MAKASSAR, Suara Muhammadiyah – Rektor Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar Prof Ambo Asse menyampakan Pidato dalam resepsi Milad ke-60 kampus yang berdiri sejak 19 Juni 1963 itu. Acara dihelat di Gedung Balai Sidang Muktamar, Kampus Unismuh Makassar, 19 Juni 2023.
Acara tersebut dihadiri Pemprov Sulsel, Pangdam Hasanuddin, LLDIKTI IX, Kepala Kopertais Wilayah VIII, Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sulsel dan Pimpinan Wilayah Aisyiyah Sulsel. Turut hadir Pimpinan Daerah Muhammadiyah se Sulsel dan Pimpinan Perguruan Tinggi Muhammadiyah se Sulsel.
Turut hadir para dosen, mahasiswa, alumni, serta tamu undangan lainnya. Acara ini juga dirangkaikan dengan Orasi Ilmiah yang disampaikan oleh Prof Endang Aminuddin Azis, MA, PhD, Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemdikbudristek RI.
Milad ke 60 Unismuh kali ini juga ditandai dengan penandatanganan MOU Unismuh Makassar dengan Pusat Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemdikbudristek dan Universitas Muhammadiyah Palu.
Peluncuran majalah IKOM POST, yang diterbitkan Prodi Ilmu Komunikasi Unismuh juga diluncurkan secara resmi pada milad kali ini. Selain itu, ada pula penayangan teaser film dokumenter Program Wirausaha Merdeka Kemdikbudristek
Dalam pidatonya, Prof Ambo Asse menggambarkan potret 60 tahun Unismuh Makassar, termasuk sejarah, perkembangan, dan kemajuan kampus, serta pembenahan gedung kampus hingga saat ini.
Sejarah Berdirinya Unismuh Makassar
Unismuh Makassar didirikan sebagai hasil Keputusan Musyawarah Wilayah Muhammadiyah Sulawesi Selatan & Tenggara pada tahun 1963. Pada tanggal 19 Juni 1963, Akta Pendirian Universitas Muhammadiyah diterbitkan oleh Notaris R. Sinojo Wongsowidjojo dengan Nomor: 71/th 1963, menandai pernyataan resmi berdirinya Universitas Muhammadiyah Makassar.
Pada tanggal 12 Juli 1963, Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sulawesi Selatan dan Tenggara mengeluarkan Surat Keputusan Nomor: E-6/098/1963 yang menetapkan Drs. H. Abdul Watif Masri sebagai Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar.
Keputusan ini juga menandai pemisahan Unismuh Makassar dari Universitas Muhammadiyah Jakarta dengan membuka dua fakultas, yaitu Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) yang menggunakan Kurikulum IKIP Makassar, serta Fakultas Tarbiyah yang menggunakan Kurikulum yang sama dengan IAIN Alauddin Makassar.
Perkembangan dan Kemajuan Kampus
Unismuh Makassar terus mengalami perkembangan pesat seiring berjalannya waktu. FKIP menjadi fakultas yang terus berkembang dengan membuka cabang di beberapa daerah di Sulawesi Selatan, seperti Bone, Bulukumba, Sidrap, Enrekang, dan Parepare. Sementara itu, Fakultas Tarbiyah membuka cabang di Kabupaten Jeneponto, Sinjai, Enrekang, Maros, dan Pangkep.
Seiring berjalannya waktu, Unismuh Makassar membuka fakultas-fakultas baru. Sejak tahun 1965, Unismuh membuka Fakultas Agama dan Dakwah, Fakultas Ekonomi, Fakultas Sosial Politik, Fakultas Kesejahteraan Sosial, dan Akademi Pertanian.
Kemudian pada tahun 1987, Fakultas Teknik dibuka, diikuti oleh Fakultas Pertanian pada tahun 1994, dan Program Pascasarjana pada tahun 2002. Pada tahun 2008, didirikan Fakultas Kedokteran dengan Program Studi Pendidikan Dokter dan Profesi Dokter.
Pada tahun 2018, dilakukan penggabungan Akademi Keperawatan dan Akademi Kebidanan, serta pembukaan Program Studi Farmasi. Terakhir, pada tahun 2022, Fakultas Hukum didirikan, melengkapi jajaran fakultas yang ada di Unismuh Makassar.
Saat ini, Unismuh Makassar memiliki total 52 program studi yang terdiri dari 2 program studi D3, 36 program studi S1, 9 program studi S2, 2 program studi S3, dan 2 program pendidikan profesi.
