YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Pada Kajian Dhuha Sabtu (15/4), merupakan kajian dhuha yang terakhir di bulan Ramadhan 1444 H. Dengan pemateri yang luar biasa dari dr. Agus Taufiqurrahman sampai ustadz Ikhwan Ahada. Pada kesempatan kali ini, selaku pemateri kajian dhuha yaitu H. Purwono (Bendahara MPI PP Muhammadiyah dan Ketua MPK PD Muhammadiyah Bantul).
Beliau sampaikan bahwa kebahagiaan tidak selalu didapatkan oleh orang-orang yang bergelar tetapi orang yang bertakwa itu yang dijamin oleh Allah hidupnya bahagia dan berkah. Beliau sampaikan salah tips meraih kebahagiaan dan keberkahan yaitu dengan puasa.
Definisi berkah yaitu ziyadah al-Khair (menambah kebaikan) yang sifat maknawiyah tidak bisa dilihat oleh mata manusia dan berkah itu merasa cukup dengan apa yang didapatkan. Beliau terinspirasi oleh al-Qur’an pada surat Muhammad ayat 7, ayat tersebut memicu semangat dalam beribadah dan berjuang. Surat itu juga dibaca oleh Nyai Siti Walidah ketika Ahmad Dahlan hendak berhenti untuk melanjutkan perjuangannya di Muhammadiyah karena suraunya dihancurkan.
يَاأَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا إِنْ تَنْصُرُوا الله يَنْصُرْكُمْ وَيُثَبِّتْ أَقْدَامَكُمْ
“Hai orang-orang yang beriman , jika kamu menolong (agama) Allah, Niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.”
Kemudian dari ayat tersebut, Ahmad Dahlan kembali bangkit dan mendirikan Muhammadiyah sampai hari ini kekayaaan Muhammadiyah sampai lebih dari 600 triliun dengan wakaf yang begitu banyak. Beliau menceritakan Bu Muslimah guru SD Muhammadiyah Belitang tokoh Laskar Pelangi yang dibayar hanya 10kg beras selama bertahun-tahun hingga bapak Din Syamsudin tahun 2010 memberikan uang 30 juta sebagai bentuk apresiasi kepada beliau yang sudah berjuang di Muhammadiyah.
Ustadz Purwono memberikan resep agar hidup menjadi berkah yaitu niatkan beribadah kepada Allah dengan ikhlas, entengen (senang membantu sesama) dan ora petung lan ora netro hartono (tidak memperhitungkan serta mata duitan).
Bahagia tidak bisa didatangkan dengan sendirinya tetapi diikhtiarkan. Sebagaimana Allah swt berfirman:
“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat dan janganlah kamu melupakan kebahagianmu dari (kenikmatan) duniawi…” (Q.S. Al-Qashash: 77).
Resep hidup bahagia itu sekurang-kurangnya ada 9, yaitu:
Pertama, perbanyaklah aktivitas rohani. Aktivitas ini dapat menghindarkan kita dari hidup rakus dan serakah. Karena perbuatan kita sedikit banyak akan dikendalikan oleh keyakinan agama. Perbaikilah ibadahmu, Allah akan memperbaiki hidupmu.
“Rezeki wis ono sing ngatur yen rezekimu seret berarti kowe angel diatur. Jadi kalau rezeki kita seret berarti pancen jenengan itu angel diatur.” Ujarnya.
Kedua, mudah bersyukur. Apapun yang dimiliki, terimalah dengan penuh syukur, karena dengan mudah bersyukur membuat hidup lebih damai sebab orang itu menjadi subjek atau tuan atas kehidupan ini (Q.S. Ibrahim: 7).
Ketiga, hidup itu anugerah terindah dari Allah. Maka jangan pernah menyesal dilahirkan dalam situasi serba sulit dan terbatas. Hidup yang kita miliki adalah anugerah istimewa. Karena itu jalani hidup ini dengan penuh tanggung jawab dan optimis.
Keempat, tentukan tujuan hidup. Hidup di dunia tidak hanya sekedar mencari karir semata-mata menumpuk harta, tapi yang menjadi utama adalah mempertanggung jawabkan kehidupan ini di akhirat. (Q.S. Adz-Dzariyat: 56).
Kelima, banyaklah bergaul. Dengan bergaul, menambahkan banyak relasi, pada sabda Rasulullah saw tentang kewajiban muslim terhadap orang lain, yaitu: menebarkan salam, menengok orang sakit, mengurus jenazah, menghadiri undangan dan mendoakan saudara jika bersin.
Keenam, berjiwa sosial. Di dunia ini manusia hidup tidak sendirian. Karena itu, apa yang dimiliki baik materi maupun non-materi seharusnya tidak dinikmati sendiri. Sebagaimana firman Allah swt.
“Orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah, kemudian mereka tidak mengiringi apa yang dinafkahkannya itu dengan menyebut-nyebut pemberiannya dan dengan tidak menyakiti (perasaan si penerima). Mereka memperoleh pahala di sisi tuhan mereka. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati”. (Q.S. Al-Baqarah: 262).
Beliau menyebutkan cara bersedekah yaitu, hanya berharap kepada Allah, bebaskan dari keraguan, berikan pada orang yang tepat, merahasiakan, berikan yang terbaik (jika bisa berikan semuanya), Ikhlas.
Ketujuh, jangan menghindari masalah. Dalam hidup selalu banyak masalah. Semakin terbiasa menghadapi banyak masalah maka semakin teruji juga.
Kedelapan, qana’ah (menerima apa adanya). Menerima apa adanya bukan berarti hanya menunggu nasib, tetapi juga bagaimana bisa memiliki keberanian untuk mengubah nasib (Q.S. Ar-Ra’du: 11).
Kesembilan, menjaga kesehatan fisik. Harkat, pangkat atau jabatan itu tidak akan dirasakan sebagai kenikmatan jika kesehatan terganggu. Maka memelihara kesehatan adalah mutlak, lantaran bukan hanya fisik yang akan sehat tetapi juga jiwa.
“Mari kita menjadi orang yang bertakwa. In syaa Allah hidup kita berkah dan hidup kita bahagia,” tutupnya. (Badru Tamam)