Sambut Idul Adha, PDM Kendal Gelar PPHQ

Sambut Idul Adha, PDM Kendal Gelar PPHQ

KENDAL, Suara Muhammadiyah – Menyambut hari raya Iedul Adha 1444 H, Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kendal melalui Majelis Tabligh, Tarjih dan Lazismu menyelenggarakan Pelatihan dan Penyembelihan Hewan Qurban (PPHQ). Kegiatan tersebut berlangsung pada Jum’at (23/6) di PDM Kendal dan diikuti oleh 90 peserta/para jagal utusan dari PRM, AUM, Takmir Masjid dan Musholla Muhammadiyah dan  umum.

Kegiatan PPHQ dilaksanakan kerja sama antara Juleha (Juru sebelehan halal) dengan Muhammadiyah Majelis Tabligh.

Ketua panitia, Mukhamad Aliun mengatakan, di lapangan telah terjadi sebuah tindakan  penyembelihan hewan qurban yang kurang atau tidak benar.

“Pada dasarnya mereka belum mendapat pembelajaran secara benar praktek penyembelihan hewan qurban sesuai sunah Nabi” kata Aliun di sela pelatihan.

Menurut Alliun para calon jagal qurban, khususnya para jagal di Muhammadiyah perlu memahami tehnik dan berani praktek secara syar’i menyembelih hewan qurban.

“Pelatihan penyembelihan hewan kurban ini memberikan pemahaman dan ketrampilan kepada juru jagal agar hewan qurban yang disembelih halal, yaitu dengan mengajarkan kepada peserta cara-cara sembelih yang sesuai dengan tuntunan syariat, termasuk aspek kesejahteraan hewan yang sejalan dengan persyaratan prinsip dasar penyembelihan” bebernya.

Aliun berharap, kegiatan ini mampu membentuk tukang jagal Muhammadiyah yang Islami, handal, dan profesional dalam rangka menciptakan sembelihan-sembelihan hewan qurban syar’i.

Sementara itu Ketua PDM Kendal, Ikhsan Intizam memberi apresiasi kepada Majelis Tabligh yang telah menangkap momentum Iedul Adha dengan memberi peluang kepada takmir masjid, PCM, PRM dan AUM untuk mengikuti pelatihan dan praktek menyembelih hewan qurban.

“Meskipun Iedul Qurban hanya sekali dalam satu tahun, tetapi manfaat dari pelatihan ini tidak hanya untuk menyembelih hewan qurban saja” kata Ikhsan.

Dia melihat di lingkungan tempat-tempat penyembelihan hewan qurban masih ada praktek-praktek yang terkesan memperlakukan hewan qurban kurang semestinya.

“Saat merobohkan sapi qurban terkesan kasar yang bisa membuat hewan sakit” ujarnya.

Merperlakukan hewan dengan kasar, kata Ikhsan, karena minimnya edukasi tata cara penyembelihan hewan ternak di masyarakat yang terkesan hewan memberontak, dan merasa tidak ikhlas diperlakukan tidak semestinya.

Ikhsan berharap kegiatan tersebut dapat memberikan ilmu pengetahuan baru terkait pengelolaan serta manajemen hewan kurban. (fur)

Exit mobile version