Tergesa-gesa dan Dampaknya

Tergesa-gesa dan Dampaknya

Ilustrasi

Tergesa-gesa dan Dampaknya

Oleh: Tito Yuwono

Ketergesaan

dari syaitan

tanpa pertimbangan dan pemikirian

berdampak pada keburukan

 

Ketergesaan

mesti ditinggalkan

diganti dengan kehati-hatian

untuk keselamatan dan kesuksesan

Tergesa-gesa merupakan salah satu tabiat manusia yang kurang baik. Banyak sekali kasus-kasus karena ketergesaan maka berdampak negatif baik bagi dirinya maupun orang lain.

Tergesa-gesa dalam mengendara kendaraan akan beresiko kecelakaan. Yang akan membahayakan diri sendiri dan orang lain. Karena ketika tergesa-gesa, pengendalian terhadap kendaraan berkurang.

Tergesa-gesa dalam posting atau meneruskan informasi dalam jejaring sosial akan berdampak pada penyampaian informasi yang salah atau informasi yang tidak pas sehingga bisa berdampak buruk baik bagi yang posting ataupun masyarakat. Karena tidak dipertimbangkan terlebih dahulu baik buruknya serta dampaknya. Belum lama seorang dari lembaga pusatnya intelektual di negara ini berurusan dengan hukum karena tergesa-gesa memposting dengan postingan ancaman yang serius kepada orang-orang Muhammadiyah.

Seorang dai yang tergesa-gesa tanpa pikir panjang, maka apa yang disampaikan sangat mungkin memecah belah umat, membuat keresahan serta berbahaya bagi diri sendiri maupun masyarakat luas.

Seseorang akademisi yang tergesa-gesa jadi professor, bisa jadi akan membuat ritme kerjanya tidak sehat dan juga bisa mendorong berbuat curang dalam memenuhi persyaratan sebagai professor.

Seseorang tergesa-gesa dalam mencari pasangan hidup bisa jadi mendapatkan pasangan hidup yang di luar harapannya karena belum begitu paham dengan karakter dan kondisi calon pasangannya.

Seseorang yang tergesa-gesa menjabat, maka akan menjadi pejabat yang kurang kompeten serta kurang professional karena minimnya pengalaman.

Tergesa-gesa dalam memimpin negara bisa berdampak pada chaos dan banyak yang dikorbankan. Jalan-jalan yang ditempuh akan membawa banyak madhorot seperti korban nyawa rakyat, rusaknya kota dan peradaban serta kesengsaraan yang berkepanjangan bagi bangsa tersebut. Seperti peristiwa kudeta dan pemberontakan yang saat ini banyak terjadi.

Demikian juga orang yang tergesa-gesa dalam mengharapkan umat islam memimpin peradaban dunia, maka yang terjadi mati sebelum berkembang. Karena peradaban ini perlu diberikan pondasi yang kuat, penguatan aqidah umat serta kesadaran umat untuk maju dalam bingkai Islam. Sementara tantangan semakin ke sini semakin berat. Sehingga memerlukan waktu dan kesabaran.

Jalan-jalan kesabaran harus ditempuh dan tidak boleh tergesa-gesa. Dakwah untuk penguatan aqidah kepada masyarakat, dakwah pencerahan untuk menjalankan agama dengan istikamah. Dakwah pencerahan untuk pengembangan ilmu dan teknologi. Dan sebagainya. Sehingga memerlukan waktu panjang untuk menuju ke sana. Dan semuanya diiringi dengan rasa optimis.

Maka sifat tergesa-gesa ini adalah sifat yang tidak elok. Oleh karenanya Rasulullah ﷺ mengingatkankan kepada kita bahwa sifat tergesa-gesa ini dari syaitan.

الْأَنَاةُ مِنْ اللَّهِ وَالْعَجَلَةُ مِنْ الشَّيْطَانِ

Artinya: “Al-anah (berhati-hati) dari Allah dan tergesa-gesa dari syaitan” (HR Imam Tirmidzi)

Sesuatu yang dari syaitan adalah keburukan. Tergesa-gesa akan mengesampingkan pertimbangan dan pemikiran yang mendalam terhadap apa yang hendak dilakukan. Karena memang tidak memberikan waktu yang cukup untuk memikirkannya.Kebalikan dari isti’jal (tergesa-gesa) adalah al-anah, yaitu berhati-hati terhadap apa yang akan dilakukan. Sikap berhati-hati ini dari Allah Ta’ala. Dan sesuatu yang dari Allah Ta’ala adalah kebaikan.

Allah Ta’ala mencintai sifat berhati-hati sebagaimana sabda Rasulullah ﷺ yang diriwayatkan oleh Imam Muslim:

إِنَّ فِيكَ خَصْلَتَيْنِ يُحِبُّهُمَا اللَّهُ الْحِلْمُ وَالْأَنَاةُ

Artinya: “Sesungguhnya pada dirimu ada dua perangai yang Allah cintai yaitu mudah memaafkan dan berhati-hati” (HR Imam Muslim)

Dalam Al-Quran surat Al-Isra ayat 11 Allah Ta’ala menyinggung orang yang tergesa-gesa dalam berdoa, yaitu berdoa untuk keburukan.

وَيَدْعُ ٱلْإِنسَٰنُ بِٱلشَّرِّ دُعَآءَهُۥ بِٱلْخَيْرِ ۖ وَكَانَ ٱلْإِنسَٰنُ عَجُولًا

Artinya: Dan manusia berdoa untuk keburukan sebagaimana ia mendoa untuk kebaikan. Dan adalah manusia bersifat tergesa-gesa.

Dalam Tafsir Assa’di disampaikan bahwa diantara manusia ada yang berdoa keburukan bagi dirinya, anaknya maupun hartanya karena ketergesaannya. Tapi dengan kasih sayang Allah Ta’ala, Allah mengabulkan doa yang baik dan tidak mengabulkan doa keburukan. Sebagaimana dalam surat Yunus ayat 11:

وَلَوْ يُعَجِّلُ ٱللَّهُ لِلنَّاسِ ٱلشَّرَّ ٱسْتِعْجَالَهُم بِٱلْخَيْرِ لَقُضِىَ إِلَيْهِمْ أَجَلُهُمْ ۖ فَنَذَرُ ٱلَّذِينَ لَا يَرْجُونَ لِقَآءَنَا فِى طُغْيَٰنِهِمْ يَعْمَهُونَ

Artinya: Dan kalau sekiranya Allah menyegerakan keburukan bagi manusia seperti permintaan mereka untuk menyegerakan kebaikan, pastilah diakhiri umur mereka. Maka Kami biarkan orang-orang yang tidak mengharapkan pertemuan dengan Kami, bergelimangan di dalam kesesatan mereka.

Demikian tulisan berkaitan dengan sifat tergesa-gesa yang sangat berpotensi berdampak buruk baik dirinya maupun yang lain. Semoga Allah Ta’ala hindarkan dari sifat tergesa-gesa dan semoga Allah Ta’ala karuniakan kepada berhati-hati dalam bertindak.

Wallahu a’lamu bishshowab. Nashrun minallahi wa fathun qarib.

Tito Yuwono, Dosen Jurusan Teknik Elektro-Universitas Islam Indonesia Yogyakarta, Sekretaris Majelis Dikdasmen PCM Ngaglik, Sleman, Ketua Joglo DakwahMu Almasykuri Yogyakarta

Exit mobile version