BANTUL, Suara Muhammadiyah – Perguruan tinggi, dalam tatanan masyarakat dianggap sebagai sentral dari transformasi ekonomi sosial yang berangkat dari pengembangan potensi. Potensi diolah melalui riset dan bermuara kepada transformasi yang berdampak positif kepada masyarakat.
Menurut Prof. Dr. Ir. M. Faiz Syuaib, M.Agr., pendidikan merupakan pondasi dasar dari pengelolaan riset terutama melalui kegiatan akademik di perguruan tinggi. Ia menyampaikan bahwa tidak ada satupun negara maju yang memiliki pondasi pendidikan tinggi yang lemah. Namun, Ia masih menyayangkan daya saing SDM Indonesia yang masih rendah.
Dalam International Conference of Communities Services (ICCS) 2023 yang digelar di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) pada Kamis (22/6), Direktur Riset, Teknologi, dan Pengabdian Kepada Masyarakat dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan ini menyebutkan jika Indonesia masih berada di peringkat kelima dari seluruh negara ASEAN dalam Indeks Pembangunan Manusia 2021.
“Daya saing ini juga diukur secara kompetitif dan komparatif. Hasil ini merupakan akibat dari kualitas SDM dan indeks inovasi yang juga masih rendah. Ini sangat disayangkan karena Indonesia memiliki semua sumber daya yang diperlukan, mulai dari bahan baku hingga pasar,” ungkap Faiz.
Dengan adanya pendidikan tinggi berkualitas dalam melakukan riset dan mengembangkan inovasi, menurut Faiz akan muncul kewajiban untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat. “Tri Dharma perguruan tinggi harus relevan dengan permasalahan di masyarakat demi menjawab permasalahan yang terjadi. Ini dapat menjadi penentu dari perubahan, perbaikan dan kemajuan peradaban bangsa Indonesia,” imbuh Faiz.
Faiz sekaligus menekankan pentingnya pengabdian kepada masyarakat yang tidak hanya menghasilkan publikasi. Namun juga dampak apa yang bisa diberikan kepada masyarakat. “Ke depannya, reputasi kampus tidak diukur dari seberapa besar fasilitas kampus. Namun juga berdasarkan seberapa besar dampak yang dapat diberikan kepada masyarakat,” pungkas Faiz.
ICCS 2023 yang mengusung tema “Society Empowerment Through Digital and Economic Transformation” akan digelar selama dua hari hingga Jum’at, 23 Juni 2023. Rektor UMY, Prof. Dr. Ir. Gunawan Budiyanto, M.P., IPM., ASEAN, Eng., menyampaikan cepatnya perkembangan teknologi telah merevolusi segala aspek dalam kehidupan bermasyarakat. Menurutnya, fenomena ini telah memberdayakan banyak komunitas di masyarakat untuk menciptakan perubahan yang positif.
“Konferensi internasional ini bertujuan untuk menggali lebih dalam berbagai posibilitas yang terkandung dalam transformasi digital dan ekonomi. Demi mengekplorasi bagaimana dua sektor ini dapat bersinergi dan memberdayakan masyarakat dalam skala global. Agenda ini sekaligus berfungsi sebagai wadah melakukan diskusi yang menggugah pemikiran, membagikan ide-ide inovatif dan membentuk kolaborasi dalam menciptakan masa depan yang lebih inklusif, adil dan berkelanjutan untuk seluruh masyarakat,” ujar Gunawan.
Gunawan juga menyampaikan jika keikutsertaan dari seluruh peserta dapat menjadi ajang untuk menunjukkan seberapa besar dedikasi yang diberikan dalam pemberdayaan masyarakat. Dengan berbagai latar belakang dan bidang keahlian, Gunawan optimis ICCS 2023 akan menghasilkan ide-ide yang dapat membuka jalan bagi terciptanya solusi yang inovatif. (ID)