Aplikasi Jihad Intelektual Pengembangan Sumber Insani PTMA yang Islami

Aplikasi Jihad Intelektual Pengembangan Sumber Insani PTMA yang Islami

Aplikasi Jihad Intelektual Pengembangan Sumber Insani PTMA yang Islami

Dan orang-orang yang mendalam ilmunya berkata: “Kami beriman kepada ayat-ayat yang mutasyaabihaat, semuanya itu dari sisi Tuhan kami”. Dan tidak dapat mengambil pelajaran (daripadanya) melainkan orang-orang yang berakal.”. (Q.S. Ali Imran : 7)

KUDUS, Suara Muhammadiyah –  Pengajian rutin Universitas Muhammadiyah Kudus (UMKU) dengan daring dibuka oleh Dr Ns Rusnoto, MKes (Epid) Rektor Universitas Muhammadiyah Kudus, dan menghadirkan pembicara Prof Dr Tobroni,  MAg, Senin, 8 Mei 2023.  Tobroni yang juga Anggota Majelis Pendidikan Tinggi Penelitian Pengembangan Pimpinan Pusat Muhammadiyah menyampaikan materi tentang Aplikasi Jihad Intelektual dalam Pengembangan Sumber Insani yang Islami di Perguruan Tinggi Muhamadiyah ‘Aisyiyah (PTMA), yang dihadiri Pengurus Badan Pembina Harian, Dosen dan tenaga Kependidikan UMKU

Tobroni menjelaskan PTMA sebagai Industri ada 10 (sepuluh)  hal, yang meliputi  :

  1. High human resources
  2.  High professionalism and multi discipline
  3.  Big capital
  4.  High technology
  5.  High facilities
  6.  High knowledge
  7.  High culture
  8.  High management
  9.  Large area
  10.  Good environment/climate

Sedangkan Tobroni yang juga Guru Besar Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Malang (UMM)  menjelaskan bahwa Perguruan Tinggi Muhammadiyah ‘Aisyiyah (PTMA) High Service, meliputi Humanistic approach,  High tech dan High touch dalam memberikan layanan kepada mahasiswa dan stakeholder.

Tobroni yang juga Dekan Fakultas Agama Islam UMM masa jabatan  2017-2021 menjelaskan kembali bahwa 5 (lima) misi PTMA sebagai Nobel Industri, yaitu:

  1. AIK (Spiritual) mission
  2.  Knowledge mission
  3.  Civilized Mission
  4.  Humanistic mission
  5.  Civic mission

Sedangkan 5 (lima) Dimensi PTMA sebagai Novel Industri, yaitu :

  1. Dimensi Keilmuan
  2. Dimensi Etis
  3. Dimensi Korporasi
  4. Dimensi Sosial Ekonomi
  5. Dimensi Keislaman

Adapun Piramida Komunitas PTMA, yaitu Sarjana, Ilmuwan, Intelektual dan Cendekiawan, sedangkan Ragam Intelektual ada 4 (empat), yaitu Pseudo intellectual, Intellectual Worker, Intellectual entrepreneurship dan Intellectual ascetic.

Tobroni yang juga Asesor Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN PT) menegaskan dengan mengkutip “Antonio Gramsci” ada 3 (tiga) hal yang berkaitan dengan intelektual  yaitu  :

  1. Intelektualitas tradisional (klasik), adalah kaum intelektual di perguruan tinggi yang terbentuk melalui proses pendidikan tinggi dan menggunakan Bahasa kaum intelektual biasanya bersifat menara gading dengan masyarakat:
  2. Intelektual organik, kaum intelektual yang melakukan kerja bersama masyarakat melakukan kritik dan transformasi social.
  3. Intelektual hegemonic versus intelektual counter hegemonic.

ALVIN GOULDNER

Ali Syariati

Tobroni menjelaskan kembali bahwa Tantangan Pengembangan Tradisi Intelektual di PTMA ada 4 (empat), yaitu :

Pertama, Faith, Masih kuatnya nalar tahayul mistisisme

Kedua, Live in Politics, Tantangan yang bersifat politis

Ketiga, Cultur, Pola keberagamaan fundamentalisme tekstualisme

Keempat, Human Resource  & Others, Tantangan yang bersifat praksis : Sumber Daya Manusia (SDM) dan fasilitas.

Adapun ada 2 (dua) tujuan Arah Pengembangan Intelektualitas di PTMA, yaitu :

Tobroni yang juga Asesor Lamdik menegaskan bahwa :

Goodness Circel theory PTMA sebagai Intelekctual Community bahwa Muhammadiyah Sebagai Islam Rahmatan Lil ‘alamin, sedangkan Nilai-nilai Dasar Intektual adalah Rasional, Obyektif, Kritis, dan Transformatif.

Sedangkan PTMA Sebagai Komunitas Intelektual maka diharapkan, Pertama, Dosen: ilmuwan, intelektual dan Cendekiawan. Kedua, Mahasiswa: terpelajar, pembelajar intelektual. Ketiga,  Pimpinan PTMA Teladan.

Adapun Proses Pendidikan dengan melaksanakan Catur Dharma PTMA,   Baitul Arqam/ Darul Arqam  dan penguasaan  IT, sedangkan Output dan outcome adalah

Tobroni menjelaskan kembali bahwa Kecakapan Milenial, yaitu

Membentuk Intelektual Organik, yaitu  :

Membangun Komitmen Kecedekiawan dengan langkah-langkah sebagai berikut, Berjuang : Untuk Tidak menjadi kaum dzuafa dan mustadz’afin, tidak menambah jumlah kaum dzuafa dan mustadz’afin dan mengentaskan kaum dzuafa dan mustadz’afin. Berpihak dan mencintai, Kaum dzuafa serta mustadz’afin. (Supardi)

Exit mobile version