BANJARNEGARA, Suara Muhammadiyah – Angkatan Muda Muhammadiyah (AMM) Merden Kulon membuat acara pengajian rutinan satu tahun sekali setiap setelah Idul Fitri dalam rangka Halal Bi Halal dengan mengusung tema “Berhenti mengumbar khilaf, Mulailah menebar maaf” yang bertempat di halaman Masjid Al-Falaah Selatan Desa Merden, Banjarnegara, Ahad (30/04/2023).
Acara pengajian tersebut mendatangkan Pembicara dari Majelis Tabligh Pimpinan Daerah Muhammadiyah Banjarnegara, Ustadz Wasis Winarso, S.H.I. Peserta Pengajian terdiri dari orang tua, pemuda, anak-anak, dan anggota AMM itu sendiri.
Riko Adi Romansyah, sebagai ketua PAMARA (Panitia amaliah ramadhan) mengatakan bahwa ia bersyukur diamanahi sebagai Ketua tahun ini sekaligus berharap untuk AMM.
“Saya sangat bersyukur diamanahi oleh teman-teman untuk dipercaya sebagai ketua pamara tahun ini. Harapannya, di tahun-tahun selanjutnya AMM akan terus eksis dan bisa membuat acara yang lebih besar”.
Dharsum Aditya, perwakilan dari PCM Merden, menyampaikan bahwa dirinya bangga sekaligus berharap.
“Apresiasi besar kepada AMM Merden Kulon telah terlaksananya acara pengajian kali ini walaupun dalam suasana hujan. Semangat yang terus dijaga akan menghasilkan kebermanfaatan untuk umat. Harapan saya adalah para teman-teman untuk terus bisa melanjutkan estafet kepemimpinan untuk seterusnya”.
Dirinya menambahkan juga informasi terkait Musyawarah Daerah Muhammadiyah Banjarnegara.
“Perlu diketahui bersama bahwa Merden menjadi tuan rumah Musyda yang rencana pembukaannya bertempat di Stadion Urang Jaya Merden. Teman-teman bisa mengikuti serangkaian Musyda pada bulan Mei 2023 besok”.
Ustadz Wasis Winarso dalam ceramahnya menyampaikan dan mengingatkan para jamaah pengajian untuk selalu muhasabah, tidak merasa diri paling benar.
“Salah satu penyakit orang yang berilmu adalah ia mempunyai kesombongan intelektual, merasa diri paling benar. Jadi selain kita dituntut untuk berilmu, juga dituntut untuk berakhlaq”.
Untuk kalimat terakhir, juga sebagai closing statement, Pak Wasis berpesan untuk berhenti mengumbar khilaf, mulailah menebar maaf.
“Bulan syawal sebagai pengurai masalah. Dalam situasi kemenangan, menahan segala hawa nafsu setelah berpuasa di bulan Ramadhan. Adalah hal yang mutlak untuk umat muslim mengurai masalah, memperbaiki yang rusak, sampai kemudian berakhir saling memaafkan satu sama lain”. (Akmal Basyir)