SIDOARJO, Suara Muhammadiyah -Inilah hikmah bekerja sama dengan pihak luar negeri, khususnya Australia. Walaupun program kerja sudah selesai dua tahun yang lalu, ternyata masih tetap dipantau dan dimonitor oleh lembaga donor, kementerian perdagangan Australia (Department of Foreign Affairs and Trade).
Program ketahanan pangan keluarga (Getapak) merupakan kerjasama pimpinan pusat Muhammadiyah dengan kementerian luar negeri dan perdagangan Australia yang dilaksanakan untuk meringankan beban masyarakat akibat pandemi Covid-19 dua tahun lalu.
Penerima manfaat program ini langsung dikunjungi dari kementerian perdagangan Australia, Rabu (14/06/2023). Dr. Lauren Bain, First Assistant Secretary, Southeast Asia Maritime Division Australian dan Ms Madeleine Moss.
Minister-Counsellor, Governance and Human Development, Department of Foreign Affairs and Trade (DFAT) Australia langsung hadir di koperasi Assakinah Aisyiyah Sidoarjo. Tujuan utamanya untuk melihat keberlanjutan program gerakan ketahanan pangan keluarga (Getapak). “Perkenalkan saya Lauren Bain bertanggung jawab untuk Indonesia. Saya senang sekali bertemu dengan ibu-ibu tangguh pelaksana program ketahanan pangan keluarga ini”, terang Lauren Bain dalam bahasa Indonesia yang fasih.
Lauren menambahkan bahwa program ini penting sekali bagi Australia untuk membuat formula keberlanjutannya. “Saya ingin melihat pelaksanaan program ini untuk melihat dampak program dan membuat formulasi keberlanjutannya”, lanjut Lauren.
Program Getapak ini memang diluncurkan untuk membantu masyarakat dalam menangani dampak Covid-19. Banyak keluarga yang terkena dampak ini sehingga mengalami kesulitan untuk bertahan. Terutama saat Covid-19 melanda banyak usaha yang tutup. Syarat yang diberikan antara lain masyarakat terkena dampak langsung pandemi Covid-19, kepala rumah tangga perempuan, dan belum menerima bantuan pemerintah. “Saya hadir untuk memastikan apakah program ini tepat sasaran atau tidak. Kami gembira ternyata program ini bisa berjalan sampai sekarang”, lanjut Lauren.
Lauren meminta para penerima manfaat bisa bercerita pelaksanaan yang diterima saat ada pendampingan hingga kini. Dua perempuan Australia ini disambut langsung oleh Budi Setiawan dan Rahmawati Khusein dari Muhammadiyah disaster manajemen center (MDMC) Pimpinan Pusat Muhammadiyah (PPM), Siti Zubaidah ketua pimpinan daerah Aisyiyah (PDA) Sidoarjo, Sumiati Wakang ketua majelis lingkungan hidup dan penanganan bencana (MLH-PB), dan Dzoul Milal ketua pimpinan daerah Muhammadiyah (PDM) Sidoarjo.
Sangat bermanfaat
Menurut Bu Nanik, salah seorang penerima program Getapak mengatakan bahwa program ini sangat bermanfaat. Ketika pandemi melanda suaminya diberhentikan tanpa kejelasan, tanpa PHK, bahkan tanpa ada panggilan lagi sampai hari ini. Pada bulan Mei 2020 ada karyawan meninggal di tempat suaminya bekerja. Sejak saat itu suaminya dirumahkan sampai sekarang belum ada panggilan.
“Alhamdulillah saya dapat bantuan dari Aisyah berupa ayam petelur. Saya dan keluarga bisa bertahan hidup berkat program ini”, terang Nanik.
Saat pandemi pandemi telur sangat dibutuhkan. Hasil penjualan telur bisa digunakan untuk membiayai kehidupan keluarga, bayar sekolah anak, dan kebutuhan lainnya. Sampai saat ini ayamnya masih terus berjalan dan telurnya bisa dijual di banyak tempat. “Hanya kami tetap butuh pendampingan, karena sejak program dinyatakan selesai sampai saat ini tidak ada pendampingan sama sekali”, tambah Nanik Sulistyowati.
Nanik berharap dari kementerian luar negeri dan perdagangan. “Kami belajar secara otodidak, baik kepada teman maupun dari medsos”, tambah Nanik.
Hal ini ditanggapi Dr. Lauren Bain bahwa masukan dari ibu-ibu akan menjadi kajian di pemerintahan Australia. “Nanti akan diputuskan dalam kajian pemerintah Australia berdasarkan dari masukan ibu-ibu sekalian. Mudah-mudahan ada tindak lanjutnya”, pungkas Lauren Bain. (Ernam)