SMA Muhammadiyah 6 Makassar Gelar Penamatan Alumni Angkatan ke-42

SMA Muhammadiyah 6 Makassar Gelar Penamatan Alumni Angkatan ke-42

SMA Muhammadiyah 6 Makassar Gelar Penamatan Alumni Angkatan ke-42

MAKASSAR, Suara Muhammadiyah – Mengusung tema “Grow and Succes Together”, SMA 6 Muhammadiyah Makassar menggelar penamatan alumni angkatan ke-42 “Fos Ananeosis 23” pada Jumat, 19 Mei 2023 di Hotel Swiss Bell In di Makassar.

Alumni yang ditammatkan berjumlah 33 siswa, 18 orang dari jurusan IPA dan 15 siswa lainnya dari jurusan IPS, acara ini dihadiri oleh Pimpinan Wilayah Muhammadiyag,dan Pimpinan Daerah Muhammadiyah Makassar yakni Drs. H. Tamrin Taha, M.Pd selaku Ketua Majelis Dikdasmen Pimpinan Wilayah Muhammadiyag Sulsel dan Ketua Prodi Ilmu Administrasi Negara FISIP Unismuh Makassar yang juga Wakasek SMA Muhammadiyah 6 Makassar pada masanya, Dr. Nur Wahid, S.Sos, M.Si.

Kepala sekolah SMA 6 Muhammadiyah Makassar, Saiful K. S.Pdi pada sambutannya mengatakan, maksud dari kalimat Grow and Succes Together adalah bagaimana para siswa diharapkan untuk dapat bertumbuh dan sukses bersama-sama bahkan setelah menjadi alumni.

“Ketika alumni itu sudah sukses, maka suksesnya itu tidak sendiri dan ia harus mengulurkan tangan kepada juniornya untuk sukses bersama, katanya.

Lebih lanjut dia menjelaskan perihal program yang mendukung para siswa untuk mengasah minat dan soft skill, utamanya menghadapi realita dalam dunia kampus dan dunia kerja, tegasnya.

“Sejak 3 tahun terakhir, kelas XII hanya belajar selama satu semester didalam kelas, setelah itu dilakukan program untuk mengembangkan skill baik itu persiapan masuk ke perguruan tinggi atau persiapan untuk membangun usaha “, ungkapnya.

Pembelajaran berbasis Al-Qur’an menjadi salah satu keunggulan dan pembeda dari sekolah-sekolah lainnya, kegiatan literasi agama dan pada setiap proses belajar mengajar, akan selalu disisipkan dan dikaitkan dengan ilmu agama, katanya.

“Kita menjadi pilihan yang terbaik, kenapa ? Karena salah satu keunggulan kita dibanding sekolah lain adalah pembelajaran berbasis Al-Qur’an, setiap guru masuk diawali dengan radarrus, setiap pertemuan harus terdapat dalil dalam proses pembelajarannya, hal tersebut adalah hal yang wajib” tandasnya.

Untuk membentuk karakter anak, setiap pagi dilakukan sholat Dhuha dan setelah itu dilanjutkan dengan kajian rutin yang berupa Sirah Nabawiyah (Senin dan Kamis), kajian tentang Fiqh (Selas dan Rabu), pada hari Jumat kisah Islami dan hari berikutnya adalah kisah nasional yang menginspirasi.

“Saya melihat pendidikan itu hanya bisa terselamatkan dengan agama, karakter anak-anak bisa terbentuk dari Al-Qur’an”, tandasnya.

Harapannya untuk para alumni kedepannya adalah untuk tetap menjaga integritasnya dimanapun ia berada, ungkapnya. (farah-rayfadel/yahya)

Exit mobile version