Ikhtiar Menjaga Istikamah Setelah Ramadhan
Oleh: Tito Yuwono
Takbir iedul fitri
Pengagungan dan kesyukuran kepada Ilahi
Mentauhidkan Yang Maha Suci
Mengiba dan merendahkan diri
Takbir hari raya
Bukanlah penutup segala ibadah
yang telah dibina
Di Bulan Puasa
Pada Bulan Puasa
Segala ibadah dilakukan dengan semangat dan gembira
Berharap dapat melestarikannya
Bulan syawal dan seterusnya
Hari ini, satu pekan lebih Ramadhan meninggalkan kita. Masih jelas dalam ingatan kita, makmurnya masjid-masjid, kaum muslimin bergembira dan semangat menjalankan ibadah puasa beserta ibadah-ibadah lainnya seperti tarawih, kajian-kajian, tadarus alquran, saling berbagi ta’jil dengan terjadwal, serta infaq dan zakat. Kita semuanya merasakan semangat dan gembira dalam beribadah.
Gema takbir menyambut hari raya iedul fitri merupakan gema pengagungan dan kesyukuran. Bukan gema menutup amal-amal yang sudah dibiasakan pada Bulan Ramadhan. Tarbiyah berbagai macam kebaikan pada Bulan Ramadhan berharap membekas pada bulan syawal dan seterusnya. Kegembiraan dan semangat beribadah pada Bulan Ramadhan sebisa mungkin dilestarikan pada bulan setelahnya.
Pada tulisan ringan ini akan disampaikan ikhtiar-ikhtiar untuk menjaga istikamah setelah Ramadhan berlalu.
- Menghadiri majelis ta’lim
Kebiasaan kita menuntut ilmu dalam Bulan Ramdhan terus menerus kita lanjutkan. Pada Bulan Ramadhan siraman rohani melalui kultum menjelang tarawih, ba’da subuh serta menjelang buka sangat bermanfaat bagi kita sebagai tadzkirah serta motivasi untuk menjadi lebih baik. Begitu pula kehadiran kita dalam majelis ta’lim akan sangat bermanfaat dalam merawat istikamah dalam beragama. Tambahan ilmu serta khasanah Islam, motivasi-motivasi dari ustadz serta suasana yang sangat baik untuk mendorong ketaatan.
- Sholat berjamaah di masjid
Semangat shalat jamaah umat muslim pada Bulan Ramadhan sangat tinggi. Terbukti dengan ramainya masjid pada malam-malam Bulan Ramadhan. Semangat ini hendaknya terpelihara juga setelah Bulan Ramadhan berlalu. Ada banyak keutamaan dan fadhilah shalat berjamaah di masjid, diantaranya adalah langkah kaki diberikan pahala kebaikan dan terampuni kesalahan, dilipatgandakan pahala shalat jamaah dibandingkan dengan shalat sendiri, bertemu dan berkumpulnya kaum muslimin akan menambah persatuan dan kasih sayang.
- Berikhtiar untuk shalat malam
Dalam Bulan Ramadhan, kita telah ditarbiyah 1 bulan penuh mengerjakan shalat lail/shalat tarawih. Insyaa Allah kita lakukan dengan ringan dan semangat. Maka kebiasaan serta semangat setiap malam shalat tarawih ini kita teruskan dalam bulan-bulan setelah Ramadhan. Untuk membantu agar mudah shalat malam, sedari awal akan tidur kita niatkan untuk bangun malam serta tidur sesuai dengan Sunnah Nabi ﷺ. Juga alarm handphone sangat membantu untuk bangun malam. Tentu disertai dengan semangat untuk beribadah kepada Allah Ta’ala. Tanpa semangat, maka ketika alarm bunyi lantas kita matikan dan dilanjut tidur kembali. Shalat malam adalah shalat yang paling afdhol setelah shalat fardhu, waktu ijabah untuk berdoa dan mohon ampunan. Serta Allah Ta’ala akan angkat derajat bagi orang yang gemar shalat malam.
- Tilawah Al-Quran setelah maghrib dan subuh
Tilawah Al-quran yang giat dilakukan dalam Bulan Ramadhan diteruskan di Bulan Syawal dan seterusnya. Walaupun mungkin intensitasnya tidak sebesar pada Bulan Ramadhan. Merutinkan tilawah Al-Quran ba’da maghrib dan ba’da shalat subuh bersama keluarga. Banyak sekali fadhilah membaca Alquran diantaranya 1 huruf nya dilipatgandakan 10 pahala kebaikan, serta bagi yang mendengarkan akan mendapatkan rahmat dari Allah Ta’ala. Membaca Al-Quran rutin bersama keluarga akan menambah ketenangan dan ketentraman keluarga tersebut.
