Taat Hukum sebagai Ikhtiar Memelihara Kemuliaan Manusia
Khutbah Id al-Fithri 1444 H
Oleh: Immawan Wahyudi
الْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، وَبِهِ نَسْتَعِيْنُ عَلَى أُمُوْرِ الدُّنْيَا وَالدِّيْنِ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى أَشْرَفِ اْلأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ، نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَالتَّابِعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهْ بِإِحْسَانٍ إِلىَ يَوْمِ الدِّيْنِ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا الله وَحْدَه لَاشَرِيْكَ لَهُ الْمَلِكُ الْحَقُّ اْلمُبِيْن. وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَـمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صادِقُ الْوَعْدِ اْلأَمِيْن. أَمَّا بَعْدُ فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ. اِتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ.
اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ. اَللهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ ِللهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلاً، لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ، صَدَقَ وَعْدَهُ، وَنَصَرَ عَبْدَهُ، وَأَعَزَّ جُنْدَهُ، وَهَزَمَ اْلأَحْزَابَ وَحْدَهُ، لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَلاَ نَعْبُدُ إِلاَّ إِيَّاهُ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُوْنَ، لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ وَللهِ الْحَمْدُ
أ ما بعد. قال الله تعالى
يُرِيْدُ اللّٰهُ بِکُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيْدُ بِکُمُ الْعُسْرَ ۖ وَلِتُکْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُکَبِّرُوا اللّٰهَ عَلٰى مَا هَدٰٮكُمْ وَلَعَلَّکُمْ تَشْكُرُوْنَ
Artinya: Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur. (QS: al-Baqarah : 185)
Kaum muslimin rahimakumullah,
Marilah senantiasa kita perbaharui syahadah kita, bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan sesungguhnya Muhammad Saw adalah Nabi dan Utusan Allah, serta penutup dari para Nabi dan Rasul, yang telah membawa cahaya Islam pembebas manusia dari alam kegelapan menuju alam penuh cahaya keimanan. Shalawat dan salam semoga dilimpahkan Allah kepada junjungan kita Nabi Muhammad Saw., beserta keluarganya, para sahabatnya dan para pengikut petunjuk dan sunnahnya. Amien.
Seiring berlalunya Syahrul Mubarok, kita memasuki bulan syawwal yang membawa semangat dan inspirasi peningkatan dalam segala aspek kehidupan. Namun, kiranya bijak jika kita mau mawas diri, apakah kiranya yang dapat kita teruskan sebagai amal mulia sebagaimana telah kita laksanakan selama bulan Ramadlon yang penuh kemuliaan. Beberapa hal yang semestinya menjadi buah dari shiyam ramadhan dengan segala amalan wajib dan sunnah kiranya akan terus menyertai kita pada hari-hari yang akan datang.
Pertama, kemampuan kita dalam menahan diri dari segala pikiran, ucapan dan tindakan yang dilarang oleh Allah Swt dan oleh Nabi Muhammad Saw., sebagaimana kita telah mampu menahan diri dari rasa dahaga, rasa lapar, berkata buruk dan gejolak nafsu syahwat. Kedua, kemampuan kita memaksimalkan dalam memanfaatan waktu untuk terus memperbanyak amal shalih. Ketiga, kemampuan kita memperbesar semangat peduli pada kepentingan dan rasa hormat pada harkat dan martabat manusia. Keempat, kesediaan kita untuk membantu dan menggembirakan saudara-saudara kita dari kenyataan akan kekurangan harta berupa pangan khususnya. Kelima, kemampuan kita dalam upaya terus menerus mendidik diri untuk tidak merasa diri sebagai orang yang telah sempurna –yang mendorong perilaku sombong– dan sebaliknya menjadi orang yang cenderung tawadlu’, senang dalam kesederhanaan dan menjaga keseimbangan dalam berbagai hal dalam kehidupan bermasyarakat.
Allahu Akbar – Allahu Akbar – Allahu Akbar. Laa ilaaha illa Allah. Allahu Akbar, Allahu Akbar wa lillahi al-hamd.
Berakhirnya ‘ibadah shiyam di pagi yang mulia ini, semoga menjadi penanda kemenangan kita dalam menunaikan rangkaian ibadah Ramadlan dan menjadikan hidup kita di hari-hari yang akan datang menjadi kehidupan yang penuh limpahan rahmah, barakah dan maghfirah dari Allah SWT. Harapannya kita benar-benar kembali kepada kesucian jiwa dan dibebaskan dari siksa api neraka. Aamiin.
