Mulia Karena Akhlak

Mulia Karena Akhlak

Foto Ilustrasi

Mulia Karena Akhlak

Oleh: Tito Yuwono

Akhlak dan adab adalah utama

Rasulullah ﷺ diutus untuk menyempurnakannya

Sebaik-baik kita

Yang mulia akhlaknya

 

Berakhlak kepada Allah Ta’ala

Juga kepada rasul-Nya

Serta sesama

Akan menjadi manusia mulia

Bismillah walhamdulillah, washolatu wassalaamu ‘ala rasulillah,

Disamping aqidah yang lurus, ibadah yang sesuai tuntunan Rasulullah ﷺ, akhlak dan adab merupakan hal yang sangat penting.

Bukankah ketika Rasulullah ﷺ melakukan mikhraj kemudian ditampakkan ada yang menggunting-gunting lidah dan mulut-nya disebabkan karena akhlaknya? bukankah Rasululllah ﷺ mengabarkan seorang sahabat yang ahli surga juga karena akhlaknya? Dan juga bukankah mustajabnya doa Uwais Al-Qorni karena akhlaknya, sehingga sampai Rasulullah ﷺ meminta sahabatnya jika ketemu Uwais untuk minta doa keampunan?

Akhlak yang mulia dan santun merupakan fondasi dari dakwah Islamiyah.

Allah Ta’ala memuji Rasulullah ﷺ karena akhlak Beliau yang agung. Sebagaimana firman Allah Ta’ala dalam Surat Al-qolam ayat 4.

وَإِنَّكَ لَعَلَىٰ خُلُقٍ عَظِيمٍ

Artinya: Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.

Allah Ta’ala juga mengutus Rasulullah ﷺ untuk menyempurnakan akhlak. Sebaik-baik manusia adalah yang paling baik akhlaknya. Sebagaimana hadis yang diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhari:

إِنَّ خِيَارَكُمْ أَحَاسِنُكُمْ أَخْلَاقًا

Artinya: “Sesungguhnya sebaik-baik kalian adalah yang paling mulia akhlaknya,” (HR Imam Al-Bukhari)

Akhlak yang baik juga merupakan pemberat utama dalam timbangan. Sebagaimana hadis yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad.

أَثْقَلُ شَيْءٍ فِي الْمِيزَانِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ خُلُقٌ حَسَنٌ

Artinya: “Amalan yang paling berat pahalanya di timbangan adalah akhlak yang baik” (HR Imam Ahmad)

Dalam kitab madarijussalikin, Imam Ibnul Qayyim rahimahullah menyampaikan bahwa akhlak dan adab seorang Islam terbagi menjadi tiga yaitu Akhlak kepada Allah Ta’ala, Akhlak kepada Rasulullah ﷺ dan Akhlak kepada sesama makhluk.

Pertama, Akhlak kepada Allah Ta’ala

Allah Ta’ala telah menciptakan kita, memberikan rizki kepada kita, yang mengatur dan mengendalikan alam ini, serta mendengar dan mengabulkan doa kita. Maka sudah seharusnya kita berakhlak kepada Allah Ta’ala dengan cara mentauhidkannya, tidak membuat sekutu dan tandingan untuk Allah Ta’ala. Kewajiban kita mengibadahinya serta mentaatinya.  Banyak sekali ayat Quran yang berkaitan dengan ini, diantaranya adalah Firman Allah Ta’ala dalam Surat Al-Baqarah ayat 21 dan 22.

أَيُّهَا ٱلنَّاسُ ٱعْبُدُوا۟ رَبَّكُمُ ٱلَّذِى خَلَقَكُمْ وَٱلَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

Artinya: Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertakwa,

ٱلَّذِى جَعَلَ لَكُمُ ٱلْأَرْضَ فِرَٰشًا وَٱلسَّمَآءَ بِنَآءً وَأَنزَلَ مِنَ ٱلسَّمَآءِ مَآءً فَأَخْرَجَ بِهِۦ مِنَ ٱلثَّمَرَٰتِ رِزْقًا لَّكُمْ ۖ فَلَا تَجْعَلُوا۟ لِلَّهِ أَندَادًا وَأَنتُمْ تَعْلَمُونَ

Artinya: Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezeki untukmu; karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, padahal kamu mengetahui.

