PADANG, Suara Muhammadiyah — Dalam rangka Tasyakuran milad Aisyiyah ke-106, Lembaga budaya Seni dan Olahraga menggelar seminar aktualisasi budaya Minangkabau tentang sumbang 12, permainan anak Nagari (PAN) dan pola hidup bersih dan sehat dalam kehidupan masyarakat minang di aula PWA Sumbar, Sabtu, (24/6/2023).
Ketua PW ‘Aisyiyah Sumbar, Bunda Dr. Syur’aini, MPd mengungkapkan Semakin lama, generasi muda semakin tercerabut dari akar budaya sendiri dan lebih menerima budaya luar yang kadang tidak sejalan lagi dengan agama islam, yang menjadi dasar adat Minang seperti pepatah Syarak Mangato Adat Mamakai.
“IT memiliki dampak negatif dan positifnya makanya Efek negatif teknologi harus diimbangi permainan anak nagari dan pola hidup sehat,” Tuturnya
Ketua LSBO PW ‘Aisyiyah Sumbar, Bunda Heppy Harmonis mengatakan kegiatan ini bagian dari kegiatan gebyar milad puncaknya akan dilaksanakan 8 Juli puncak milad di masjid Raya Sumbar.
“Alhamdulillah, terselenggara berkat support dari seluruh PDA kab/kota yang bahu membahu memsukseskan acara.
Terima kasih atas kehadiran dan support dari PDA kab/kota se-Sumbar terhadap acara ini,” Ujarnya.
Ia juga mengapresiasi 4 putri Aisyiyah yang berprestasi di kancah internarional antaralain Metri seorang Tunagrahita/ Alumni SLB Aisyiyah Sijunjung yang mengikuti lomba Asean Paragames pada 3-9 Juni 2023 di Kamboja mendapatkan 1 Medali Perak di cabang olahraga tenis meja tunggal putri.
Kedua Meliana Ratih Pratama Tunagrahita yang merupakan Alumni SLB Aisyiya Sijunjung mengikuti lomba Asean Paragames pada 3-9 Juni 2023 di Kamboja yangbmendapatkan 2 medali emas, 2 medali perak dan 1 medali perunggu di cabang olahraga renang.
Selain itu ia juga mengapresiasi Yulidarti Kepala SLB Aisyiyah Sijunjung menjadi pelatih renang dan sekarang mengikuti perlombaan SOWG (Special Olympic World Games) di Berlin. Serta atlet tunagrahita dari SLB serasi Payakumbuh atas nama Nadila di cabang olahraga Renang.
Narasumber Dr. Yuliasma Mpd mengatakan penamaman akhlaq di Minangkabau sumbang duo baleh, adat sopan santun, budi, raso jo pareso, tahu dinan ampek kuncinya ada pada sumbang12.
“Sumbang 12 merupakan Aturan tidak tertulis tetapi ada diantara kita,” Imbuhnya
Lanjutnya, 12 sumbang sumbang duduk, sumbang tagak, sumbang bajalan, sumbang caliak (memandang), sumbang makan.
“Sumbang 12 harus dilestarikan karena Kunci keselamatan nagari adalah terletak pada Bundo Kanduang,” Tuturnya.
Terakhir, sumbang tingga (perempuan bermalam di tempat banyak laki-laki yang bukan muhrim/familinya, tinggal bersama bapak tiri, masuk kekamar ayah ibu, ayah masuk ke kamar anak perempuannya yang telah dewasa. Sumbang kurenah, dari kurenah awak nan sumbang-sumbang itu dapat dijadikan indikator oleh orang lain tentang akhlak. (RI)