BANJARMASIN, Suara Muhammadiyah – Masjid Muhammadiyah Al-Muhajirin Banjarmasin sepanjang bulan Ramadan 1444 H menggelar rangkaian kegiatan Talkshow Edukasi dan Literasi Keuangan Syariah. Dr. M. Arif Budiman selaku ketua masjid dalam sambutannya menyampaikan bahwa rangkaian kegiatan talkshow ini dimaksudkan untuk lebih mengenalkan konsep ekonomi syariah dan meningkatkan pemahaman jamaah masjid terhadap perkembangan industri keuangan syariah.
Rangkaian talkshow yang diiringi dengan kegiatan buka puasa bersama tersebut dilaksanakan sebanyak tiga sesi pada setiap hari Senin, yaitu tanggal 5 Ramadan (27 Maret), 12 Ramadan (3 April), dan 19 Ramadan (10 April 2023). Adapun materi yang disampaikan meliputi edukasi pengelolaan keuangan, peran bank syariah dalam perekonomian, dan waspada investasi dan pinjaman online illegal. Semua kegiatan tersebut berjalan semarak dan diikuti secara antusias oleh lebih dari 300 peserta yang terdiri dari jamaah masjid, mahasiswa, dan masyarakat sekitar. Setelah pemaparan materi dilanjutkan dengan tanya jawab dan kepada setiap penanya diberikan doorprize menarik.
Pada sesi pertama (5 Ramadan), Odhik Susanto dari Kantor Otoritas Jasa Keuangan Regional 9 Kalimantan menjelaskan tips pengelolaan keuangan dengan cara (1) membuat anggaran pendapatan dan mengubah praktik selama ini dari “uang masuk-belanja-simpan” menjadi “uang masuk-simpan/sisihkan-belanja”, (2) membagikan setiap kebutuhan ke dalam amplop/rekening terpisah, (3) membedakan kebutuhan dan keinginan, serta (4) bijaksana dalam berhutang dengan memastikan apakah memang benar-benar perlu berhutang, mengecek kemampuan membayarnya, dan mengenali jenis-jenis hutang agar tidak terjerat pada jebakan hutang. Odhik juga mewanti-wanti jika seseorang terpaksa berutang karena “kepepet,” hendaknya ia berupaya untuk memperoleh pendapatan ekstra guna melunasinya.
Denny Rahmat dari BSI RO X Banjarmasin sebagai pembicara pada sesi kedua (12 Ramadan) menguraikan peran bank syariah dalam perekonomian. Dalam ekonomi Islam terdapat tiga pilar, yaitu sektor riil, sektor moneter, dan sektor ziswaf yang semuanya saling terkoneksi satu sama lain. Bank syariah beroperasi dengan menjunjung prinsip keadilan, kesetaraan, universal, transparansi, dan kemanfaatan (mendatangkan maslahat dan menghindari mudharat). Denny juga menjelaskan faktor pendorong (driver) utama keuangan syariah di Indonesia adalah populasi muslim terbesar dan tingkat keberagamaan.
Odhik Susanto dari OJK kembali menjadi pembicara pada sesi ketiga (19 Ramadan) dengan materi waspada investasi dan pinjaman online illegal. Berdasarkan data OJK, kerugian masyarakat akibat investasi illegal selama tahun 2011-2022 mencapai Rp 117,5 triliun. Hal ini menuntut masyarakat agar lebih waspada ketika meminjam dan berinvestasi terutama dengan cara mengenali profil risiko setiap pinjaman atau investasi dan mempertimbangkan 2L (legal dan logis) pada setiap tawaran panjaman atau investasi. Odhik menyampaikan jika seseorang terlanjur terjerat pinjal illegal, maka agar segera melaporkan ke kepolisian untuk proses hukumnya.
Rangkaian kegiatan talkshow ini ini merupakan hasil kolaborasi antara Masjid Muhammadiyah Al-Muhajirin dengan Kelompok Studi Ekonomi Islam (KSEI) Politeknik Negeri Banjarmasin serta didukung oleh Kantor Otoritas Jasa Keuangan Regional 9 Kalimantan dan Bank Syariah Indonesia RO X Banjarmasin.
Program talkshow ini merupakan bagian dari syi’ar ekonomi yang digelar Masjid Muhammadiyah Al Muhajirin Banjarmasin. Selain itu, terdapat 18 buah kegiatan lain yang diselenggarakan di masjid ini yang terbagi ke dalam lima bidang syiar, yaitu syi’ar ibadah, syi’ar dakwah, syi’ar pendidikan, syi’ar sosial, dan syi’ar ekonomi. Semua kegiatan tersebut telah terselenggara dengan lancar dan sukses.