Syirik: Kezaliman Terbesar
Tito Yuwono
Allah Ta’ala Yang Maha Kuasa
Yang Maha Pencipta dan Pengatur alam semesta
Yang Maha Mendengar dan Mengabulkan doa hamba
Yang menjamin rezeki untuk semua makhlu-Nya
Menyekutukan-Nya
Membuat tandingan-tandingan untuk-Nya
Adalah sebesar-besar dosa
Menyesal selamanya
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah Ta’ala, Rabb semesta alam. Tuhan yang menciptakan dan mengatur alam ini. Tuhan yang Maha Pemberi Rezeki untuk makhluq-makhluq-Nya. Tuhan yang mendengarkan dan mengabulkan doa para hamba. Hanya Kepada Allah kami menyembah dan memohon pertolongan. Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurah pada Rasulullah ﷺ teladan kita, manusia yang paling lurus aqidahnya dan paling mulia akhlaqnya. Beserta keluarga dan sahabatnya dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan ihsan sampai hari kiamat.
Salah satu kewajiban hamba adalah mentauhidkan Allah Ta’ala. Mengimani keberadaan-Nya, meyakini dengan seyakin-yakinnya akan Rububiyah Allah Ta’ala serta mentauhidkannya, serta mengesakan dalam mempersembahkan peribadahan kepada Allah Ta’ala. Tidak mempersekutukan Allah Ta’ala dengan sesuatu apapun. Serta menghambakan diri kepada-Nya dengan menjadi hamba yang taat kepada-Nya.
Menyekutukan Allah Ta’ala adalah merupakan kezaliman yang terbesar. Karena tidak menempatkan sesuatu pada tempatnya. Wasiat Luqman kepada putranya yang diabadikan oleh Allah Ta’ala adalah untuk tidak melakukan kesyirikan karena sesungguhnya kesyirikan adalah kezaliman yang paling besar. Sebagaimana dalam Al-Quran Surat Luqman ayat 13.
وَإِذْ قَالَ لُقْمَٰنُ لِٱبْنِهِۦ وَهُوَ يَعِظُهُۥ يَٰبُنَىَّ لَا تُشْرِكْ بِٱللَّهِ ۖ إِنَّ ٱلشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ
Artinya: Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: “Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar”.
Banyak sekali hadis yang menyatakan bahwa syirik merupakan dosa yang sangat besar, diantaranya adalah:
أَلَا أُنَبِّئُكُمْ بِأَكْبَرِ الْكَبَائِرِ ثَلَاثًا قَالُوا بَلَى يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ الْإِشْرَاكُ بِاللَّهِ وَعُقُوقُ الْوَالِدَيْنِ وَجَلَسَ وَكَانَ مُتَّكِئًا فَقَالَ أَلَا وَقَوْلُ الزُّورِ قَالَ فَمَا زَالَ يُكَرِّرُهَا حَتَّى قُلْنَا لَيْتَهُ سَكَتَ
Artinya:”Maukah aku beritahukan kepada kalian tentang dosa-dosa besar yang paling besar?” (Beliau mengulanginya tiga kali.) Mereka (para Sahabat) menjawab: “Tentu saja, wahai Rasulullah.” Beliau bersabda: “Syirik kepada Allah, durhaka kepada kedua orang tua.”Ketika itu beliau bersandar lalu beliau duduk tegak seraya bersabda: “Dan ingatlah, (yang ketiga) perkataan dusta!” Perawi berkata: “Beliau terus meng-ulanginya hingga kami berharap beliau diam” (HR Imam Al-Bukhari)
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ سَأَلْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيُّ الذَّنْبِ أَعْظَمُ عِنْدَ اللَّهِ قَالَ أَنْ تَجْعَلَ لِلَّهِ نِدًّا وَهُوَ خَلَقَكَ قُلْتُ إِنَّ ذَلِكَ لَعَظِيمٌ قُلْتُ ثُمَّ أَيُّ قَالَ ثُمَّ أَنْ تَقْتُلَ وَلَدَكَ تَخَافُ أَنْ يَطْعَمَ مَعَكَ قُلْتُ ثُمَّ أَيُّ قَالَ ثُمَّ أَنْ تُزَانِيَ بِحَلِيلَةِ جَارِكَ
Artinya:” Dari Abdullah bin Ibnu Mas‘ud radhiallahu ‘anhu, beliau berkata, “Aku bertanya kepada Rasulullah ﷺ, ‘Dosa apa yang paling besar?’ Rasulullah ﷺ bersabda, ‘Yaitu engkau menjadikan sekutu (tandingan) bagi Allah ﷻ padahal Dia yang menciptakanmu.’ Aku berkata, ‘Kemudian apa?’ Rasulullah ﷺ bersabda, ‘Engkau membunuh anakmu karena khawatir dia makan bersamamu.’ Aku berkata, ‘Kemudian apa setelah itu, wahai Rasulullah?’ Rasulullah ﷺ, ‘Engkau berzina dengan istri tetanggamu” (HR Imam Al-Bukhari)
Akibat Perbuatan Syirik
Allah Ta’ala tidak ridho terhadap orang yang menyekutukan-Nya. Banyak sekali akibat dari perbuatan syirik ini baik di dunia dan di akhirat.
