YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Pendidikan Ulama Tarjih Muhammadiyah (PUTM) Pimpinan Pusat Muhammadiyah Yogyakarta menyelenggarakan dauroh tahfidz ayatil ahkam pada periode 14-24 Juni 2023.
Program dauroh ini merupakan program pengayaan keilmuan dan penguasaan ayat-ayat hukum untuk thalabah PUTM. Diharapkan dengan adanya program dauroh ini thalabah dapat memiliki kemampuan menjadi muhafiz mutqin ayat-ayat hukum serta memiliki kemampuan menerjemahkan dan menjelaskan ayat-ayat hukum.
Adapun kitab rujukan yang digunakan dalam program ini adalah kitab Rowai’ul Bayan karya seorang ulama bernama Muhammad ‘Ali Ash-Shabuni.
Acara dauroh ini dibuka langsung oleh mudir PUTM, Ustadz Dachwan Muchradji. “Mungkin kita tidak bisa mewarisi darah Nabi saw, tapi kita bisa mewarisi ilmu, akhlak, dan kepemimpinan Nabi saw. Menjadi pewaris Nabi adalah menjadi pewaris mental ulama, yang bertujuan untuk kemajuan umat Islam” Ucap mudir PUTM.
Dalam acara pembukaan dauroh pada 14 Juni tersebut, hadir juga Ustadz M. Ulin Nuha selaku Pengasuh PPTQ Harun Asy-Syafi’ie Yogyakarta untuk memberikan tausiah kepada thalabah setelah acara dauroh dibuka.
Diantara nasihat beliau adalah “Nabi tidak mewariskan dinar, tapi Nabi mewariskan ilmu. Dan ilmu utama yang beliau wariskan adalah al-Quran dan As-Sunnah. Maka Seorang Ulama harus bisa membaca serta faham akan al-Quran dan As-Sunnah.”
Di kesempatan yang sama Ustadz Rofiul Wahyudi dari Majelis Tabligh PWM DIY juga hadir untuk memberikan tausiah. “Perbanyaklah interaksi dengan al-Quran . Semakin banyak kita berinteraksi dengan al-Quran maka bukan waktu kita yang berkurang, tapi justru prduktivitas kita yang meningkat” Ujar Rofi’ul.
Diakhir tausiah tersebut, Ulin Nuha memberikan tips dan trik untuk menghafal al-Quran, yakni mendekatkan diri kepada Allah, karena al-Quran adalah cahaya, dah cahaya tidak akan diberikan kepada ahli maksiat.
Kemudian banyak berdoa kepada Allah agar dimudahkan menjadi ahli al-Quran, terutama di waktu mustajab seperti antara azan dan iqamah. Serta iringi dengan usaha yang maksimal, dengan cara sering diulang-ulang, kemudian difahami isinya, dan mulai menghafalkannya. (Wayan Bagus)