SURABAYA, Suara Muhammadiyah – Masih dalam suasana syawalan, Pimpinan Daerah Muhammadiyah-‘Aisyiyah dan Angkatan Muda Muhamadiyah (AMM) kota Surabaya menggelar nonton bareng (nobar) Film Buya Hamka di CGV Cinemas BG Junction Surabaya pada hari Senin tanggal 8 Mei 2023.
Hadir dalam kegiatan nobar tersebut dari Lembaga Sensor Film Mukayat, Ketua PDM Surabaya Dr H M Ridlwan MPd beserta jajaran, Ketua PDPM Surabaya Achmad Rosyidi SHI beserta jajaran, Ketua PD Nasyiatul Aisyiyah Surabaya Adinda Purnama K, SIKom beserta jajaran, Ketua PD Ikatan Pelajar Muhammadiyah Surabaya Abraham Adimukti beserta jajaran, Ketua Pimda Tapak Suci Drs Mahfud PUa beserta jajaran, Ketua Kwarda Hizbul Wathan H Dikky Syadqomullah MHES beserta jajaran, Ketua PC Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah M Yogik Septiawan beserta jajaran, serta beberapa tamu undangan.
Panitia pelaksana nobar Tri Guntoro Sukarno Putro memaparkan, tujuan dilaksanakannya nobar Film Buya Hamka dalam Cangkruk Syawalan karena masih dalam suasana syawalan salah untuk memperkokoh persaudaraan di AMM kota Surabaya.
“Kegiatan nobar Film Buya Hamka juga untuk mendukung industri film anak bangsa yang mengangkat kisah inspiratif tokoh-tokoh besar Indonesia, agar mampu menjadi teladan bagi masyarakat, khususnya para pemuda Muhammadiyah”, terangnya.
Lanjut Tri Guntoro, kegiatan nobar Buya Hamka diikuti sekitar 150 orang dari unsur Pimpinan Daerah Muhammadiyah-‘Aisyiyah, Angkatan Muda Muhamadiyah kota Surabaya, serta beberapa tamu undangan warga maupun simpatisan Muhammadiyah.
“Mudah-mudahan, dengan cangkruk syawalan nobar Film Buya Hamka akan semakin mempererat dan memperkuat soliditas AMM untuk mensinergikan dakwah di Surabaya”, harapnya.
Dari kisah film Buya Hamka sendiri dapat kita petik hikmah yaitu, memperjuangkan ajaran Islam dimasa penjajahan Belanda dan Jepang.
Buya Hamka juga tidak sendirian untuk menegakkan kebenaran, melainkan banyak orang-orang sekitar yang mendukung perjuangan dari Buya Hamka sampai kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Adapun film Buya Hamka volume pertama mengisahkan periode ketika Buya Hamka menjadi pengurus Muhammadiyah di Makassar dan berhasil memajukan organisasi tersebut.
Kemudian setelah keberhasilan tersebut, Buya Hamka diangkat menjadi pemimpin redaksi Majalah Pedoman Masyarakat sehingga membuat Buya dan keluarganya harus pindah ke Medan untuk berjuang di kota lain.
Pasca Buya Hamka diangkat menjadi pemimpin tersebut membuat medianya harus di tutup karena bertentangan dan dianggap berbahaya.
Pada volume kedua, film Buya Hamka lebih menceritakan usaha perjuangan setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945 oleh Ir. Soekarno.
Sementara itu pada volume ketiga, penonton akan mengikuti masa kecil Buya Hamka sampai tumbuh besar di Maninjau, Sumatera Barat.
Sementara itu, Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Surabaya Dr H M Ridlwan MPd sangat mengapresiasi dan berterima kasih kepada Angkatan Muda Muhamadiyah kota Surabaya yang telah melaksanakan nobar Film Buya Hamka dan bisa menghadirkan 100 lebih dari warga Muhammadiyah.
“Film tersebut sudah selayaknya ditonton oleh seluruh warga Muhammadiyah karena menggambarkan bagaimana Buya Hamka dalam berdakwah dan juga bagaimana bangsa Indonesia bisa merdeka”, terangnya.
Lanjut Ridlwan, bagaimana keteladanan Buya Hamka dalam berdakwah secara tulus dan bersungguh-sungguh walaupun mendapatkan cemoohan bahkan dihujat sebagai penghianat, akan tetapi Buya Hamka tetap bersabar, dimana dengan kesabaran tersebut membuahkan hasil dengan menunjukkan bahwa Muhamadiyah memang berperan dalam kemerdekaan bangsa Indonesia.
“Kami berharap seluruh warga Muhammadiyah baik cabang-cabang lain, sekolah-sekolah dan panti asuhan menonton film tersebut seperti apa yang sudah dilaksanakan oleh Angkatan Muda Muhamadiyah kota Surabaya”, tukasnya.
Di akhir acara juga ada pembagian doorprize bagi penonton yang beruntung menambah semarak nonton bareng film Buya Hamka yang dilaksanakan Angkatan Muda Muhamadiyah kota Surabaya. (Yuda)