KUDUS, Suara Muhammadiyah – Pimpinan Daerah ‘Aisyiyah Kabupaten Kudus pada Ahad, 21 Mei 2023 yang bertepatan dengan 1 Dzulqo’dah 1444 H menggelar resepsi Milad ‘Aisyiyah ke-106 M atau 109 H di Gedung Grha Pemuda Muhammadiyah Getasrabi, Gebog Kudus. Kegiatan yang dihadiri oleh warga dan simpatisan ‘Aisyiyah dari 12 PCA dan 63 PRA se Kabupaten Kudus ini mengambil tema Kepemimpinan Perempuan Mencerahkan Peradaban Bangsa.
Milad ‘Aisyiyah yang diawali dengan pra acara berupa hiburan yang dipersembahkan oleh TK ABA se Kecamatan Gebog dan SD Muhammadiyah Gribig serta SD ‘Aisyiyah Multilingual Darussalam Getasrabi berlangsung meriah.
Hj. Muslimah, S.Pd.I. selaku ketua panitia dalam laporannya menyampaikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada panitia Milad yang telah sukses menggelar event besar dengan menyediakan tempat duduk dan snack sebanyak 1.000 buah dan 400 buah paket snack untuk anak-anak.
Dalam pidato Milad oleh Ketua PDA Kabupaten Kudus, Hj. Khosifah, S.Pd.I. menyampaikan: “Mari kita selalu mensyukuri nikmat Allah SWT yang telah diberikan kepada ‘Aisyiyah, yang telah berhasil menapaki jalan dakwah penuh liku dalam mengemban misi dakwah dan tajdid untuk mencerahkan peradaban bangsa. Sebagai momen penting untuk melakukan refleksi atas usaha yang telah dilakukan selama ini dengan selalu berupaya memperbaiki dan menyempurnakan langkah menuju masa depan yang lebih baik.”
Ketua PDM Kudus, Dr. H. Hilal Majdi, M.Pd. dalam sambutannya menekankan pentingnya peran ibu, bahwa di balik keseuksesan seseorang, pasti ada pengaruh seorang ibu yang hebat untuk senantiasai mendukung dan mendoakannya.
Pengajian Milad oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Dr. H. Agus Taufiqurrahman, Sp.S., M.Kes., yang mengatakan bahwa; “Pengajian merupakan tradisi Muhammadiyah yang perlu dipertahankan, sehingga semua kegiatan di persyarikatan pasti diadakan pengajian. Hal ini karena munculnya persyarikatan berawal dari adanya jamaah pengajian. Sehingga, karena diawali dengan pengajian, maka kita harus rajin mengaji. Sebagaimana hadits Riwayat Muslim yang artinya: “Siapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan mudahkan baginya jalan menuju surga.” KHA Dahlan dalam mengajarkan Al-‘Ashr sama dengan metode yang digunakan ketika mengajarkan Al-Ma’un. Dalam mengajarkan surat yang terdiri dari tiga ayat tersebut, ditekankan kepada para santri agar memanfaatkan waktu sebaik-baiknya, untuk memperbanyak amal sholeh, agar anak didiknya dalam mengerjakan amal sholeh tidak hancur karena pamer atau riya“.
Lebih lanjut, Dr. Agus menyampaikan dalam mempelajari Al-Qur’an, tidak hanya dibaca saja, akan tetapi harus dimengerti, dipahami, untuk kemudian diamalkan. Karena ilmu yang tidak diamalkan akan seperti pohon yang tidak berbuah. Sebesar apapun masalah yang dihadapi, harus yakin bahwa Allah SWT memberikan jalan keluar, dan tidak akan membebani hambaNya melainkan sesuai dengan kesanggupannya.
“Sehubungan dengan tema Milad, kita mengakui bahwa ‘Aisyiyah sangat hebat karena berperan sebagai tiang negara. Ibu merupakan sekolah yang pertama. Demikian juga dengan peran ‘Aisyiyah yang telah memiliki sekolah mulai dari TK hingga Perguruan Tinggi, bahkan di Kabupaten Kudus ini telah berhasil mendirikan 2 (dua) buah Rumah Sakit ‘Aisyiyah, sebagai amal usaha yang rahmatan lil ‘alamin, yang kita wujudkan 3 (tiga) amalan yang tidak terputus pahalanya, yaitu sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak sholeh yang selalu mendoakan,” ungkapnya. (Wakhidah/Riz)