Keberhasilan Unismuh Makassar dalam meningkatkan mutu pendidikan terlihat dari akreditasi yang diperoleh. Dari 52 program studi tersebut, 9 di antaranya telah meraih akreditasi Unggul, 11 terakreditasi A, 11 meraih akreditasi Baik Sekali, dan 9 raih akreditasi B. Selain itu, terdapat 12 program studi dengan akreditasi Baik.
Selama 60 tahun berdiri, Unismuh Makassar telah meluluskan sebanyak 72.844 alumni. Saat ini, Unismuh Makassar masih menyandang Akreditasi Institusi B dari Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT).
Dalam rangka meningkatkan kualitas, Unismuh Makassar tengah mempersiapkan diri untuk proses reakreditasi yang dijadwalkan pada tahun 2024, dengan target meraih akreditasi unggul.
Pembenahan Gedung
Pembenahan Gedung Kampus juga menjadi fokus penting dalam perjalanan Unismuh Makassar. Sejak tanggal 1 Oktober 1965, Unismuh Makassar menggunakan gedung di jalan Ranggong Dg Romo No. Gedung tersebut awalnya merupakan Asset Bekas Milik Asing/Tionghoa (ABMA/T) yang diserahkan oleh Pemerintah kepada Muhammadiyah dengan status hak pakai.
Sejak tahun 1980-an, Unismuh Makassar memulai proses peralihan status gedung tersebut menjadi hak milik. Namun, baru pada tanggal 22 Desember 2022, impian tersebut terwujud saat Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) menyerahkan gedung tersebut kepada Unismuh.
Meskipun Unismuh Makassar telah memiliki gedung kampus, tetapi gedung tersebut tetap berada di bawah pengawasan Pemerintah RI dan tidak boleh dipindahtangankan serta tidak dapat berubah status sebagai tempat penyelenggaraan pendidikan.
Selain kompleks gedung di jalan Ranggong Dg Romo, Unismuh Makassar juga memiliki kampus yang terletak di Jalan Mappaoddang. Kampus itu merupakan Kampus II dari Kampus Ranggong, yang ditempati sekitar 10 tahun sebelum pindah ke Kampus di Jalan Sultan Alauddin.
Pada tahun 1985, Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sulawesi Selatan membebaskan lahan seluas kurang lebih 6 hektar di Jalan Sultan Alauddin yang kemudian menjadi Kampus Utama saat ini.
Pembangunan gedung di kampus tersebut dilakukan secara bertahap sesuai kebutuhan fakultas-fakultas yang ada. Pembangunan dimulai dengan Gedung A, yang kemudian diikuti oleh Gedung B dan Gedung Rektorat. Auditorium al-Amin juga dibangun sebagai fasilitas penting, meskipun saat ini telah dibongkar. Selanjutnya, Gedung F dibangun untuk menampung Fakultas Kedokteran pada masa itu.
Seiring dengan pertumbuhan jumlah mahasiswa yang terus meningkat, Unismuh Makassar merencanakan pembangunan gedung yang memiliki 17 lantai. Pembangunan gedung ini dimulai pada tahun 2005 dan dilakukan secara bertahap dengan pengawasan dari Pimpinan Fakultas Teknik. Setelah selesai, gedung tersebut diresmikan Wakil Presiden Jusuf Kalla pada tahun 2015 dengan nama “Menara Iqra”.
Pada tahun 2012, Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sulawesi Selatan menerima tawaran dari Pimpinan Pusat Muhammadiyah untuk menjadi pelaksana Muktamar ke-47 Muhammadiyah pada tahun 2015.
Sebagai persiapan, Unismuh Makassar memulai pembangunan Balai Sidang Muktamar ke-47 pada tahun 2013. Pembangunan tersebut berhasil selesai dan gedung dapat digunakan untuk Muktamar ke-47 yang berlangsung dengan aman, tertib, lancar, dan sukses.
Dengan peringatan Milad yang ke-60 ini, Unismuh Makassar memandang masa lalunya dengan bangga, mengingat sejarah berdirinya, perkembangan dan kemajuan yang telah dicapai, serta upaya pembenahan gedung kampus.
Dalam 60 tahun perjalanannya, Unismuh Makassar terus berkomitmen untuk memberikan pendidikan berkualitas kepada mahasiswa dan terus mengembangkan diri guna meraih akreditasi unggul pada tahun 2023.
Peringatan Milad ini menjadi momentum untuk merayakan prestasi dan berkomitmen menjadikan Unismuh Makassar sebagai perguruan tinggi yang lebih baik dan berkualitas di masa mendatang. (hadi/riz)