Ketua PDM Payakumbuh Soroti ‘Pelajar Darurat Moral’

Ketua PDM Payakumbuh Soroti 'Pelajar Darurat Moral'

PAYAKUMBUH, Suara Muhammadiyah – Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Payakumbuh, Buya H. Irwandi Nashir menyatakan keprihatinannya terhadap maraknya kasus siswi Hamil di Luar Nikah di Indonesia.

“Kasus hamil di luar nikah itu tak hanya ditemukan di Pulau Jawa, hal ini jangan sampai masuk ke tanah minang,” tegas Buya Irwandi dalam keterangannya di Payakumbuh, Rabu (21/6/2023).

Buya menilai saat ini pelajar di Indonesia benar-benar berada dalan kondisi darurat moral. Hal ini ditandai dengan kasus ribuan pelajar yang mengajukan dispensasi nikah lantaran hamil akibat pergaulan bebas.

Menurutnya, hal yang sama juga telah disampaikannya di hadapan Kepala SMP/MTs se-Kota Payakumbuh pertengah Mei lalu.

Diantara strategi penting untuk mencegah merebaknya pergaulan bebas para pelajar itu, jelas Irwandi Nashir, adalah mengiatkan pendidikan pencegahan dikalangan pelajar. “Pepatah mencegah lebih baik daripada mengobati sangat aktual diterapkan di dunia pendidikan,” ungkapnya.

Dikatakannya, pendidikan pencegahan diwujudkan dalam bentuk mencegah segala bentuk aktivitas yang berpotensi menggiring pelajar melakukan perbuatan yang merusak. “Selain memberikan pendidikan agama yang intensif, mengajarkan pelajar cara berbusana yang menutup aurat, dan mengajak orang tua dan tokoh agar tidak terjebak dengan sikap permisif atau serba boleh merupakan contoh pendidikan pencegahan itu,” jelasnya.

Dalam pendidikan pencegahan itu, katanya, kita mesti mampu mengubah situasi hubungan menjadi situasi pendidikan. Dalam situasi pendidikan, jelas Ustadz Irwandi Nashir, satu pihak menjadi pendidik, yang lainnya peserta didik. Jadi dalam situasi hubungan orang tua dan anak, ulasnya, maka orang tua wajib menjalankan perannya sebagai pendidik terhadap anaknya yang diposisikan sebagai peserta didik.

Menurutnya, ketika seorang petugas keamanan berada dalam situasi hubungan dengan para pelajar, maka petugas keamanan itu mesti mengambil peran sebagai pendidik dihadapan para pelajar dengan menasehati dan memberikan contoh yang baik. “Intinya, kita mesti “manimpeh sabalun hanyuik” dengan mencabut semua akar penyimpangan moral,” tegas dosen UIN Bukittinggi.

Irwandi Nashir juga menyampaikan apresiasi kepada Kepala Dinas Pendidikan Kota Payakumbuh, Dr. Dasril, yang terus mendorong Kepala Sekolah untuk memiliki program-program inovatif tak hanya untuk menjadikan pelajar unggul di bidangnya, tapi juga kokoh iman dan mulia akhlaq.

Exit mobile version