Lemah Lembut Kepada Kedua Orang Tua

anak

Ilustrasi

Lemah Lembut Kepada Kedua Orang Tua

Oleh: Tito Yuwono

Berbakti kepada kedua orang tua

Adalah perintah agama

Lemah lembut kepada keduanya

Jalan masuk surga

Bismillah walhamdulillah washolatu wassalamu’ala rasulillah.

Puji syukur kehadirat Allah Ta’ala yang telah memberikan petunjuk untuk kehidupan yang bahagia dunia dan akhirat. Yang mengutus Nabi-Nya untuk dijadikan teladan sepanjang hayat. Sholawat dan salam semoga selalu terimpah pada Rasulullah sholallahu ‘alaihi wasalam, junjungan dan panutan kita.

Agama yang mulia ini telah mengajarkan amalan-amalan yang utama yang harus dikerjakan. Seperti beribadah kepada Allah Ta’ala semata, berbakti kepada orang tua, serta berjihad dan berjuang dijalan Allah Ta’ala. Sebaliknya, menyelisihi amalan-amalan tersebut merupakan dosa besar, seperti menyekutukan Allah Ta’ala, durhaka kepada orang tua dan lari dari jihad di jalan Allah.

Pada tulisan ringan kali ini akan disampaikan berkaitan dengan salah satu amalan yang diajarkan agama yaitu berlemah lembut kepada orang tua. Tulisan ini dilatarbelakangi semakin maraknya dijumpai anak-anak yang kurang bahkan tidak berakhlaq kepada orang tua. Kepada kedua orang tua, mereka menggertak, mengancam bahkan sampai melukai fisik.

Semua orang tua tentu sangat menginginkan anak-anaknya mempunyai perilaku baik sesuai tuntunan agama. Putra-putrinya menjadi penyejuk pandangan dan penyemangat hidup. Bahagia melihat putra-putrinya. Sebagaimana dalam doa yang diajarkan dalam Al-Quran Surat Al-Furqan ayat 74:

رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَٰجِنَا وَذُرِّيَّٰتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَٱجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا

Artinya: “Ya Tuhan kami, anugrahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.

Namun yang terjadi saat ini, banyak anak yang tidak menjadi penyejuk pandangan orang tua. Malahan sebaliknya orang tua sedih melihat kelakukan anaknya. Bahkan ada yang takut kepada anaknya karena kenakalannya. Orang tua menangis karena kedurhakaannya.

Imam Al-Bukhari dalam kitab adabul mufrad membawakan hadis berkaitan dengan sembilan dosa besar yaitu mempersekutukan Allah Ta’ala, membunuh orang, lari dari pertempuran, memfitnah wanita dengan tuduhan berzina, memakan riba, memakan harta anak yatim, berbuat maksiat di dalam masjid, menghina dan membuat orang tua menangis kerana durhaka kepada keduanya.

Dalam hadis tersebut juga disampaikan jalan masuk surga, yaitu dengan berlemah lembut kepada kedua orang tua serta menyiapkan makanan untuk keduanya.

Allah Ta’ala berfirman dalam Al-Quran Surat Al-Isra ayat 23 dan 24:

وَقَضَىٰ رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوٓا۟ إِلَّآ إِيَّاهُ وَبِٱلْوَٰلِدَيْنِ إِحْسَٰنًا ۚ إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِندَكَ ٱلْكِبَرَ أَحَدُهُمَآ أَوْ كِلَاهُمَا فَلَا تَقُل لَّهُمَآ أُفٍّ وَلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُل لَّهُمَا قَوْلًا كَرِيمًا

Artinya: Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.

وَٱخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ ٱلذُّلِّ مِنَ ٱلرَّحْمَةِ وَقُل رَّبِّ ٱرْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِى صَغِيرًا

Artinya: Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: “Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil”.

Maka berlemah lembut kepada kedua orang tua adalah perintah agama. Dan menjadi jalan masuk surga. Jangan sampai kita mengatakan “ah”, mengangkat suara apalagi membentaknya. Yang akan membuat keduanya sedih dan sakit hatinya. Hendaklah kita ucapkan dengan ucapan atau perkataan yang mulia kepada keduanya.

Perkataan yang lemah lembut adalah perkataan yang keluar dengan penuh kasih sayang. Perkataan yang santun dengan pilihan diksi yang membahagiakan kedua orang tua. Jika menggunakan bahasa daerah, misalnya Bahasa Jawa maka kita gunakan bahasa yang halus, yang memang peruntukannya untuk takdzim dan penghormatan, yaitu  bahasa dengan tingkatan krama inggil.

Selain itu, perkataan yang kita sampaikan kepada kedua orang tua hendaknya perkataan yang memberikan semangat untuk beribadah kepada Allah Ta’ala.

Tentu semuanya diiringi dengan sopan santun dalam berperilaku kepada beliau serta selalu mendoakan keduanya di setiap kesempatan dengan doa semoga Allah Ta’ala mengampuni dan memberikan kasih sayang kepada keduanya.

Wallahu a’lamu bishshowab. Nashrun minallahi wa fathun qarib.

Tito Yuwono, Dosen Jurusan Teknik Elektro-Universitas Islam Indonesia Yogyakarta, Sekretaris Majelis Dikdasmen PCM Ngaglik, Sleman, Ketua Joglo DakwahMu Almasykuri Yogyakarta

Exit mobile version