Yogyakarta, SUARA MUHAMMADIYAH- Pendidikan dengan kelengkapan asrama mahasiswa menjadi hal yang penting, karena itu bisa mencapai tujuan pendidikan yang utuh. Dari itu, dapat menghasilkan lulusan yang tidak hanya unggul dalam kepintaran namun juga kepribadian mulia. Agar cita-cita itu terwujud, maka Asosiasi Pengelola Asrama Mahasiswa (ASLAMA) adakan Pelatihan leadership dan Manajemen asrama dalam rangka meningkatkan mutu asrama mahasiswa Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan Aisyiyah se-Indonesia. Pada hari kamis-Sabtu, 18-20 Mei 2023, kegiatan ini dilaksanakan secara hybrid di Ampitheater Lt. 7 Gedung FK Universitas Ahmad Dahlan dan hotel Sargede serta disiarkan secara langsung melalui zoom meeting untuk para Rektor yang sudah diundang.
Kegiatan ini, menurut laporan dari Ketua Panitia yaitu ustaz Thonthowi dihadiri 36 PTMA dengan jumlah 67 orang. Beliau sampaikan juga skema pengelolaan asrama di Pesantren Mahasiswa K.H. Ahmad Dahlan (PERSADA) UAD yang sebagai tempat pengkaderan strategis UAD.
“Asrama inilah bagi kami tempat pengkaderan sejati, karena (mahasiswa) bisa diawasi selama 24 jam. Sehingga ketika sudah keluar dari asrama bisa menjadi lebih baik kualitasnya. Di UAD ini alhamdulillah alumni PERSADA sudah tiga kali dipercayai untuk menjadi Presiden BEM UAD”tuturnya.
Anis Prabowo selaku perwakilan ASLAMA PTMA mengungkapkan juga bahwa asrama merupakan salah satu ujung tombak bagi PTMA yang mempunyai mandat besar untuk mewujudkan Islam yang sebenar-benarnya. Melalui asrama ini, dapat mencetak kader persyarikatan yang tidak hanya pintar tapi juga memiliki karakter yang kuat. Dari laporan Anis, jumlah 171 PTMA yang ada saat ini, data yang sudah masuk pada ASLAMA ada 47 PTMA yang sudah”.
“Harapannya seluruh PTMA memiliki asrama atau tempat untuk penggemblengan kader. Tapi kita menyadari dari 47 PTMA masih mendominasi PTMA yang besar (sudah menjadi universitas)” harapnya.
Namun, ada tantangan yang perlu dihadapi asrama para pengelola dan yang lainnya itu akan berat dibanding dengan generasi sebelumnya. Karena pada generasi saat ini atau sering disebut generasi strowberry banyak yang pintar tapi mudah rapuh, karakter lemah dan mudah putus asa. Maka dibutuhkan inovasi baru dalam mengelola asrama. Maka dari itu ASLAMA PTMA mengadakan pelatihan yang sedang berlangsung ini.
Rektor UAD yaitu Bapak Muchlas sepakat bahwa pelatihan yang sangat penting ini, dapat memajukan asrama yang dikelola. Dengan hal itu, bisa mengelola kader-kader menjadi berkualitas. Lebih dari itu, asrama di seluruh PTMA belum bisa mengakomodasi semua mahasiswa yang ada.
“Kita berharap juga nanti ada pengaturan-pengaturan yang bisa mendukung eksistensi PTMA ini. Misalnya dari struktur organisasinya. Seperti PERSADA berada langsung di bawah Rektor,a gar bisa langsung dikendalikan dan diarahkan oleh pimpinan PTMA”. Tuturnya.
Achmad Nurmandi sebagai perwakilan dari Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah memberikan pengarahan sekaligus membuka acara tersebut. Beliau katakan bahwa Muhammadiyah memiliki 576 ribu mahasiswa, dalam target Dikti lima tahun ke depan yaitu jumlah 1 juta mahasiswa. Nah sekarang hanya memiliki kontribusi sebanyak 6,8% dari jumlah mahasiswa di Indonesia.
Ada 4 aspek dalam mengelola asrama. Pertama, fasilitas. Fasilitas pada asrama PTMA, sesungguhnya itu sebagian besar hibah dari pemerintah oleh kementrian PUPR. Dari hal itu harus terus dikomunikasikan dengan PUPR agar mengetahui kebutuhan kampus selama ini. Kedua, pembiayaan. Segala macam pembiayaan fasilitas asrama masih terbatas bahkan kurang, sehingga perlu dicarikan solusi yang teapt agar visi dan misi asrama tercapai. Ketiga, organisasi. Kedudukan asrama dalam kampus, ada yang di bawah Rektor, Warek bidang AIK dan lainnya.
“ternyata kalau tidak buat standar yang jelas itu menjadi masalah, fitnah karena mengelola uang banyak. Jadi harus transparan laporannya. Maka perlu adanya standar pengelolaan keuangan. Tetai itu semua berujung kepada visi dan misi asrama itu sendiri yang bisa diukur.” Tuturnya
Beliau sampaikan juga untuk para peserta yang mewakili asrama masing-masing kampus bisa membuat laporan audit mutu, sehingga pada akreditasi kampus itu tidak perlu membuat laporan yang terpisah-pisah. Keempat, penghuni. Setiap PTMA itu memiliki mahasiswa yang berbeda-beda karakternya dan mandatnya. Sehingga yang masuk asrama PTMA terkadang jika tidak sesuai lingkungannya, dia menolak untuk tinggal di sana. Maka ini harus bisa menjadi perhatian betul pada kegiatan ini.
“Kami di majelis dikti yang jelas ASLAMA sangat membantu sekali, karena majelis dikti terbatas.yang jelas kami butuh laporan rekap seluruh hasil output dan outcome dan kita punya standar mutunya. Tinggal output outcome nya kita tidak punya.” Tuturnya.
Karena asrama di PTMA sangat berbeda dengan asrama kampus negeri, yang hanya untuk tempat tidur. Sehingga asrama yang telah disediakan untuk pembinaan mahasiswa menjadi kontribusi bagus untuk bangsa dan negeri. (Badru Tamam)