Sebab Terampuni Dosa dengan Istighfar
Oleh: Tito Yuwono
Allah perintahkan kita untuk taqwa
Taqwa yang sebenar-benarnya
Kapan dan mana saja
Taat kepada-Nya
Manusia tempatnya lupa
Ketika suatu saat berbuat dosa
beristighfar segera
Insyaa Allah, Dia mengampuni kita
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah Ta’ala, Rabb semesta alam. Rabb Yang Maha Pengampun dan Penyayang, yang mengampuni dosa dan kesalahan hamba-Nya. Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurah pada Rasulullah ﷺ beserta keluarga dan sahabatnya dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan ihsan sampai hari kiamat.
Allah Ta’ala memerintahkan orang yang beriman untuk bertaqwa dengan taqwa yang sebenar-benar ketaqwaan. Sebagaimana dalam Al-Quran Surat Al-Imran ayat 102.
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِۦ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.
Kemudian Rasulullah ﷺ juga menasehatkan untuk bertaqwa dimanapun kita berada, sebagaimana hadis yang diirwayatkan oleh Imam Tirmidzi:
عَنْ أَبِي ذَرٍّ قَالَ قَالَ لِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اتَّقِ اللَّهِ حَيْثُمَا كُنْتَ وَأَتْبِعْ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ
Artinya:”Dari Abu Dzar radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah ﷺ bersabda: Bertaqwalah kepada Allah dimanapun kau berada, dan hendaknya setelah melakukan kejelekan engkau ikuti dengan kebaikan yang dapat menghapusnya. Serta bergaulah dengan orang lain dengan akhlak yang baik” (HR Imam Tirmidzi)
Ketaatan kepada Allah Ta’ala hendaknya dilakukan dimananpun dan kapanpun. Baik dalam keadaan sendiri maupun bersama orang banyak. Taat ketika di masjid, taqwa ketika di jalan, taqwa ketika di rumah, taqwa ketika di kantor dan sebagainya.
Namun, yang namanya manusia suatu saat ketika iman kondisi menurun, bisa jadi terjatuh dalam lubang. Melakukan sesuatu yang dilarang oleh Allah Ta’ala, maka hendaknya segera kembali kepada Allah Ta’ala dengan bertaubat kepada Allah Yang Maha Pengampun, beristighfar dan bersegera mengikutinya dengan kebaikan. Niscaya keburukan yang telah dilakukan akan terhapus.
Istighfar merupakan sebab diampuni dosa kita. Allah Ta’ala berfirman dalam Surat Ali Imran ayat 135:
وَٱلَّذِينَ إِذَا فَعَلُوا۟ فَٰحِشَةً أَوْ ظَلَمُوٓا۟ أَنفُسَهُمْ ذَكَرُوا۟ ٱللَّهَ فَٱسْتَغْفَرُوا۟ لِذُنُوبِهِمْ وَمَن يَغْفِرُ ٱلذُّنُوبَ إِلَّا ٱللَّهُ وَلَمْ يُصِرُّوا۟ عَلَىٰ مَا فَعَلُوا۟ وَهُمْ يَعْلَمُونَ
Artinya: Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui.
Juga Firman Allah Ta’ala dalam Surat Annisa ayat 110:
وَمَن يَعْمَلْ سُوٓءًا أَوْ يَظْلِمْ نَفْسَهُۥ ثُمَّ يَسْتَغْفِرِ ٱللَّهَ يَجِدِ ٱللَّهَ غَفُورًا رَّحِيمًا
Artinya: Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan dan menganiaya dirinya, kemudian ia mohon ampun kepada Allah, niscaya ia mendapati Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Istighfar ini teladankan oleh banyak Nabi.
Allah Ta’ala berfirman dalam Surat Al-Baqarah ayat 37 dan Al-A’raf ayat 23 yang menunjukkan diterimanya taubat Nabi Adam serta bentuk istighfar Nabi adam.
فَتَلَقَّىٰٓ ءَادَمُ مِن رَّبِّهِۦ كَلِمَٰتٍ فَتَابَ عَلَيْهِ ۚ إِنَّهُۥ هُوَ ٱلتَّوَّابُ ٱلرَّحِيمُ
Artinya: Kemudian Adam menerima beberapa kalimat dari Tuhannya, maka Allah menerima taubatnya. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.
قَالَا رَبَّنَا ظَلَمْنَآ أَنفُسَنَا وَإِن لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ ٱلْخَٰسِرِينَ
Artinya: Keduanya berkata: “Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi.
Rasulullah ﷺ memberikan teladan kepada kita untuk selalu beristigfar kepada Allah Ta’ala. Dalam suatu riwayat beliau beristighfar lebih dari 70 kali sehari, bahkan mencapai 100 kali sehari. Sebagaimana hadis yang diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhari:
وَاللَّهِ إِنِّي لَأَسْتَغْفِرُ اللَّهَ وَأَتُوبُ إِلَيْهِ فِي الْيَوْمِ أَكْثَرَ مِنْ سَبْعِينَ مَرَّةً
Artinya:” Demi Allah. Sungguh aku selalu beristighfar dan bertaubat kepada Allah dalam sehari lebih dari 70 kali” (HR Imam Al-Bukhari)
Juga hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim:
يَا أَيُّهَا النَّاسُ تُوبُوا إِلَى اللَّهِ فَإِنِّي أَتُوبُ فِي الْيَوْمِ إِلَيْهِ مِائَةَ مَرَّةٍ
Artinya:” Wahai sekalian manusia. Taubatlah (beristigfar) kepada Allah karena aku selalu bertaubat kepada-Nya dalam sehari sebanyak 100 kali” HR Imam Muslim
Rasulullah ﷺ, sebaik-baik manusia, dan walaupun Beliau sudah diampuni oleh Allah Ta’ala, Beliau masih beristghfar kepada Allah. Ini menjadi teladan bagi kita bahwa kita yang banyak berlumuran dosa dan kesalahan ini mesti banyak bertaubat kepada Allah dan banyak beristighfar. Semoga Allah Ta’ala mengampuni dosa-dosa kita.
Wallahu a’lamu bishshowab. Nashrun minallahi wa fathun qarib.
Tito Yuwono, Dosen Jurusan Teknik Elektro-Universitas Islam Indonesia Yogyakarta, Sekretaris Majelis Dikdasmen PCM Ngaglik, Sleman, Ketua Joglo DakwahMu Almasykuri Yogyakarta