BANTUL, Suara Muhammadiyah – Lembaga Resiliensi Bencana (LRB)/Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) Daerah Istimewa Yogyakarta memberikan pelatihan penanggulangan bencana dan simulasi siswa dan guru di Madrasah Muallimin Muhammadiyah Yogyakarta, Ahad (18/06). Kegiatan ini dilaksanakan di Kampus Terpadu Madrasah Muallimin Muhammadiyah Yogyakarta, Kec. Sedayu, Kab. Bantul dengan dibagi dalam 3 tempat yang berbeda yaitu; di Masjid, Selasar Asrama dan Selasar Kelas.
Dalam pelaksanaannya, kegiatan diawali dengan penyampaian materi tentang bahaya gempa bumi dan kebakaran serta cara penanggulangannya. Penanggulangan bukan hanya ketika terjadi kebakaran saja, namun bagaimana upaya untuk meminimalisir terjadinya. Siswa dan guru juga diajak untuk mengenali lingkungan dan memetakan potensi ancaman, menyepakati titik kumpul serta jalur evakuasi apabila terjadi kedaruratan gempa bumi dan kebakaran.
“Dalam kegiatan ini siswa dan guru Madrasah Muallimin Muhammadiyah Yogyakarta kami ajak untuk mengenali lingkungan terkait dengan risiko dan potensi ancaman yang ada disekitar mereka. Selain itu juga dilakukan praktik penggunaan Alat Pemadam Api Ringan (APAR) agar jika sewaktu-waktu terjadi kebakaran, semua warga sekolah tidak gagap karena sudah tahu cara memadamkan api menggunakan APAR”. Tutur Khusnian (Kord. Bidang Diklat LRB DIY).
“Madrasah Muallimin Muhammadiyah Yogyakarta merupakan salah satu sekolah yang siswanya tinggal di lingkungan sekolah. Artinya, selama 24 jam setiap hari mereka tinggal dalam lingkungan tersebut. Sehingga sangat penting bagi seluruh warga sekolah untuk mengenali lingkungan termasuk mengenali risiko dan potensi ancaman yang mungkin terjadi”. Imbuhnya.
Sulistiya (Sekretaris LRB DIY) menjelaskan bahwa “Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB) di Sekolah/Madrasah Muhammadiyah akan menjadi prioritas kerja LRB DIY. Hal ini sebagai salah satu upaya mendorong sekolah Muhammadiyah di DIY yang unggul dan berkemajuan”.
Program SPAB di sekolah Muhammadiyah yang ada di wilayah DIY nantinya tentu tidak hanya sekedar melakukan simulasi kebencanaan, tetapi akan ada pendampingan-pendampingan di sekolah. LRB DIY akan melaksanakan Training of Facilitator (TOF) SPAB untuk menyiapkan sumber daya yang mampu melakukan fasilitasi di sekolah, dengan melibatkan seluruh potensi yang ada dipersyarikatan. Harapannya dengan kolaborasi semua unsur, sekolah Muhammadiyah yang ada di DIY dapat didorong menjadi satuan pendidikan aman bencana (SPAB).
Sekolah Muhammadiyah di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta diharapkan mampu menjadi sekolah yang aman dengan 3 pilar; adanya fasilitas yang aman (1), manajemen pembagian peran dan tugas warga sekolah (2), dan Pendidikan Pencegahan dan Pengurangan Risiko Bencana (3). “Tentu tidak harus langsung bisa dicapai ketiganya, tapi bisa dimulai dari bagian mana yang bisa diupayakan terlebih dahulu,” pungkasnya. (budi)