hati dengan bersemangat serta bahagia berbagi,” beber Jatmiko.

Menurut laporan yang diterima jumlah zakat yang terkumpul berjumlah kurang lebih 650 bungkus (1.625 Kg). Sedangkan untuk tetangga ada 137 kepala keluarga (KK) di ambilkan dari infak/sedekah (342.5 Kg).

Siswa yang membayarkan zakat fitrahnya melalui sekolah biasanya mencapai 100 persen karena bersinergi Lazismu Solo dan dibagikan pada delapan asnaf. Proses pengumpulan zakat fitri mendapat respon yang baik dari siswa dan wali siswa, mereka antusias menyetorkan zakatnya.

Delapan golongan yang berhak menerima zakat maal, kata Jatmiko yang juga pegiat syiar Islam, pertama, fakir. Yaitu orang yang tidak mempunyai apa-apa, bahkan untuk memenuhi kehidupan sehari-harinya saja ia susah.

Kedua, orang yang berhak menerima zakat adalah orang miskin. “Orang itu punya harta tapi nggak cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya,” jelasnya. Ketiga, amil zakat, yakni orang yang mengumpulkan dan mendistribusikan zakat.

Salah satu siswa kelas 5C, Gibran Maheswara Javas Setyawan, menyampaikan rasa senangnya bisa berzakat fitri sesuai tuntunan pedoman islami warga Muhammadiyah (PHIWM).

“Ini pengalaman setelah Covid-19. Senang dapat berbagi di sekolah. Semoga bermanfaat bagi keluarga mereka yang mendapat zakat fitri,” ucap Gibran. (Jatmiko)

Exit mobile version