Kedua, Akhlak terhadap Rasulullah

Rasulullah Muhammad ﷺ adalah utusan Allah Ta’ala, yang membawa risalah untuk menyampaikan wahyu dari Allah kepada manusia sekalian alam. Adab terhadap Rasulullah adalah membenarkan apa yang disampaikan, dan meneladani Beliau. Disamping itu ittiba’/mengikuti Beliau dalam beragama ini. Allah Ta’ala berfirman dalam Al-Quran ayat Al-Anfal ayat 20 dan Muhammad 33.

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ أَطِيعُوا۟ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُۥ وَلَا تَوَلَّوْا۟ عَنْهُ وَأَنتُمْ تَسْمَعُونَ

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya, dan janganlah kamu berpaling dari pada-Nya, sedang kamu mendengar (perintah-perintah-Nya),

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ أَطِيعُوا۟ ٱللَّهَ وَأَطِيعُوا۟ ٱلرَّسُولَ وَلَا تُبْطِلُوٓا۟ أَعْمَٰلَكُمْ

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul dan janganlah kamu merusakkan (pahala) amal-amalmu.

Ketiga, adab terhadap sesama makhluk

Akhlak terhadap sesama merupakan sesuatu yang sangat penting dalam agama ini. Bahkan akhlak ini tidak bisa dipisahkan dengan keimanan. Rasulullah ﷺ menyampaikan keimanan kepada Allah Ta’ala dan hari akhir dengan akhlak terhadap tetangga, akhlak dengan tamu serta akhlak menggunakan lisan.

Juga Allah Ta’ala memerintahkan untuk berakhlak baik kepada kedua orang tua, kerabat, serta orang-orang lemah setelah mentauhidkan-Nya. Sebagaimana perintah Allah Ta’ala dalam Surat Al-Baqarah ayat 83.

 وَإِذْ أَخَذْنَا مِيثَٰقَ بَنِىٓ إِسْرَٰٓءِيلَ لَا تَعْبُدُونَ إِلَّا ٱللَّهَ وَبِٱلْوَٰلِدَيْنِ إِحْسَانًا وَذِى ٱلْقُرْبَىٰ وَٱلْيَتَٰمَىٰ وَٱلْمَسَٰكِينِ وَقُولُوا۟ لِلنَّاسِ حُسْنًا وَأَقِيمُوا۟ ٱلصَّلَوٰةَ وَءَاتُوا۟ ٱلزَّكَوٰةَ ثُمَّ تَوَلَّيْتُمْ إِلَّا قَلِيلًا مِّنكُمْ وَأَنتُم مُّعْرِضُونَ

Artinya: Dan (ingatlah), ketika Kami mengambil janji dari Bani Israil (yaitu): Janganlah kamu menyembah selain Allah, dan berbuat kebaikanlah kepada ibu bapa, kaum kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang miskin, serta ucapkanlah kata-kata yang baik kepada manusia, dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. Kemudian kamu tidak memenuhi janji itu, kecuali sebahagian kecil daripada kamu, dan kamu selalu berpaling.

Akhlak merupakan bagian dari agama yang mulia ini. Orang yang akhlaknya baik akan menjadi orang yang mulia. Di dunia ia akan dicintai Rabb-Nya dan sesama, diakhirat akan berat timbangan kebaikannya, insyaa Allah.

Wallahu a’lamu bishshowab. Nashrun minallahi wa fathun qarib.

Tito Yuwono, Dosen Jurusan Teknik Elektro-Universitas Islam Indonesia Yogyakarta, Sekretaris Majelis Dikdasmen PCM Ngaglik, Sleman, Ketua Joglo DakwahMu Almasykuri Yogyakarta

Exit mobile version