PURWOREJO, Suara Muhammadiyah – Musyawarah Daerah (Musyda) Muhammadiyah & ‘Aisyiyah Kabupaten Purworejo periode Muktamar ke 48 digelar pada Ahad (25/06) mengambil lokasi di Komplek SD Muhammadiyah Kutoarjo. Agenda yang sedianya dilaksanakan pada 2020 lalu dilaksanakan mundur dikarenakan penanganan pandemi covid-19 yang dihadiri kurang lebih 500an orang yang terdiri dari 327 peserta dari unsur pimpinan majelis dan lembaga Pimpinan Daerah Muhammadiyah `Aisyiyah (PDM/PDA).
Kemudian pengurus Pimpinan Cabang Muhammadiyah`Aisyiyah (PCM/A) dan Pimpinan Ranting Muhammadiyah `Aisyiyah (PRM/A) se-Kabupaten Purworejo, organisasi otonom (ortom), panitia, pendukung acara utama serta Kepala Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) se-Kabupaten Purworejo.
Disampaikan Drs. H. Pujiono Ketua PDM Purworejo bahwasanya agenda ini dirangkai dengan beberapa rangkaian dengan dimulai dengan evaluasi program, merumuskan program dan memilih pimpinan dimana program sudah ada rai Pimpinan Pusat yang kemudian di brake down hingga tingkat daerah tentu dengan kearifan lokal kabupaten Purworejo.
Dengan tema musyda yakni ‘memajukan Purworejo mencerahkan semesta’, untuk menciptakan Purworejo yang berkemajuan. Termasuk riak-riak kecil, menjadi bagian yang harus dipahami bersama. Berkaitan dengan ini, Islam harus hadir menjadi agama agama yang mencerahkan, menjadi agama yang rohmatal lil alamin, sehingga perbedaan sudah merupakan sunatullah yang tidak perlu diperdebatkan.
“Termasuk dalam menyikapi perbedaan pelaksanaan Idul Adha tahun ini antara Muhammadiyah dan pemerintah (NU). Hal itu karena Islam (di Indonesia) hanya dua yakni Muhammadiyah dan NU. Adapun lainnya adalah Islam yang “bukan-bukan”. Maka bila NU dan Muhammadiyah bersatu semua masalah dapat diselesaikan dengan baik”, ungkap Pujiono.
Lanjut Pujiono, Muhammadiyah mengapresiasi pemerintah yang sangat bijak menyikapi perbedaan dengan memperpanjang libur bersama yakni pada 28-30 Juni. Hal bentuk kerukunan lain antara NU dan Muhammadiyah dijelaskan Pujiono, yakni ketika Baznas melakukan pendataan masjid, maka Masjid NU yang mendata adalah warga Muhammadiyah, begitu pula sebaliknya.
Pujiono juga menyebutkan peran Lembaga Amil Zakat Infaq dan Shodaqoh Muhammadiyah (LazisMu) yang digerakkan Muhammadiyah sebagai bagian dari keterpihakan kepada berbagai macam persoalan karena neara ini negara yang dermawan.
“Sekalipun Indonesia tingkat ekonominya tidak begitu bagus, tetapi ketika di belahan bumi lain terjadi musibah, pasti menyumbang, kita pasti membantu saudara-saudara kita. Kegiatan filantropis menjadi bagian dari Muhammadiyah untuk menolong siapapun. Termasuk untuk mengentaskan kemiskinan ekstrem di Kabupaten Purworejo yakni 146 orang stunting yang harus diberi nutrisi, Muhammadiyah turut ikut andil,” ucapnya.
“Kita bisa masuk surga atau tidak ya karena kita tinggal di Purworejo. Maka kita usahakan agar ikhtiar kita adalah untuk membangun Purworejo yang tidak bisa dibangun oleh satu orang saja. Makanya perlu sinergi dengan seluruh komponen anak bangsa bekerjasama dalam berbagai bidang,” tegasnya.
Dalam pidato iftitah ini pula, beliau mengajak warga Muhammadiyah dalam penggunaan teknologi perlu cerdas dan baik dengan kesolehan digital. “Masa revolusi 4.0 ini, jangan sampai kita menjadi korban teknologi. Makanya perlu adanya kesolehan digital untuk mengcounter hal-hal negatif, hoaks dan lainnya. Termasuk peran perempuan dalam Aisyiyah bersama-sama memajukan bangsa,” tandas Pujiono.
