Siapapun Bisa Melakukan, Inilah 3 Jenis Bisnis yang Tidak Pernah Merugi
Oleh: Suhardi
Bisnis adalah cara yang paling baik untuk mendapatkan rizki melimpah. Rasulullah sendiri menyatakan bahwa 90% dari sumber penghasilan adalah bisnis. Namun demikian, bisnis juga mengandung resiko yang sangat besar. Kita pernah mendengar Nokia pada kejayaannya adalah leader dalam bisnis telpon celuler yang keuntungannya pasti tidak kecil. Tetapi karena ada kesalahan manajemen dan di sisi lain juga bermunculan para kompetitor, akhirnya Nokia bangkrut hingga sekarang. Itulah resiko bisnis yang dilakukan sesama manusia. Kadang untung kadang rugi.
Di dalam QS 35: 29-30 Allah Swt memberitahukan kepada kita ada 3 jenis bisnis yang tidak akan pernah merugi alias selalu untung, baik dunia maupun akhirat. Pertama, tilawah atau membaca al-Qur’an. Hamka menjelaskan yang dimaksudkan dengan membaca al-Qur’an dalam ayat ini adalah membaca dengan sebenar-benarnya membaca, yaitu setidaknya memahami kandungan al-Qur’an yang dibaca dan kemudian mengamalkannya. Namun demikian, membaca al-Qur’an walaupun tidak memahami artinya juga berpahala. Nabi menjelaskan bahwa setiap huruf dari al-Qur’an yang dibaca akan diberikan pahala 10. Kalau kita membaca alif lam mim, maka dihitung tiga huruf, yaitu alif, lam, dan mim.
Selain itu membaca al-Qur’an—utamanya dengan memahami artinya–juga akan menjadikan hati kita tenteram, karena dengan membaca al-Qur’an hati kita akan terpaut atau teringat dengan Allah Swt. Di dalam QS 13: 28, Allah berfirman, ingatlah, hanya dengan meningat Allah hati menjadi tenteram. Membaca al-Qur’an juga akan mendapatkan berbagai macam petunjuk kebaikan dan kebenaran yang akan mengantarkan kita menjadi orang yang bertakwa, sebab Allah menegaskan bahwa al-Qur’an adalah petunjuk bagi orang yang bertakwa (QS 2: 2).
Kedua, mendirikan shalat. Di dalam QS 23: 2 dan 9 Allah menegaskan bahwa shalat akan mengantarkan pelakunya memperoleh kebahagiaan atau keberuntungan jika dilakukan secara khusyu’ dan disiplin. Shalat yang demikian akan bisa menjadikan pelakunya terhindar dari perbuatan keji dan munkar (QS 29:45). Shalat juga akan menjadi penentu amal-amal yang lain pada seseorang. Rasulullah bersabda, Sesungguhnya pertama kali yang dihisab (ditanya dan dimintai pertanggungjawaban) dari segenap amalam seorang hamba di hari kiamat kelak adalah shalatnya. Bilamana baik shalatnya maka beruntunglah ia, dan bilamana shalatnya rusak maka kerugian menimpanya.(HR Tirmidzi)
Ketiga, berinfak, baik yang dilakukan secara terang-terangan ataupun sembunyi-sembunyi. Berinfak berarti memberikan harta atau rezeki yang kita dapatpan dari Allah untuk kebaikan yang diajarkan oleh agama. Misalnya berinfak untuk membantu fakir-miskin, membantu beasiswa anak sekolah, membangun masjid, membangun Lembaga Pendidikan, dan sebagainya. Allah menjanjikan balasan kepada orang yang berinfak sampai 700 kali lipat (QS 2: 261). Bahkan Allah juga bisa saja memberikan balasan tanpa batas (QS 3: 27). Selanjutnya, orang berinfak juga dijanjikan oleh Allah akan dimudahkan dalam segala urusannya (QS 92:5-7).
Ketiga bisnis di atas kalau disingkat menjadi TSI (Tilawah al-Qur’an, Shalat,& Infak). Bisnis TSI adalah bisnis yang pasti untung. Mengapa? Karena kita berbisnis dengan Allah, Dzat Pemilik alam semesta, Dzat Pemilik dan Pengatur reziki seluruh makhluk-Nya. Berbisnis TSI juga tidak memerlukan studi kelayakan, modalnya kecil, dan mudah dilakukan.
Selain keuntungan-keuntungan seperti dijelaskan di atas, bisnis TSI juga akan membantu bisnis-bisnis yang kita lakukan dengan sesama manusia. Oleh karena itu, seorang pedagangan yang juga melakukan bisnis TSI insya Allah dagangnya akan dijamin untung dan berkah. Seorang guru atau dosen yang melakukan bisnis TSI maka niscaya akan menjadi guru dan dosen yang berkualitas dan berkah. Seorang petani yang melakukan bisnis TSI niscaya akan mendapatkan hasil pertanian yang melimpah. Seorang supir yang melakukan bisnis TSI niscaya akan dilancarkan rizkinya oleh Allah, dan sebagainya. Jadi apapun profesi kita, kita bisa mengoptimalkan keuntungannya dengan menjalankan bisnis TSI.
Lantas apa yang bisa kita lakukan? Udin Yulianto dalam bukunya Manut Qur’an Bisa Kaya menjelaskan bahwa untuk menerapkan bisnis TSI kita perlu melakukan hal-hal sebagai berikut.
Pertama, terkait dengan tilawah al-Qur’an, yang perlu dilakukan adalah membaca al-Qur’an. Akan lebih baik lagi memahami dan mengamalkan isinya. Bagi yang belum bisa membaca al-Qur’an bersegeralah belajar. Jangan ditunda-tunda. Selain itu kita juga bisa mengembangkan bisnis lain yang terkait dengan al-Qur’an. Misalnya mengajarkan orang membaca al-Qur’an, membuka Taman Pendidikan al-Qur’an, membuka pondok penghafal al-Qur’an, menjadi distributor al-Qur’an, dan sebagainya.
Kedua, terkait dengan shalat, yang diperlukan adalah maka beristiqomah dalam menjaga minimal shalat lima waktu, akan lebih baik jika ditambah dengan shalat-shalat sunnah. Lakukan dengan khusyu’ dan disiplin. Kita juga bisa mengembangkan bisnis yang terkait dengan shalat, misalnya bisnis perlengkapan shalat, bisnis desain masjid (sebagai tempat shalat), bisnis membuat film atau you tube tutorial shalat, dan sebagainya.
Ketiga, terkait dengan infak, bukan hanya kitanya yang berinfak, tetapi kita juga terlibat dalam pengelolaan infak, seperti BASNAZ, LAZIS, dan semacamnya. Bagi yang mampu kita juga bisa meminjamkan gedung atau ruangan sebagai sekretariat panitia dalam pengelolaan infak, dan berbagai hal lainnya yang terkait dengan infak dan semacamnya.
Dengan memperhatikan dahsyatnya keuntungan bisnis TSI, baik dunia maupun akhirat, maka seharusnya setiap Muslim mengambil bisnis ini. Jangan ditunda-tunda kalau tidak ingin merugi di dalam hidup ini.
Suhardi, Ketua PCM Pagedangan, Kab. Tangerang -Banten