SM Tower: Langkah Awal Gerakan Ekonomi Persyarikatan yang Harus Diikuti Daerah Lain
Oleh: Amidi
Beberapa hari lalu, warga Muhammadiyah mendapat informasi yang menggembirakan, setelah mendengar dan membaca berita serta menyaksikan bahwa Suara Muhammadiyah telah membangun SM Tower and Convention di Kota Yogyakarta.
Dengan amal usaha atau unit bisnis baru dilingkungan persyarikatan Muhammadiyah tersebut, berarti persyarikatan telah memulai mengembangkan sayap dalam manjangkau objek dan subjek dakwah-nya. Dengan hadirnya SM Tower and Convention ini, persyariktan Muhammadiyah setidaknya telah mengembangkan dakwah-nya melalui bisnis perhotelan, kuliner dan pariwisata.
Sehingga tidak heran kalau dalam kunjungannya ke Suara Muhammadiyah beberapa waktu lalu, dalam rangka meninjau kesiapan SM Tower and Convention menjelang dilaksanakannya Soft Opening, Haedar Nashir selaku Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah terharu dan bangga melihat megahnya SM Tower and Convention tersebut serta memberi apresiasi atas perkembangan SM Tower and Convention yang menunjukkan kehadiran Muhammadiyah di abad ke dua yang makin melesat maju (Suara Muhammadiyah.id, 21 Juni 2023)
Dengan telah dilakukannya Sopft Opening SM Tower and Convention (24/6/2023) yang dibangun dari dana Suara Muhammadiyah atau PT Syarikat Cahaya Media tersebut, maka Persyarikatan Muhammadiyah resmi telah memiliki hotel pertama di Indonesia. Deni Asy’ari dalam siaran persnya mensitir bahwa hadirnya SM Tower and Convention tersebut berkat kerja keras dan kolaborasi dari semua pihak, oleh karena itu ia mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah ikut berkontribusi dan berpartisipasi dalam mensukseskan pembangunannya (Republika.co.id, 20 Juni 2023)
Kemudian Deni juga menyampaikan bahwa SM Tower and Convention ini merupakan langkah awal dari akan dibangunnya SM Tower and Convention Center diberbagai daerah.Dalam tempo dekat bersama Uhamka, SM direncanakan membangun SM Tower and Convention di Cipanas di atas lahan seluas lebih kurang 3000 meter persegi (muhammadiyah.or.id)
Memburu Bisnis diluar Pendidikan dan Kesehatan.
Dari pernyataan tersebut, pengurus persyarikatan Muhammadiyah mulai dari tingkat pusat, tingkat wilayah, tingkat daerah sampai ke tingkat ranting pun dituntut kreatif dan inovatif serta harus mempnyai jiwa bisnis dalam mendorong hadirnya amal usaha atau unit bisnis baru, seperti hotel tersebut, dan bisnis di sektor ekonomi bidang lainnya diluar pendidikan dan kesehatan yang memang sudah tidak perlu diragukan lagi keberadaanya.
Jika kita simak, selama ini bukan sesuatu yang baru, bila persyarikatan Muhammadiyah melaksanakan kegiatan bisnis disektor ekonomi diluar bidang pendidikan (Play Group, TK, SD, SMP, SMK dan PT) dan bidang kesehatan (rumah sakit, klinik, apotik,dll), walaupun intensitasnya bisnis tersebut memang masih terbatas dan terbata-bata. Seperti yang pernah saya sampaikan dalam tulisan saya terdahulu, memang bisnis dibidang pendidikan dan kesehatan yang dilakoni persyarikatan Muhammadiyah selama ini tidak perlu diragukan lagi, namun bisnis di sektor ekonomi bidang lainnya, masih perlu digencarkan.
Beberapa daerah sudah memulai bisnis di sektor ekonomi diluar bidang pendidikan dan kesehatan, ada yang bisnis BBM (POM Bensin), ada yang bisnis Ritel, ada yang bisnis air minum dan lainnya. Bisnis-bisnis tersebut, baik yang dijalankan oleh unit Pendidikan sendiri maupun yang dijalankan unit kesehatan sebagai pengembangan unit usahanya. (lihat amidi dalam suara muhammadiyah.id, 10 Mei 2023)
Namun unit bisnis-bisnis yang ada tersebut tergolong masih minim jika dibandingkan dengan potensi ekonomi persyarikatan Muhammadiyah dan potensi ekonomi warga persyarikatan Muhammadiyah. Untuk itu kita selaku pengelola persyarikatan Muhammadiyah ini perlu lebih gencar lagi mengembangkan unit bisnis yang memang peluangnya masih terbuka lebar .
