AGAM, Suara Muhammadiyah – Belasan guru SMA Muhammadiyah Salareh Aia Kecamatan Palembayan mengikuti Lokakarya Implementasi Kurikulum Merdeka di sekolah setempat, Jum’at (16/6).
Kepala SMA Muhammadiyah Salareh Aia Zulkifli, menyampaikan, kegiatan yang dilakukan diikuti sebanyak 16 orang guru dan pegawai di sekolah.
“Adapun pemateri Implementasi Kurikulum Merdeka adalah Pengawas SMA Cabang Dinas Wilayah 1 Dinas Pendidikan Provinsi Sumatra Barat, Yeni Kurniawati,” katanya.
Kegiatan sehari penuh tersebut juga dihadiri Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kabupaten Agam.
Diharapkan dari kegiatan ini dapat direncanakan sejumlah program proses belajar mengajar untuk satu tahun ke depan.
Tentunya, hal ini menjadi langkah starategis untuk memajukan pendidikan di lembaga persyarikatan Muhammadiyah menjadi lebih maju di masa selanjutnya.
Ketua PDM Agam Mursyidi merespon positif langkah yang dilakukan pihak sekolah untuk mewujudkan pendidikan yang lebih baik ke depannya.
” Melalui program ini, pihak sekolah terlebih dahulu melakukan evaluasi program PBM sebelumnya, juga merumuskan sejumlah masalah yang akan menjadi program PBM dan selanjutnya merancang program yang sesuai dengan kebutuhan yang mengacu kepada kurikulum merdeka dan materi Kemuhammadiyahan,” katanya.
Sebagai perpanjangan tangan PWM Sumbar di daerah berharap, pihak sekolah diminta terus berkoordinasi dengan PWM Sumbar, sehingga upaya peningkatan kualitas pendidikan di lembaga Muhammadiyah setingkat SLTA ini tetap eksis dan semakin berkualitas dari tahun ke tahun.
Pihak PDM Agam hanya sebatas melakukan pendampingan untuk pergerakan amal usaha menjadi lebih baik dan mendorong untuk saling berbagi dan bersinergi dengan berbagai komponen terkait di dalam tubuh persyarikatan Muhammadiyah dan masyarakat.
Pengawas SMA Yeni Kurniawati menyampaikan, Kurikulum Merdeka Belajar didesain untuk mengembangkan potensi peserta didik dan meningkatkan kualitas pendidikan, dan satuan pendidikan diberikan pilihan dalam mengimplementasikan kurikulum sesuai kesiapan masing-masing.
“Pembelajaran Kurikulum 2013 umumnya hanya fokus pada intrakurikuler atau tatap muka, sedangkan Kurikulum Merdeka menggunakan paduan pembelajaran intrakurikuler (70-80% dari JP) dan kokurikuler (20-30% JP) melalui proyek penguatan Profil Pelajar Pancasila,” katanya.
Diharapkan program yang diterapkan tersebut dapat dilaksanakan dengan sebaik baiknya di sekolah ini dengan dukungan guru guru yang ditugaskan menjalankan di sekolah.(Mursyidi)