Husnul Khatimah: Harapan Akhir Kehidupan

subuh

Ilustrasi

Husnul Khatimah: Harapan Akhir Kehidupan

Oleh: Tito Yuwono

Di akhir kehidupan kita

Berharap dalam taqwa

Karena ini bekal utama

Untuk menghadap-Nya

Bismillah walhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah Ta’ala atas segala nikmatnya yang sangat banyak. Sehingga tak satupun manusia yang mampu untuk menghitung dan membilangnya.

Pada tulisan sebelumnya telah dibincangkan beberapa manfaat dari mengingat kematian. Tentu kita semua berharap di saat akhir kehidupan ini, kita tutup dengan amalan ketaatan. Di Akhir kehidupan, kita dalam keadaan berserah diri kepada Allah Ta’ala.

Sebagaimana firman Allah Ta’ala dalam surat Ali-Imran ayat 102:

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِۦ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.

Sehingga datang kepada Allah Ta’ala dengan hati yang tenang (muthmainnah). Sebagaimana firman Allah Ta’ala dalam Surat Al-Fajr ayat 37-40.

يَٰٓأَيَّتُهَا ٱلنَّفْسُ ٱلْمُطْمَئِنَّةُ

ٱرْجِعِىٓ إِلَىٰ رَبِّكِ رَاضِيَةً مَّرْضِيَّةً

فَٱدْخُلِى فِى عِبَٰدِى

وَٱدْخُلِى جَنَّتِى

Artinya:

Hai jiwa yang tenang.

Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya.

Maka masuklah ke dalam jama’ah hamba-hamba-Ku,

masuklah ke dalam surga-Ku.

Kita juga sangat kawatir, jika akhir kehidupan ini, amalan yang kita persembahkan kepada Allah bukan amalan ketaatan namun amalan maksiat yang dibenci Allah Ta’ala. Kita risau jika amalan akhir kita adalah amalan ahli neraka. kita malu sekaligus takut kepada Allah Ta’ala beserta adzabnya. Karena amalan itu bergantung pada akhirnya:

وَإِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالْخَوَاتِيمِ

Artinya:” Sesungguhnya amalan itu (tergantung) dengan penutupnya” (HR Imam Al-Bukhari)

Banyak kasus yang tadinya beriman kemudian menjadi orang yang ingkar kepada Allah sampai akhir hayatnya. Awalnya menutup aurot dengan baik, kemudian dibukanya aurot karena keperluan dunia yang lebih besar. Awalnya kelihatan seperti muslim taat, namun mencuri harta rakyat dengan korupsi.

Maka meninggal dalam husnul khatimah merupakan kenikmatan yang besar karunia Allah Ta’ala dan cita-cita kita.

Rasulullah ﷺ bersabda dalam hadis yang diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi:

عَنْ أَنَسٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا أَرَادَ اللَّهُ بِعَبْدٍ خَيْرًا اسْتَعْمَلَهُ فَقِيلَ كَيْفَ يَسْتَعْمِلُهُ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ يُوَفِّقُهُ لِعَمَلٍ صَالِحٍ قَبْلَ الْمَوْتِ

Artinya: ”Dari Sahabat Anas Radhiyallahu ‘anhu beliau berkata, Rasulullah ﷺ bersabda Apabila Allah menghendaki kebaikan pada hambanya, maka Allah memanfaatkannya”. Para sahabat bertanya,”Bagaimana Allah akan memanfaatkannya?” Rasulullah ﷺ menjawab,”Allah akan memberinya taufiq untuk beramal shalih sebelum dia meninggal.” (HR Imam Tirmidzi)

Bagi yang istikamah dan husnul khatimah, maka diberikan kabar gembira oleh malaikat, yaitu surga menanti sesuai janji Allah Ta’ala.

Sebagaimana dalam surat fushilat ayat 30:

إِنَّ ٱلَّذِينَ قَالُوا۟ رَبُّنَا ٱللَّهُ ثُمَّ ٱسْتَقَٰمُوا۟ تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ ٱلْمَلَٰٓئِكَةُ أَلَّا تَخَافُوا۟ وَلَا تَحْزَنُوا۟ وَأَبْشِرُوا۟ بِٱلْجَنَّةِ ٱلَّتِى كُنتُمْ تُوعَدُونَ

Artinya: Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Tuhan kami ialah Allah” kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan: “Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan gembirakanlah mereka dengan jannah yang telah dijanjikan Allah kepadamu”.

Seorang yang beriman, ketika gembira terhadap rahmat serta ridho-Nya dan juga surga yang dijanjikan berarti dia senang bertemu Allah. Dan Allahpun senang bertemu dengan-Nya.

Rasulullah ﷺ bersabda dalam hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim:

مَنْ أَحَبَّ لِقَاءَ اللَّهِ أَحَبَّ اللَّهُ لِقَاءَهُ وَمَنْ كَرِهَ لِقَاءَ اللَّهِ كَرِهَ اللَّهُ لِقَاءَهُ فَقُلْتُ يَا نَبِيَّ اللَّهِ أَكَرَاهِيَةُ الْمَوْتِ فَكُلُّنَا نَكْرَهُ الْمَوْتَ فَقَالَ لَيْسَ كَذَلِكِ وَلَكِنَّ الْمُؤْمِنَ إِذَا بُشِّرَ بِرَحْمَةِ اللَّهِ وَرِضْوَانِهِ وَجَنَّتِهِ أَحَبَّ لِقَاءَ اللَّهِ فَأَحَبَّ اللَّهُ لِقَاءَهُ وَإِنَّ الْكَافِرَ إِذَا بُشِّرَ بِعَذَابِ اللَّهِ وَسَخَطِهِ كَرِهَ لِقَاءَ اللَّهِ وَكَرِهَ اللَّهُ لِقَاءَهُ

Artinya:” Barangsiapa yang suka bertemu Allah, maka Allahpun suka untuk bertemu dengannya. Dan barangsiapa tidak suka bertemu Allah, maka Allah pun benci untuk bertemu dengannya”. ‘Aisyah bertanya,”Wahai Nabi Allah! Apakah (yang dimaksud) adalah benci kematian? Kita semua benci kematian?” Rasulullah ﷺ menjawab,”Bukan seperti itu. Akan tetapi, seorang mukmin, apabila diberi kabar gembira tentang rahmat dan ridha Allah serta SurgaNya, maka ia akan suka bertemu Allah. Dan sesungguhnya, orang kafir, apabila diberi kabar tentang azab Allah dan kemurkaanNya, maka ia akan benci untuk bertemu Allah, dan Allahpun membenci bertemu dengannya”.

Semoga Allah Ta’ala berikan karunia kepada kita husnul khatimah, sehingga kita bahagia setelah kematian kita.

Wallahu a’lamu bishshowab. Nashrun minallahi wa fathun qarib.

Tito Yuwono, Dosen Jurusan Teknik Elektro-Universitas Islam Indonesia Yogyakarta, Sekretaris Majelis Dikdasmen PCM Ngaglik, Sleman, Ketua Joglo DakwahMu Almasykuri Yogyakarta

Exit mobile version