SM Tower and Convention sudah menjawab semua itu, dengan hadirnya SM Tower and Convention tersebut, setidaknya telah membangunkan kita yang selama ini masih terlelap “tidur”, hadirnya SM Tower and Convention setidaknya mendorong pengelola persyarikatan Muhammadiyah untuk terus bangkit menggerakkan ekonomi warga persyarikatan Muhammadiyah pada khususnya dan ekonomi umat Islam pada umumnya, baik ditingkat pusat maupun tingkat daerah.
Daerah harus segera memulai untuk melaksanakan kegiatan bisnis disektor ekonomi bidang lainnya, selain bidang pendidikan dan kesehatan. Kita berharap didaerah juga akan hadir SM Tower and Convention seperti yang telah dirintis oleh Suara Muhammadiyah tersebut. Di atas telah disebutkan bahwa dalam tempo dekat akan hadir SM Tower and Convention di Cipanas. Kita berharap juga akan hadir SM Tower and Convention di daerah lain, seperti di sudut-sudut Jakarta, di Kota Besar lainnya termasuk di Palembang tempat penulis bermukim.
Kepemimpinan ber-Jiwa Bisnis
Bisnis di sektor ekonomi bidang pendidikan dan kesehatan yang kita miliki selama ini memang mumpuni baik dari sisi kuantitas maupun kualitas. Namun tidak boleh puas dan merasa cukup sampai disini saja, kita harus merambah kepada bisnis yang lain, bisnis disektor ekonomi bidang lain diluar pendidikan dan kesehatan, seperti hadirnya SM Tower and Convention milik Suara Muhammadiyah tersebut atau unit bisnis lain yang menjanjikan.
Jika Direktur Suara Muhammadiyah telah mengimplementasikan jiwa bisnis yang dimilikinya, idealnya kita selaku pimpinan pada Amal Usaha bidang pendidikan dan kesehatan juga harus memiliki jiwa bisnis. Pimpinan Amal Usaha bidang pendidikan dan kesehatan milik persyarikatan Muhammadiyah juga dituntut memiliki jiwa bisnis tersebut, agar Amal Usaha yang dipimpinnya dapat dikelola secara bisnis dan agar Pimpinan Amal Usaha yang dipimpinnya juga dapat mengembangkan unit bisnis atau Amal Usaha lain diluar pendidikan dan kesehatan.
Untuk itu tidak ada salahnya kalau kini dan kedepan sebelum memilih pimpinan Amal Usaha, seperti Kepala Sekolah, Rektor, Direktur, dan jabatan lainnya tersebut harus mempertimbangkan aspek Jiwa Bisnis tersebut. Apakah orang yang akan dipilih tersebut didalam jiwanya terpatri jiwa bisnis atau tidak, tentunya yang kita utamakan ia seorang pepimpin yang memiliki jiwa kepemimpinan dan sekaligus juga memiliki jiwa bisnis.
Pimpinan Muhammadiyah baik ditingkat pusat, tingkat wilayah dan seterusnya, termasuk “SENAT di PT” jika dalam proses penelusuran atau seleksi calon kepala sekolah, calon Rektor, calon Direktur, dan seterusnya, jangan terjebak dengan persyaratan jenjang jabatan akademik-JJA semata, namun persyaratan apakah si calon didalam dirinya terpatri jiwa bisnis atau tidak itu menjadi lebih penting. Untuk apa “ia” memiliki kelebihan dari satu sisi saja, sementara dari sisi yang kita butuhkan justru jauh panggang dari api.
Kemudian, apabila amal usaha atau unit bisnis tersebut sudah kita dirikan atau sudah kita bangun, maka ia harus dikelola denga profesional dan semua warga persyarikatan Muhammadiyah harus mendukung dan ikut membesarkannya, dengan jalan menjadi konsumen/pemakai/pembeli dari produk atau jasa yang akan ditawarkan tersebut. Diharapkan tidak ada lagi pemikiran dikalangan warga persyarikatan Muhammadiyah berpikir untuk menggunakan/memakai/membeli produk atau jasa amal usaha atau unit bisnis yang dimiliki persyarikatan Muhammadiyah tersebut senantiasa berharap “bisa gratis” atau “bisa membayar dengan low price”, konsep bisnis to bisnis harus dikedepankan. Dengan demikian saya yakin amal usaha atau unit bisnis baru yang kita gencarkan tersebut akan terus membesar, berkembang dan sejajar dengan unit bisnis besar yang sudah dahuluan menjelajah negeri ini. Selamat berjuang!!!!!
Amidi, Dosen FEB Universitas Muhammadiyah Palembang, BPH IkesT Muhamamdiyah Palembang dan Konsultan Ekonomi Bisis Sumatera Selatan