Indonesia Butuh Kepemimpinan Strategis Bukan Pragmatis

Indonesia Butuh Kepemimpinan Strategis Bukan Pragmatis

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Dalam mengejar berbagai kemajuan bangsa, kepemimpinan strategis merupakan salah satu hal yang dinilai penting. Hal tersebut diungkapkan oleh Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir dalam peluncuran serta bedah Buku “Gaya Kepemimpinan Strategis dan Green Human Resource Management Dalam Membangun Teamwork” karya Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Dudung Abdurachman di Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta. 

“Indonesia jika ingin bersaing, perlu menerjemahkan visi nasionalnya dalam kebijakan-kebijakan strategis. Cita-cita yang telah diletakkan para pendiri bangsa bukan hanya hitam di atas putih saja namun wajib untuk diwujudkan oleh pemimpin bangsa. Termasuk melindungi bangsa dan tanah air, mencerdaskan bangsa, menciptakan kesejahteraan dan perdamaian. Hal ini meniscayakan untuk menggerakkan seluruh kekuatan strategis yang dimiliki bangsa, dan kuncinya ada di kepemimpinan strategis,” ungkap Haedar di Amphitarium UAD, Senin (22/5). 

Dalam kontestasi politik pun Haedar mengharapkan berbagai elemen bangsa telah selesai dengan hal-hal yang berkaitan dengan pembelahan politik ataupun konflik ideologi karena telah memiliki Pancasila sebagai landasan yang telah diletakkan untuk mengikat berbagai perbedaan tersebut. 

“Para pemimpin bangsa hendaknya berlomba dalam menerjemahkan visi dan cita-cita yang telah diletakkan oleh para pendiri bangsa ke dalam langkah-langkah strategis ke depan. Itulah kunci dari kepemimpinan strategis, bukan berhenti pada kepemimpinan pragmatis.”

 

Salah satu tema terkemuka yang diangkat dalam buku “Gaya Kepemimpinan Strategis dan Green Human Resource Management Dalam Membangun Teamwork” karya KSAD Dudung Abdurachman membicarakan mengenai gaya kepemimpinan yang mengedepankan pendekatan-pendekatan yang humanis. Haedar menilai tema-tema yang diangkat dalam buku tersebut menjadi penting untuk dibicarakan bahkan disebarluaskan. 

“Konsep kepemimpinan yang diangkat dalam buku ini merupakan tipologi kepemimpinan yang profetik, yang mampu menghadirkan energi kebaikan, bersifat religius dan mampu membangkitkan nilai-nilai positif dalam sebuah proses kepemimpinan,” tambah Haedar. 

Lebih jauh, Haedar menambahkan bahwa apa yang diangkat dalam buku karya KSAD Dudung Abdurachman sangatlah relevan untuk diperbincangkan, salah satunya karena Indonesia sangat membutuhkan inspirasi tentang kepemimpinan strategis. 

“Sangat inspiratif bagi generasi muda dan para pemimpin bangsa. Sehingga harapannya dapat menjadi state of mind para elit demi mewujudkan akselerasi kemajuan di berbagai bidang.”

Dudung Abdurachman sendiri berharap buku “Gaya Kepemimpinan Strategis dan Green Human Resource Management Dalam Membangun Teamwork” mampu memberikan inspirasi kepada khalayak umum termasuk mahasiswa yang ada di perguruan tinggi, dan para calon pemimpin bangsa. 

“Gaya kepemimpinan strategis ini tidak hanya diaplikasikan dalam kepemimpinan militer saja namun juga di dunia korporasi bahkan birokrasi. Selain itu dapat dijadikan rujukan bagi mahasiswa khususnya Fakultas Ekonomi karena buku ini menggunakan pendekatan Green Human Resource Management,” ungkap Dudung. 

Selain menjadi sarana untuk mengaktualisasi pengetahuan yang didapatkannya selama menempuh studi doktoral di Universitas Trisakti, Dudung menandaskan bahwa buku tersebut juga merupakan wujud pengabdiannya yang tiada akhir kepada bangsa dan negara. (Th)

Exit mobile version