Anjuran Berpikir dan Bekerja

Anjuran Berpikir dan Bekerja

Anjuran Berpikir dan Bekerja

Oleh: Masud HMN

Anjuran berpikir dan bekerja perlu kita ejawantahkan selepas Ramadhan. Hal ini untuk memastikan tujuan Yaitu keberhasilan puasa kita. Sukses menjadi orang bertaqwa.

Kalau kita teliti benar, esensi ibadah sessudah puasa bulan Ramadhan ada hal yang yang harus terus lanjutkan pelaksanaannya. Yaitu melanjutkan berinfaq menghindari marah dan saling memaafkan.

Hal itu menjadi harus karena merupakan syarat dari manusia taqwa. Tanpa ketiga hal itu puasa yang kita lakukan akibatnnya menjadi hilang. Esensin puasa tidak tercapai termasuk tujuan dari ibadah puasa tersebut.

Petunjuk ini mengandung hal penting. Pasca bulan Ramadhan yang kita isi dengan puasa, bisa dibayangkan bagaimana mungkin rasa kemanusiaan antar sesama tanpa infak. Yakni sikap memberi sedikit ataupun banyak.

Juga kita sukar membayangkan masyarakat kalau tidak mampu menahan amarah. Apa yang terjadi kalau masyarakat kita penuh sikap marah dan penuh kebencian. Saling jauh menjauhkan diri.

Di sinilah ajuran maaf-mamafkan. Satu sama lain yang memunculkan sikap santun di antara kita, satu komunitas yang berkasih saying.

Gambaran komunitas demikianlah yang diistilahkan melengkapi masyarakat yang berkemajuan. Yang dalam kajian pemikir besar yang didamba-dambakan terjelma sebagai masyarakat masa depan yang ideal.

Komunitas yang ada kualitas, tidak apa adanya saja, aebab apa karena kualitas memberi arti yang tinggi. Berbeda hanya kalau apa adanya. Seperti hewan mereka juga hidup dan berkelompok.

Buya Hamka dalam buku yang ditulisnya berjudul Pandangan Hidup Muslim menyatakan masyarakat Muslim yang sejati. Mampak penting anjuran Buya menghadapi masa depan untuk keluar dari dari ketinggalan umat.

Kata beliau apa beda hewan dengan manusia, mereka hidup dan makan juga. Hanya sekadar hidup (Pribadi Hebat, Bina Insani Bandung hal 74).

Tujuannya Pribadi Hebat agar memiliki unsur yaitu memiliki sekaligus kemampuan berpikir dan kemampuan kerja. Dalam pandangan Buya itulah masyarakat Muslim masa depan yang dicita-citakan.

Menurut kita kata Buya Hamka inilah solusi menghadapi ketinggalan umat. Yaitu berpikir dan bekerja. Meneliti perkembangan yang terjadi serta mencarikan jalan untuk mengatasi problem tersebut.

Mari belajar pada kenyataan sebagai guru sejati. Karena realitas tidaklah terjadi tiba-tiba, melainkan ada awal dan sebabnya. Berusahalah mencari sebab kenapa sesuatu terjadi.

Dengan belajar kepada kenyataan realitas dimaksud, kita mencapai temuan. Temuan itulah kita simpulkan mencari mengatasi permasalahan, yaitu berpikir dan bekerja.

Dr Masud HMN, Dosen Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka (UHAMKA) Jakarta

Exit mobile version