Olahan Sulap Sampah Organik Jadi Ecoenzim

Sains Club SD Muhammadiyah PK Kottabarat Peduli Lingkungan

Olahan Sulap Sampah Organik Jadi Ecoenzim

SURAKARTA, Suara Muhammadiyah – Sekolah merupakan tempat yang paling banyak menghasilkan sampah setelah industri dan pasar. Sekolah yang memiliki dapur akan menghasilkan sampah organik, di antaranya kulit buah dan potongan sayur.

Melalui program zero waste, SD Muhammadiyah Program Khusus Kottabarat Surakarta melakukan konservasi terhadap sumber daya yang dimiliki dengan cara produksi, konsumsi, penggunaaan kembali, pemulihan produk, serta pengemasan sehingga nantinya akan tercipta lingkungan belajar yang bersih, aman, dan nyaman.

Salah satu cara mengolah sampah organik khususnya kulit buah dan potongan sayur adalah dengan dibuat ekoenzim. Ekoenzim merupakan cairan alami serbaguna yang merupakan hasil fermentasi dari gula merah, kulit buah atau potongan sayur, dan air.

Sebagai cairan serbaguna, ekoenzim bisa dimanfaatkan sebagai bahan aktif campuran pembersih lantai, hand sanitizer, pewangi ruangan, hingga skin care. Bahkan bahan sisa bsa digunakan sebagai media tanam.

Kegiatan pembuatan ekoenzim ini dilakukan oleh 36 murid yang tergabung dalam ekstrakurikuler sains club dan didukung oleh tim Pengabdian Masyarakat Persyarikatan/ AUM/Desa Binaan (P2AD) dari Program Studi Pendidikan Biologi Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Sabtu (13/05/2023).

Lina Agustina, selalu ketua tim P2AD menyampaikan kegiatan penyuluhan ini memberikan pelatihan pembuatan ekoenzim. Edukasi yang diberikan berupa pemanfaatan sampah organik serta konsep pengolahan zero waste yang bernilai ekonomi.

“Zero waste merupakan cara konservasi yang pengolahannya tanpa dibuang ke air, tanah, dan udara, sehingga tidak akan mengancam kesehatan manusia serta merusak lingkungan sekitar,” terangnya.

Koordinator ekstrakurikuler sains club, Eka Pratiwi Nugraheni, mengungkapkan bahwa kegiatan ini sebagai salah satu implementasi program sekolah sirkular yang sudah dicanangkan bekerja sama dengan Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta.

Menurutnya, alat dan bahan pembuatan ekoenzim sangat mudah didapat dan langkah pembuatan juga mudah diterapkan di rumah.

Lebih lanjut, Eka menjelaskan langkah-langkah kerja pembuatan ekoenzim. Pertama, siapkan alat dan bahan di antaranya; pisau, telenan, sarung tangan karet, masker, spatula, timbangan digital, dan toples plastik. Bahan yang dibutuhkan di antaranya gula merah, kulit buah atau potongan sayur, dan air keran.

Kedua, siapkan toples plastik yang sudah bersih. Masukkan air bersih maksimum sebanyak 60% dari volume wadah.

Ketiga, masukkan gula merah yang sudah dilarutkan dengan air sesuai takaran, yaitu 10% dari berat air.

Keempat, masukkan potongan kulit buah atau potongan sayuran, yaitu 30% dari berat air, lalu aduk rata.

Kelima, tutup rapat sampai panen. Beri label tanggal pembuatan dan tanggal panen. Masa pembuatan sampai panen membutuhkan waktu sekitar 90 hari.

“Perlu dicatat sisa buah atau sayur yang sudah dimasak, busuk, berulat, berjamur, berminyak, kering/ keras tidak dapat dipakai dalam pengolahan ekoenzim,” jelasnya di sela-sela menyampaikan langkah-langkah kerja.

Abdia Niswah Rizqya Rahmani, salah satu murid ekstrakurikuler sains club, mengaku sangat tertarik dan antusias melakukan praktik pembuatan ekoenzim.

“Ini pertama kali praktik ekoenzim dengan memanfaatkan kulit buah jeruk sisa sampah organik saat makan siang kemarin. Ternyata, dengan teknik pengolahan yang tepat akan menghasilkan barang berguna dan memiliki nilai jual,” imbuhnya saat praktik langsung. (Nikmah)

Exit mobile version