Musyda ini merupakan musyawarah tertinggi tingkat kabupaten sebagai sarana evaluasi program lima tahun yng dilaksanakan dalam beberapa sidang yakni sidang pleno pembahasan tata tertib dan laporan pelaksaan program PDM/A, sidang pleno selanjutnya mendengarkan tanggapan PCM serta dinamika organisasi pada masing-masing kecamatan, dilanjutkan dengan sidang komisi program beserta rekomendasi isu strategis, kemudian sidang pleno berkaitan dengan pemilihan formatur 13 orang dan ditutup dengan sidang rapat formatur hingga penyampaian hasil rapat formatur dengan penentuan ketua serta sekretaris.
Sebelumnya juga telah digelar rangkaian kegiatan pendahulu yakni dengan Musyawarah Pimpinan Daerah (Musypimda) yang telah digelar pada Maret lalu dengan agenda mendengarkan laporan pelaksanaan program majelis dan lembaga serta menjaring 39 calon tetap dari sekian banyak calon sementara yang akan dipilih dalam Musyda kali ini.
Perwakilan pemerintah daerah kabupaten purworejo yang diwakilkan kepada asisten 1 sekda memberikan bantuan pendidikan senilai Rp 15 juta dari Baznas untuk warga Muhammadiyah dan Aisyiyah di Kabupaten Purworejo dan juga dari Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Tengah menyerahkan titipan donasi hibah untuk PDM dan PDA masing-masing 20 juta.
Agenda dihadiri tamu undangan antara lain Asesda 1 Bambang Susilo, pengurus Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) serta Pimpinan Wilayah Aisyiyah (PWA), PCNU Kabupaten Purworejo, Gabungan Organisasi Wanita (GOW) Kabupaten Purworejo, forkompinda, forkopincam Kutoarjo dan lainnya.
Dimeriahkan dengan tampilan solo vokal dari TK ABA 1 Kutoarjo, Hafalan dari SD Muhammadiyah Kutoarjo dan Lagu – lagu daerah dari Paduan Suara Muhikta Choir Kids SD Muhammadiyah Kutoarjo.
Melalui mekanisme pemilihan suara secara langsung, akhirnya Drs H Pujiono terpilih kembali menjadi Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kabupaten Purworejo Periode Tahun 2022-2027. Adapun ketua PDA dijabat oleh Nur Ngazizah, S.Si, M.Pd. Keduanya terpilih pada Musyawarah Daerah (Musyda) Muhammadiyah dan Aisyiyah.
Hasil pemilihan Ketua PDA telah selesai sekitar pukul 17.30. Dari 82 pemilih, mereka memilih 21 calon tetap dengàn ketentuan satu pemilih memilih tujuh nama untuk ditetapkan sebagai formatur.
Setelah ditetapkan tujuh formatur serta berdasarkan hasil rapat formatur, Nur Ngazizah, S.Si, M.Pd yang mendapatkan 73 suara dipilih sebagai Ketua PDA. Adapun Sri Wuntat Mawarti, S.Sos yang terpaut satu suara dari Nur Ngazizah ditunjuk sebagai Sekertaris.
Nur Ngazizah yang sebelumnya menjabat sebagai Ketua Majelis Tabligh PDA Purworejo pun menjadi Ketua PDA Kabupaten Purworejo Periode Tahun 2022-2027 menggantikan Frin Ermayanti, S.Sos, M.Si.
Sedangkan pada pemilihan ketua PDM, tercatat ada 238 pemilih yang memilih 37 calon tetap dengan jumlah awalnya 39 calon tetap dimana 2 orang mengundurkan diri, dipilih menjadi 13 formatur.
Setelah melalui rapat tim formatur, akhirnya diputuskan Drs H. Pujiono yang mendapat suara 192 menjadi Ketua PDM untuk kedua kalinya. Adapun Agus Amin Fadillah, SE, MM yang meraih 202 suara menjadi Sekretaris PDM.
Pada periode sebelumnya Amin menjabat sebagai bendahara PDM. Dengan penetapan tersebut berikutnya akan disusun pengurus PDM dan PDA lainnya. (Akhmad/Riz)