Rektor UMRI Tabligh Akbar di PWM Sulawesi Tengah
PALU, Suara Muhammadiyah – Rektor Universitas Muhammadiyah Riau (UMRI) Dr. Saidul Amin, memberikan ceramah sempena tabligh Akbar Keluarga Besar Muhammadiyah Sulawesi Tengah dan serah terima jabatan PWM Sulteng 2015 – 2022 kepada PWM 2022-2027 di Auditorium Universitas Muhammadiyah Palu. Acara tersebut dihadiri lebih dari 500 orang Pimpinan, anggota dan simpatisan Muhammadiyah se- Sulawesi Tengah.
Acara ini diawali dengan penandatanganan MoU di antara Universitas Muhammadiyah Riau (UMRI) dan Universitas Muhammadiyah Palu (UM Palu) dalam berbagai aspek yang akan memperkuat kedua PTM tersebut. Rektor Universitas Muhammadiyah Palu Prof. Dr. Rajindra menganggap MoU ini sangat penting bagi meningkatkan kualitas dan kerja sama di antaranya UMRI dan UM Palu dan gambaran dari perpaduan di antara Timur dan Barat.
Pada sisi lain Rektor yang juga ketua Panitia acara tersebut menyampaikan bahwa sudah menjadi kewajiban bagi Amal Usaha seperti UM Palu memfasilitasi acara-acara yang diprakarsai oleh Persyarikatan seperti hari ini.
Sebab AUM akan maju bersama Persyarikatan. Beliau juga menjelaskan bahwa UM Palu yang didirikan pada tanggal 2 Agustus 1983, 40 tahun Yang lalu ini akan terus berbenah untuk menjadi satu dari mercusuar PTMA di Indonesia bagian Timur. Prof Rajindra juga memperkenalkan beberapa Kader Muhammadiyah Sulteng yang akan bertarung di DPR RI dan DPD RI pada pemilu 2024 yang akan datang.
Sementara itu Ketua PWM terpilih periode 2022 – 2027 Muhammad Amin mengucapkan terima kasih kepada PWM yang lalu yang telah banyak berjasa membangun Muhammadiyah di Sulteng dan mohon bimbingan serta tunjuk ajarnya untuk ke depan yang lebih baik. Beliau juga menggarisbawahi apa yang disampaikan Ketua Panitia, agar Kader Muhammadiyah yang maju ke dunia politik harus dapat memberi contoh dan mencerahkan.
Pada puncak acara, Dr. Saidul Amin Rektor UMRI menjelaskan tentang faham agama dalam Muhammadiyah dimana Islam difahami sebagai kebenaran mutlak (absolutely absolut), tapi disajikan berbasis ilmu pengetahuan (sciencetifical proof). Dimana kebenaran wahyu yang qathi diperkukuh dengan kemajuan sains dan teknologi. Sehingga Islam akan menjadi agama yang mencerahkan peradaban. Di akhir pidatonya Dr. Saidul Amin kembali mempertegas apa yang disampaikan oleh dua pembicara sebelumnya, bahwa Kader Muhammadiyah harus tampil ke hadapan belantika politik Indonesia. Mereka harus menjadi pemain, bukan penonton. Bermental Pejuang bukan pecundang. Berjiwa pemenang bukan pialang.
Kewajiban kita membantu Kader yang punya niat tulus ikhlas ikut serta membangun bangsa dari jalur politik ini, baik sebagai DPR, DPD, Kepala Daerah, bahkan kalau ada yang maju sebagai Presiden dan Wakil Presiden harus kita bantu. Kalau bukan Sekarang kapan lagi, kalau bukan kita siapa lagi.
Acara ditutup dengan makan siang bersama sekaligus ramah tamah yang penuh dengan keakraban serta kekeluargaan dan menggambarkan keindahan bermuhammadiyah.