BANDA ACEH, Suara Muhammadiyah – Capacity Building in Nursing Education in Indonesia (CABNEI) project Erasmus + menyelenggarakan International Conference yang mendiskusikan peningkatan mutu pendidikan keperawatan dan kesehatan masyarakat (kesmas) serta kontribusi pendidikan keperawatan dan kesmas di Indonesia dan Scandinavia. Kegiatan dilaksanakan di Gedung AAC Dayan Dawood Darussalam Banda Aceh yang dimulai dari hari Selasa, 06 -08 Juni 2023.
International Conference ini adalah kolaborasi antara Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muhammadiyah Aceh (UNMUHA), Fakultas Keperawatan Universitas Syiah Kuala (USK), Prodi Keperawatan Poltekkes Kemenkes Aceh, dan Akademi Keperawatan Ibnu Sina (AKIS) Kota Sabang dari Indonesia. Sementara dari Scandinavia yang menjadi partner kolaborasi dalam program ini adalah University College South Denmark (UC SYD), Inland Norway University of Applied Sciences (INN University), Osfold University dan Karlstaad University.
Peserta yang hadir adalah praktisi di bidang kesehatan dengan tema yang diangkat yaitu “kompetensi inti pendidik perawat, pengembangan kurikulum untuk program keperawatan, pedagogi dan didaktik dalam program keperawatan dan program berkelanjutan terkait dengan Isu kesehatan populasi.”
Koordinator program CABNEI, Profesor Jan Nilsson dari fakultas ilmu kesehatan dan sosial dari INN University mengapresiasi agenda ini. “Teman-teman dari seluruh dunia, saya merasa terhormat untuk menyambut anda semua di CABNEI International conference. Konferensi ini merupakan puncak dari kerja keras dan dedikasi semua pihak yang telah terlibat dalam program CABNEI,” ungkapnya.
“Saya bangga untuk mengatakan bahwa program ini telah sukses luar biasa dan telah memberikan kontribusi untuk meningkatkan kualitas pendidikan keperawatan di Indonesia dan Scandinavia,” kata Jan Nilsson.
Tujuan dari konferensi ini adalah untuk lebih memperkuat jaringan internasional pendidik keperawatan dan kesmas untuk berkolaborasi dan bekerja sama mengatasi tantangan yang dihadapi di bidang pendidikan keperawatan atau tingkat global.
Profesor Jan Nilsson menjelaskan lagi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengidentifikasi kompetensi inti pendidik perawat sebagai alat penting untuk memastikan pendidikan keperawatan berkualitas tinggi, termasuk strategi pengajaran dan pembelajaran, penilaian, pengembangan kurikulum, dan pengelolaan program pendidikan keperawatan.
Sementara itu, program CABNEI telah dikembangkan dengan mempertimbangkan kompetensi inti pendidik perawat. Selanjutnya WHO juga telah mengidentifikasi beberapa bidang fokus untuk meningkatkan kesehatan global, termasuk tujuan Sustainable Development Goals (SDGs), memberikan pemetaan bagi seluruh negara untuk mengatasi masalah kesehatan global yang paling mendesak, seperti meningkatkan kesehatan ibu dan anak, mengurangi beban penyakit tidak menular dan memastikan akses universal ke layanan kesehatan.
“Kami juga akan memiliki kesempatan untuk berpartisipasi dalam poster walk dan diskusi interaktif, di mana kami dapat bertukar ide dan belajar dari satu sama lain. Saya mendorong anda semua untuk memanfaatkan kesempatan ini sebaik-baiknya dan terlibat sepenuhnya dalam konferensi ini dan saya harap Anda akan mendapatkan pengalaman belajar yang paling dinamis,” ungkap Jan Nilsson. (Agusnaidi B/Riz)