Keutamaan Bersyukur

Belajar pada Kata dan Peristiwa

Foto Ilustrasi

Keutamaan Bersyukur

Oleh: Tito Yuwono

Nikmat Allah tak terhingga

Diberikan kepada hamba

Beruntung bagi yang mensyukurinya

Merugi bagi yang mengkufurinya

Bismillah walhamdulillah, washolatu wassalaamu ‘ala rasulillah,

Pesan dan peringatan untuk bersyukur sudah menjadi kebiasaan diberbagai kesempatan. Di awal ceramah, penceramah menyampaikan wasiat untuk bersyukur kepada Allah Ta’ala atas segala kenikmatan. Seorang penulis, ketika memberikan pengantar dalam menulis buku, juga diucapkan syukur, Alhamdulillah, telah diberikan taufik oleh Allah untuk menyelesaikan penulisan buku. Juga ketika  mengajar dimulai dengan kesyukuran kepada Allah Ta’ala. Ini semua adalah kebiasaan yang sangat baik dan perlu dilestarikan.

Wasiat bersyukur ini bukan sekedar formalitas serta basa basi belaka, sebagaimana yang banyak dipahami oleh sebagian orang. Mereka meninggalkan pengungkapan rasa syukur ini dengan alasan hanya sekedar basa basi sehingga tidak mengefisienkan waktu.

Pentingnya wasiat untuk bersyukur kepada Allah Ta’ala adalah karena seringnya manusia lupa terhadap kenikmatan yang diberikan kepadanya. Jantung yang setiap saat berdetak dengan teratur tanpa kendali kita, paru-paru yang bernafas dengan bebas juga tanpa kita pikirkan serta organ-organ dalam tubuh kita yang bekerja sesuai tugasnya. Kesemuanya adalah kenikmatan yang besar. Sesungguhnya kita sangat lemah dan tidak ada daya upaya serta kekuatan kecuali dari Allah Ta’ala.

Karena pentingnya rasa syukur ini, maka Rasulullah memberikan keteladanan setiap beliau memulai khutbah hajat selalu menyampaikan ungkapan kesyukuran:

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَسْتَعِينُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا فَمَنْ يَهْدِهِ اللَّهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ

Artinya:” Segala puji bagi Allah (kami memujiNya), mohon pertolongan kepadaNya, dan memohon ampunan kepadaNya. Serta kami memohon perlindungan kepadaNya dari kejahatan jiwa kami dan dari keburukan amalan kami.

Barangsiapa yang diberikan petunjuk oleh Allah, tidak ada seorangpun yang menyesatkannya. Dan barangsiapa yang disesatkan, maka tidak ada yang memberinya petunjuk.

Saya bersaksi bahwa tidak ada yang berhak diibadahi, kecuali Allah (semata, tidak ada sekutu bagiNya), dan saya bersaksi bahwa Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah hamba dan utusanNya.” (HR Imam Tirmidzi)

Ketika pembicara mengajak kita untuk bersyukur, ketika penulis buku yang kita baca mengungkapkan rasa syukurnya, hendaknya kita hayati betul nikmat yang telah Allah Ta’ala berikan kepada kita yang sangat besar. Kita hayati bahwa nikmat-nikmat ini dari Allah Ta’ala. Serta kita sampaikan rasa syukur kita dengan lesan dengan mengucapkan Alhamdulillah. Dan juga kita sampaikan rasa kesyukuran dengan ketaatan kepada Allah Ta’ala. Allah Ta’ala Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang memberikan nikmat yang sangat besar. Jika kita menghitung-hitungnya niscaya tidak mampu. Sebagaimana yang Allah Ta’ala nyatakan dalam surat An-Nahl ayat 18:

وَإِن تَعُدُّوا۟ نِعْمَةَ ٱللَّهِ لَا تُحْصُوهَآ ۗ إِنَّ ٱللَّهَ لَغَفُورٌ رَّحِيمٌ

Artinya: Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Keutamaan Bersyukur

Banyak sekali keutamaan bersyukur, diantaranya adalah:

  1. Dengan bersyukur maka mentaati perintah Allah Ta’ala. Dan mentaati perintah Allah adalah bagian dari ibadah. Banyak sekali perintah Allah kepada kita untuk bersyukur. Diantaranya adalah dalam Quran Surat Al-Baqarah ayat 152 dan ayat 172.

فَٱذْكُرُونِىٓ أَذْكُرْكُمْ وَٱشْكُرُوا۟ لِى وَلَا تَكْفُرُونِ

Artinya: Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku.

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ كُلُوا۟ مِن طَيِّبَٰتِ مَا رَزَقْنَٰكُمْ وَٱشْكُرُوا۟ لِلَّهِ إِن كُنتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezeki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar kepada-Nya kamu menyembah.

  1. Dengan bersyukur, nikmat akan ditambah. Sebaliknya jika kita kufur nikmat, adzab Allah sangat pedih. Sebagaimana firman Allah Ta’ala dalam Surat Ibrahim ayat 7:

وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِن شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ وَلَئِن كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِى لَشَدِيدٌ

Artinya: Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”.

  1. Orang bersyukur akan mendapatkan ridho dari Allah Ta’ala. Sebaliknya, Allah Ta’ala tidak ridho kepada orang-orang yang kufur/ingkar. Sebagaimana dinyatakan Allah Ta’ala dalam Surat Az-Zumar ayat 7:

إِن تَكْفُرُوا۟ فَإِنَّ ٱللَّهَ غَنِىٌّ عَنكُمْ ۖ وَلَا يَرْضَىٰ لِعِبَادِهِ ٱلْكُفْرَ ۖ وَإِن تَشْكُرُوا۟ يَرْضَهُ لَكُمْ ۗ وَلَا تَزِرُ وَازِرَةٌ وِزْرَ أُخْرَىٰ ۗ ثُمَّ إِلَىٰ رَبِّكُم مَّرْجِعُكُمْ فَيُنَبِّئُكُم بِمَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ ۚ إِنَّهُۥ عَلِيمٌۢ بِذَاتِ ٱلصُّدُورِ

Artinya: Jika kamu ingkar maka sesungguhnya Allah Maha Kaya atas kalian dan Dia tidak meridhai kekafiran bagi hamba-Nya; dan jika kamu bersyukur, niscaya Dia meridhai bagimu kesyukuranmu itu; dan seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain. Kemudian kepada Tuhanmulah kembalimu lalu Dia memberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui apa yang tersimpan dalam (dada)mu.

  1. Bersyukur merupakan salah satu penyebab terhindar dari Adzab Allah. Sebagaimana dalam Surat Annisa ayat 147.

مَّا يَفْعَلُ ٱللَّهُ بِعَذَابِكُمْ إِن شَكَرْتُمْ وَءَامَنتُمْ ۚ وَكَانَ ٱللَّهُ شَاكِرًا عَلِيمًا

Artinya: Tidaklah Allah akan mengadzab kalian jika kalian bersyukur dan beriman. Dan sungguh Allah itu Syakir lagi Alim.Demikian tulisan ringkas berkaitan dengan bersyukur kepada Allah Ta’ala beserta keutamaannya. Semoga kita menjadi hamba yang bersyukur.

Wallahu a’lamu bishshowab. Nashrun minallahi wa fathun qarib.

Tito Yuwono, Dosen Jurusan Teknik Elektro-Universitas Islam Indonesia Yogyakarta, Sekretaris Majelis Dikdasmen PCM Ngaglik, Sleman, Ketua Joglo DakwahMu Almasykuri Yogyakarta

Exit mobile version