Hukum Untuk Memuliakan Manusia
Kaum Muslimin yang berbahagia, sebagai warga bangsa kita dituntut untuk terus menjaga spirit terwujudnya cita-cita baldatun thayyibatun wa rabbun ghafuur. Untuk itu hendaknya kita terlebih dahulu membangun hal-hal prinsipal dalam kehidupan bersama. Manusia adalah tema sentral dari al-Qur’an. Membangun manusia seutuhnya adalah sunnatullah yang tidak akan dapat kita elakkan. Alasan-alasan mendasar tentang kewajiban untuk terus membangun diri untuk memperoleh derajat muttaqien, telah ditegaskan dalam al-Qur’an dan al-Hadits.
Ada beberapa syarat yang dapat mendukung terwujudnya cita-cita ini.
Pertama, kita harus terus menerus menjadi warga bangsa yang memiliki kesadaran hukum yang tinggi. Hukum selain untuk mewujudkan ketertiban sosial juga untuk mendidik. Idiom yang paling populer tentang hal ini adalah Sabda Nabi Saw: ”Al-Hukmu li at-ta’dib” hukum itu untuk membangun peradaban manusia. Peradaban manusia sejak penciptaan adalah peradaban mulia sebagai ditegaskan oleh Allah swt: dalam Surat al-Isra’ 70
وَلَقَدْ كَرَّمْنَا بَنِيْٓ اٰدَمَ وَحَمَلْنٰهُمْ فِى الْبَرِّ وَالْبَحْرِ وَرَزَقْنٰهُمْ مِّنَ الطَّيِّبٰتِ وَفَضَّلْنٰهُمْ عَلٰى كَثِيْرٍ مِّمَّنْ خَلَقْنَا تَفْضِيْلًا ࣖ
Artinya; “Dan sesungguhnya telah kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rizki dari yang baik-baik, dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan.”
Kedua, kehidupan manusia merupakan proses ikhtiar yang tiada akhir. Allah Swt berfirman:
اَمْ حَسِبْتُمْ اَنْ تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ وَلَمَّا يَعْلَمِ اللّٰهُ الَّذِيْنَ جَاهَدُوْا مِنْكُمْ وَيَعْلَمَ الصّٰبِرِيْنَ
Artinya; “Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum nyata bagi Allah orang-orang yang berjihad diantaramu, dan belum nyata orang-orang yang bersabar.” (Ali Imran : 142)
Ketiga, perjuangan manusia secara sungguh-sungguh dan berkelanjutan akan menempatkan posisi manusia sebagai mahluk Allah yang berderajat tinggi kita tunjukkan dengan integritas pribadi yang bersedia mengakui kekeliruan atau kesalahan dan lalu bertaubat, dan menegakkan kembali iman dengan sungguh-sungguh. Dalam surat al-Furqn 68 -70 Allah Swt berfirman :
ا لَّذِيْنَ لَا يَدْعُوْنَ مَعَ اللّٰهِ اِلٰهًا اٰخَرَ وَلَا يَقْتُلُوْنَ النَّفْسَ الَّتِيْ حَرَّمَ اللّٰهُ اِلَّا بِا لْحَـقِّ وَلَا يَزْنُوْنَ ۚ وَمَنْ يَّفْعَلْ ذٰلِكَ يَلْقَ اَثَا مًا
يُضٰعَفْ لَهُ الْعَذَا بُ يَوْمَ الْقِيٰمَةِ وَيَخْلُدْ فِيْهٖ مُهَا نًا
اِلَّا مَنْ تَا بَ وَاٰ مَنَ وَعَمِلَ عَمَلًا صَالِحًـا فَاُ ولٰٓئِكَ يُبَدِّلُ اللّٰهُ سَيِّاٰتِهِمْ حَسَنٰتٍ ۗ وَكَا نَ اللّٰهُ غَفُوْرًا رَّحِيْمًا
Artinya; ”dan orang-orang yang tidak menyekutukan Allah dengan sembahan lain dan tidak membunuh orang yang diharamkan Allah kecuali dengan (alasan) yang benar, dan tidak berzina; dan barang siapa melakukan demikian itu, niscaya dia mendapat hukuman yang berat, (ayat 68) (yakni) akan dilipatgandakan azab untuknya pada hari Kiamat dan dia akan kekal dalam azab itu, dalam keadaan terhina, (ayat 69) kecuali orang-orang yang bertaubat dan beriman dan mengerjakan kebajikan; maka kejahatan mereka diganti Allah dengan kebaikan. Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.” (ayat 70)
Dari penegasan dalam Firman Allah diatas dosa-dosa besar berupa kemusyrikan, membunuh orang dengan tidak ada hak dan berbuat zina, akan diampuni oleh Allah. Bahkan Allah berkenan mengubah status orang tersebut statusnya menjadi orang baik. Sekali lagi mengakui kekeliruan dan kesalahan tidaklah hina, demikian juga bertaubat dan kemudian merealisasikan keimanan dengan beramal shaleh adalah tindakan memuliakan diri sendiri. Tiga kriteris dalam surat al-Furqan itu merupakan sarana manusia untuk kembali kepada fitrah sucinya sebagai makhluq Allah yang dimuliakan sebagaimana Firman-Nya dalam surat al-Isra’ ayat 70.
