LENDAH, Suara Muhammadiyah – Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof Dr H Abdul Mu’ti, MEd menghadiri kegiatan Syawalan Akbar yang digelar Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) Ngentakrejo. Kegiatan tersebut dilaksanakan Minggu (14/5) bertempat di Balai Kalurahan Ngentakrejo, Lendah, Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Pelaksanaan Syawalan Akbar ini merupakan kegiatan pertama kali yang digelar oleh PRM Ngentakrejo. Sehingga menarik warga Persyarikatan Muhammadiyah yang saling berbondong-bondong menghadiri dan memeriahkan kegiatan tersebut.
Rangkaian kegiatan pra Syawalan diisi oleh penampilan-penampilan dari Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) sekitar, yaitu; Drumband dari SD Muhammadiyah Mirisewu, Karawitan dari SMP Muhammadiyah 2 Lendah, Tari dari SD Muhammadiyah Nglatiyan, Pameran Hasil Seni Batik dari SMK Muhammadiyah 2 Lendah, dan HW Wreda dari Srandakan. Sedangkan pelaksanaan acara seperti acara syawalan pada umumnya. Selain itu, turut dimeriahkan pula pengobatan gratis dari PKU Muhammadiyah Bantul.
Selama Syawalan berlangsung, dalam tausyiyahnya, Mu’ti mengingatkan kepada seluruh warga Persyarikatan Muhammadiyah agar selalu menjaga segala bentuk semangat kebaikan setelah bulan Syawal. Yakni sebagai salah satu bulan peningkatan, yang sangat tepat dijadikan momentum meningkatkan kebaikan-kebaikan yang melintasi.
Lebih lanjut, Guru Besar Bidang Pendidikan Agama Islam di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini mengerucutkan variabel dari momentum Syawal. Selain meningkatkan amal saleh dan kebajikan, pada saat yang bersamaan, Syawal harus mampu meningkatkan 3R (spiritual refreshing, social refreshing, dan recreation) yang ini amat penting bagi kehidupan kini dan di masa depan.
“Momen Syawal dan Idul Fitri adalah momen terbaik untuk melaksanakan 3R, yaitu spiritual refreshing (memperbaiki keagamaan pada diri sendiri) dan social refreshing (memperbaiki hubungan dengan sesama), re-creation (membangun kembali kebaikan masa depan dengan perbuatan), dan reunion (bersatu kembali),” jelasnya.
Selain itu, Mu’ti menjelaskan bahwa Pasca-Idul Fitri, segenap warga bangsa, utamanya umat Islam seyogianya dapat merekatkan kebersamaan. Jika ada yang retak, segera diperbaiki untuk kemudian dipersambungkan lewat semangat silaturahmi. Yakni salah satu ajaran adiluhung di dalam agama Islam, yang itu harus dan wajib ditunaikan oleh umat Islam.
Tidak hanya silaturahmi, persaudaraan (ukhuwah) harus dikuatkan. Bahkan kerukunan tidak boleh sampai retak atau rusak. Mengingat sebentar lagi, pesta demokrasi lima tahunan (pemilu) 2024 segera digelar, maka sedemikian rupa umat Islam mesti menampilkan keadaban laku berupa menjaga kerukunan agar hidup tetap damai, adem ayem, dan harmoni.
“Mestinya semangat silaturahmi, semangat persaudaraan, semangat kerukunan, semangat kebaikan itulah yang mesti kita jaga dalam momen syawal,” tuturnya. (Alifah Nur Rohmah/Cris)