- Kesyrikan akan menghapus amal kebaikan yang telah dilakukan. Allah Ta’ala berfirman dalam Al-Quran Azzumar ayat 65.
وَلَقَدْ أُوحِىَ إِلَيْكَ وَإِلَى ٱلَّذِينَ مِن قَبْلِكَ لَئِنْ أَشْرَكْتَ لَيَحْبَطَنَّ عَمَلُكَ وَلَتَكُونَنَّ مِنَ ٱلْخَٰسِرِينَ
Artinya: Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) yang sebelummu. “Jika kamu mempersekutukan (Tuhan), niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi.
Maka sebanyak amal kebaikan yang telah dikerjakan akan tidak bernilai jika masih melakukan kesyirikan. Sehingga akan menjadi orang yang merugi. Kita bisa mengambil pelajaran dari Abu Thalib, paman Nabi ﷺ. Abu Thalib adalah orang yang punya amalan kebaikan yang sangat banyak. Ia Memelihara dan sangat sayang pada Nabi ﷺ. Bahkan ikut membantu nabi ﷺ dalam berjuang. Namun karena sampai akhir hayat masih mengikuti agama nenek moyangnya, yaitu agama penyembah berhala maka amalan kebaikannya tidak bisa membuat Abu thalib masuk surga. Hal ini disebabkan hati Abu Thalib yang tidak kuat dengan bujukan dan bisikan Abu Jahal di akhir hayatnya. Sehingga gengsi dan merasa malu jika meninggalkan agama nenek moyangnya. Sehingga Rasulullah ﷺ pun sangat sedih.
- Allah Ta’ala tidak mengampuni dosa syirik. Hal ini sebagaimana dalam Al-Quran surat An-Nisa ayat 48.
إِنَّ ٱللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَن يُشْرَكَ بِهِۦ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَٰلِكَ لِمَن يَشَآءُ ۚ وَمَن يُشْرِكْ بِٱللَّهِ فَقَدِ ٱفْتَرَىٰٓ إِثْمًا عَظِيمًا
Artinya: Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.
Allah Ta’ala tidak mengampuni dosa syirik ketika sampai akhir hayatnya tidak bertaubat kepada Allah Ta’ala. Namun jika sebelum meninggal, bertaubat nashuha dengan ikhlas kepada Allah Ta’ala, maka Allah Ta’ala yang Maha Pengampun lagi Pemurah akan menerima taubatnya. Betapa banyak para shahabat Nabi ﷺ dulu awalnya juga beragama dengan agama kesyirikan bahkan ikut membenci dan memerangi Rasulullah ﷺ, namun akhirnya bertaubat dan menjadi pembela Rasulullah ﷺ.
- Allah Ta’ala mengharamkan surga bagi pelaku kesyirikan. Allah Ta’ala berfirman dalam Al-Maidah ayat 72.
لَقَدْ كَفَرَ ٱلَّذِينَ قَالُوٓا۟ إِنَّ ٱللَّهَ هُوَ ٱلْمَسِيحُ ٱبْنُ مَرْيَمَ ۖ وَقَالَ ٱلْمَسِيحُ يَٰبَنِىٓ إِسْرَٰٓءِيلَ ٱعْبُدُوا۟ ٱللَّهَ رَبِّى وَرَبَّكُمْ ۖ إِنَّهُۥ مَن يُشْرِكْ بِٱللَّهِ فَقَدْ حَرَّمَ ٱللَّهُ عَلَيْهِ ٱلْجَنَّةَ وَمَأْوَىٰهُ ٱلنَّارُ ۖ وَمَا لِلظَّٰلِمِينَ مِنْ أَنصَارٍ
Artinya: Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata: “Sesungguhnya Allah ialah Al Masih putera Maryam”, padahal Al Masih (sendiri) berkata: “Hai Bani Israil, sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu”. Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolongpun.
Bersegera bertaubat dari kesyirikan
Sebelum ajal menjemput kita, kita teliti apakah selama ini kita masih melakukan kesyirikan atau tidak. Jika kita masih melakukan kesyirikan hendaknya lekas bertaubat kepada Allah Ta’ala dengan taubat nashuha. Menyesali apa yang telah dilakukan dan menutupnya dengan amal shalih dengan didasari tauhid murni kepada Allah Ta’ala. Allah Ta’ala yang maha pengampun insyaa Allah akan mengampuni kita.
Tugas kita adalah terus menerus belajar berkaitan dengan aqidah dan tauhid ini, berusaha sekuat tenaga untuk istikamah dalam tauhid serta menjauhi perbuatan syirik. Kita jadikan tauhid sebagai penggerak untuk beramal kebaikan. Disamping itu, kita melakukan dakwah dengan cara hikmah kepada saudara-saudara kita, agar yang masih melakukan aktifitas kesyirikan segera meninggalkannya. Dengan terus semangat dan tidak berputus asa dari Rahmat Allah Ta’ala.
Wallahu a’lamu bishshowab. Nashrun minallahi wa fathun qarib.
Tito Yuwono, Dosen Jurusan Teknik Elektro-Universitas Islam Indonesia Yogyakarta, Sekretaris Majelis Dikdasmen PCM Ngaglik, Sleman, Ketua Joglo DakwahMu Almasykuri Yogyakarta