Kaum Muslimin yang dimuliakan Allah, kita harus berani kembali ke jalan yang benar yakni : jujur dan meninggalkan kebohongan, taat hukum dan meninggalkan tindak kedzaliman, memperbanyak amal shaleh lillahi ta’ala meninggalkan tindak kebaikan yang penuh dengan pencitraan. Insya Allah kita kembali kepada kesucian kodrati manusia yakni mulia dihadapan Allah swt dan mulia dihadapan sesama manusia.
Allahu Akbar – Allahu Akbar – Allahu Akbar wa lillaahiilhamd.
Jama’ah ‘Ied rahimakumullah,
Disamping alasan-alasan diatas, manusia harus membangun terus menerus jasmani dan ruhaninya agar tidak menjadi ancaman yang menghancurkan diri sendiri secara kolektif. Dalam Al-Qur’an Surat Qaaf, Allah berfirman :
وَكَمْ اَهْلَكْنَا قَبْلَهُمْ مِّنْ قَرْنٍ هُمْ اَشَدُّ مِنْهُمْ بَطْشًا فَنَقَّبُوْا فِى الْبِلَادِۗ هَلْ مِنْ مَّحِيْصٍ
Artinya: “Dan betapa banyaknya umat yang telah kami binasakan sebelum mereka (padahal) mereka lebih hebat kekuatannya dari pada mereka (umat yang belakang) ini, mereka (yang telah dibinasakan itu) pernah menjelajah di beberapa negeri. Adakah tempat pelarian (dari kebinasaan mereka).” (Q.S. Qaaf : 36)
Allahu akbar – Allahu Akbar – walillaahil hamd
Jama’ah Ied rahimakumullah, marilah kita bermunajah kepada Allah. Dengan hati yang khusyu’ semoga kita diberi kehidupan yang lebih baik dalam menyelenggarakan kehidupan berkeluarga, berbangsa dan bernegara.
إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا، اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
اَللّٰهُمَّ اغْفِر
لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ والْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، اللهم ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَّةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً، إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ
Yaa Allah ampunilah segala kekhilafan dan kesalahan serta dosa-dosa kami, dan jauhkanlah segala akibat buruk dari kekeliruan, kesalahan serta dosa-dosa kami di masa lalu. Yaa Allah jadikanlah hari-hari kami yang akan datang adalah hari-hari yang kami gunakan untuk memperkuat iman dan taqwa kami kepada-Mu, hari-hari yang kami gunakan untuk memperbanyak amal shaleh dan membangun kehidupan yang damai dan saling menolong dalam taqwa dan kebaikan terhadap sesama.
Yaa Allah berikanlah kepada kami kehidupan keluarga dan kehidupan berbangsa dan bernegara yang sakinah, mawaddah dan rahmah. Yaa Allah jauhkanlah kami dari segala bentukk rekayasa dzalim yang dapat menyebabkan kami sebagai ummat-Mu jadi terpecah belah, saling curiga dan saling menyakiti, sesungguhnya Engkau Dzat Yang Maha Kuasa untuk melakukan rekayasa yang terbaik dan untuk kebaikan dan kehidupan ummat manusia.
Yaa Allah karuniakanlah kepada kami kesabaran agar menjadi kekuatan bagi kami dalam menjalankan ketaatan kepadamu, agar menjadi sumber kekuatan untuk menerima segala qadla dan qadar-Mu, dan menjadi menjadi penyejuk nan damai sekiranya kami menghadapi musibah.
Yaa Allah Zat Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, hanya kepada Mu lah kami menyembah, dan hanya kepada-Mu lah kami memohon segala pertolongan, dan hanya kepada Mu lah kami berserah diri. Yaa Allah Dzat Yang Maha Mendengar dan Maha Mengabulkan segala permohonan, kabulkanlah permohonan hamba-hamba Mu ini. Rabbanaa aatinaa fi ad-dunyaa hasanah, wa fi al-akhirati hasanah, wa qina ‘adzaba an-naar. Washallahu ‘ala Muhammadin, wa ‘ala aalihi wa shahbihi ajma’iin. Wa subhaana rabbika rabbil ’izzati ’amma yashifun wa salaamun ’ala al-mursalin. Wal hamdu lillaahi rabbil’aalamien. Wassalamu ‘alaikum warahmatullaahi wa barakaatuh.
Khutbah Id al-Fithri 1444 H di Lapangan BPKB Sorowajan
Dr. Drs. Immawan Wahyudi, Dosen Fakultas Hukum Universias Ahmad Dahlan.