Rasulullah ﷺ bersabda dalam hadis yang diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi:
مَنْ قَرَأَ حَرْفًا مِنْ كِتَابِ اللَّهِ فَلَهُ بِهِ حَسَنَةٌ وَالْحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا لَا أَقُولُ الم حَرْفٌ وَلَكِنْ أَلِفٌ حَرْفٌ وَلَامٌ حَرْفٌ وَمِيمٌ حَرْفٌ
Artinya: “Siapa yang membaca satu huruf dari Al Quran maka baginya satu kebaikan dengan bacaan tersebut, satu kebaikan dilipatkan menjadi 10 kebaikan semisalnya dan aku tidak mengatakan الم satu huruf akan tetapi Alif satu huruf, Laam satu huruf dan Miim satu huruf.” (HR Imam Tirmidzi)
Allah Ta’ala berfirman dalam Al-Quran surat Al-A’raf ayat 204:
وَإِذَا قُرِئَ ٱلْقُرْءَانُ فَٱسْتَمِعُوا۟ لَهُۥ وَأَنصِتُوا۟ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ
Artinya: Dan apabila dibacakan Al Quran, maka dengarkanlah baik-baik, dan perhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapat rahmat.
- Puasa Sunnah
Setelah ditarbiyah sebulan penuh melakukan puasa, maka diharapkan akan terasa ringan dalam melakukan puasa-puasa Sunnah, seperti puasa syawal, puasa pada hari Senin dan Kamis, puasa pertengahan bulan (Ayamul bidh), puasa arafah, puasa assyura dan lain-lain puasa Sunnah. Ibadah puasa tersebut sangat besar fadhilah dan keutamaannya. Maka walaupun Bulan Ramadhan telah berlalu, namun ibadah puasa Sunnah tetap dilaksanakan dengan semangat dan gembira sebagaimana dalam Bulan Ramadhan.
- Merutinkan amalan
Amalan yang rutin walaupun sedikit akan lebih membekas dibandingkan amalan yang besar namun jarang dilakukan. Inilah amalan yang dicintai oleh Allah Ta’ala. Rutin membaca Al-Quran sehari setengah juz, rutin shalat dhuha 2 rekaat serta merutinkan amalan-amalan lain.
Rasulullah ﷺ bersabda dalam hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim:
أَحَبُّ الْأَعْمَالِ إِلَى اللَّهِ تَعَالَى أَدْوَمُهَا وَإِنْ قَلَّ
Artinya: “Amalan yang paling dicintai oleh Allah Ta’ala adalah amalan yang kontinu walaupun itu sedikit.” (HR Imam Muslim)
- Bergaul dengan orang baik
Bergaul dengan orang baik akan meningkatkan keistikamahan dalam beragama. Kawan yang baik adalah kawan yang ketika kita bergaul dengannya, kita termotivasi untuk selalu dalam ketaatan. Juga kawan yang baik adalah kawan yang mau saling menasehati dalam kebenaran dan kesabaran. Sebaliknya kawan yang tidak baik adalah kawan yang akan mengajak kita untuk jauh dari agama serta melalaikannya. Karena pentingnya memilih kawan bergaul ini, Rasulullah ﷺ mengingatkan kita dalam memilih kawan. Beliau ﷺ bersabda dalam hadis yang diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhori:
مَثَلُ الْجَلِيسِ الصَّالِحِ وَالسَّوْءِ كَحَامِلِ الْمِسْكِ وَنَافِخِ الْكِيرِ فَحَامِلُ الْمِسْكِ إِمَّا أَنْ يُحْذِيَكَ وَإِمَّا أَنْ تَبْتَاعَ مِنْهُ وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ مِنْهُ رِيحًا طَيِّبَةً وَنَافِخُ الْكِيرِ إِمَّا أَنْ يُحْرِقَ ثِيَابَكَ وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ رِيحًا خَبِيثَةً
Artinya: “Permisalan teman yang baik dan teman yang buruk ibarat seorang penjual minyak wangi dan seorang pandai besi. Penjual minyak wangi mungkin akan memberimu minyak wangi, atau engkau bisa membeli minyak wangi darinya, dan kalaupun tidak, engkau tetap mendapatkan bau harum darinya. Sedangkan pandai besi, bisa jadi (percikan apinya) mengenai pakaianmu, dan kalaupun tidak engkau tetap mendapatkan bau asapnya yang tak sedap” (HR Imam Al-Bukhori)
Demikian tulisan ringan berkaitan dengan ikhtiar untuk istikamah setelah Bulan Ramadhan. Semoga Allah Ta’ala memberikan rasa ringan dan bahagia ketika menjalankan amalan ketaatan sehingga bisa istikamah dimanapun dan kapanpun.
Wallahu a’lamu bishshowab. Nashrun minallahi wa fathun qarib.
Tito Yuwono, Dosen Jurusan Teknik Elektro-Universitas Islam Indonesia Yogyakarta, Sekretaris Majelis Dikdasmen PCM Ngaglik, Sleman, Ketua Joglo DakwahMu Almasykuri Yogyakarta