MEDAN, Suara Muhammadiyah – Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (FAI UMSU) menggelar seminar nasional dengan tema ‘Peningkatan Spiritual Melalui Pendidikan Islam’. Seminar digelar, Sabtu (10/6) di ruang VIP UMSU Jalan Muchtar Basri, No.3 Kota Medan.Kegiatan ini menghadirkan Guru Besar FAI Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Prof. Dr. Tobroni, M.Si sebagai narasumber. Hadir Rektor UMSU Prof. Dr. Agussani, MAP diwakili Wakil Rektor II Prof. Dr. Akrim, M.Pd. Dalam sambutannya, dia berharap acara positif ini dapat memberikan pengetahuan dan bertukar informasi.“Alhamdulillah, suatu kebanggan bagi kita semua, dikunjungi oleh Prof. Tobrani. Insyaallah di momen ini kita akan berbagai pengetahuan dan bertukar informasi. Salam dari bapak Rektor,” ujar Prof. Akrim.
Dia juga mengatakan terselenggara seminar ini atas kerjasama UMSU dan UMM, sehingga mahasiswa S2 yang hadir jika ingin melanjut ke jenjang S3 bisa ke UMM.
Sebelum masuk sesi seminar Dekan FAI UMSU, Dr.Muhammad Qorib, MA berkesempatan menyampaikan, informasi terkait perkembangan Muhammadiyah Kota Medan. “Wakil Rektor II, Prof. Akrim meraih suara terbanyak pada Musyawarah Daerah Muhammadiyah Kota Medan,” katanya yang disambut tepuk tangan meriah peserta seminar.
Selanjutnya, sesi pemaparan dipandu oleh moderator Wakil Dekan I FAI UMSU Dr. Zailani, M.Pd. Topik yang dibawakan Prof. Tobrani adalah ‘Jihad Intelektual Dalam Pengembangan Sumber Daya Insani Melalui AIK di PTMA.
“Ini adalah kuliah umum perdana bagi mahasiswa S2 FAI, tapi hadir juga mahasiswa semester akhir dari Kamboja agar bisa mendapatkan pengetahuan dan sudut pandang dari kegiatan ini,” ujar Dr. Zailani sebagai pengantar.
Prof. Tobrani dalam sesi pemaparan mengatakan bahwa Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan Aisyiyah (PTMA) adalah industri mulia.
“Ilmu tanpa moralitas tidak akan maju dan akan kropos. Begitu juga dalam membangun universitas ini seperti membangun industri yang mulia,” kata Prof. Tobrani.
Selain itu, dia memaparkan bahwa terdapat beberapa tantangan dalam pengembangan tradisi intelektual di PTMA seperti masih kuatnya nalar tahayul mistisisme, tantangan yang bersifat politis hingga pola keberagamaan fundamentalisme tekstualisme.
Seminar ditutup dengan diskusi dan penyerahan cendramat serta foto bersama. Kegiatan ini turut dihadiri Dekan FAI UMSU Assoc. Prof. Dr. M. Qorib, M.A beserta para wakil dekan, Prof. Dr. Syaiful Akhyar Lubis, M.A, Dosen, Prodi dan Mahasiswa S2 FAI UMSU serta mahasiswa semester akhir dari Kamboja. (Syaifulh/Riz)