Gerakan Dakwah
Muhammadiyah dikenal sebagai gerakan dakwah. Dakwah bahkan telah menjadi ikon atau identitas yang melekat kuat dengan Muhammadiyah. Tema dakwah amar makruf nahi munkar (al-amr bi’l-ma’ruf wa al-nahy ‘an al-munkar), yakni mengajak pada kebaikan dan mencegah pada kemungkaran menjadi ciri khas dari gerakan Islam ini. Hal yang menarik dan menonjol dari gerakan Muhmmadiyah ialah, bahwa gerakan dakwah tidak hanya bersifat lisan dan tulisan (da’wah bi-lisan atau da’wah bi-lisani al-maqal) tetapi sekaligus dakwah dengan perbuatan atau tindakan (da’wah bil-hal atau da’wah bi-lisan al-hal).
Dakwah bil-hal bahkan sangat menonjol dari gerakan Muhammadiyah yang diwujudkan dalam berbagai bentuk amal usaha di bidang pendidikan, kesehatan, dan peran-peran kebangsaan secara lebih luas yang dilaksanakan dengan sistem organisasi yang tersebar di seluruh Indonesia. Karena itu wajah dakwah Muhammadiyah menjadi sangat menonjol di masyarakat, sehingga Muhammadiyah kemudian dikenal sebagai gerakan sosial-kemasyarakatan atau gerakan sosial-keagamaan.
Muhammadiyah sebagai gerakan Islam sejak awal memposisikan dan memerankan diri sebagai gerakan dakwah, selain gerakan tajdid. Apa yang dirintis dan dipelopori oleh Kiai Dahlan dengan mendirikan Muhammadiyah tidak lain untuk mendakwahkan Islam, sehingga agama akhir zaman ini menjadi panutan dan pedoman hidup para pemeluknya, bahkan menjadi rahmat bagi semesta alam. Hal itu diabsahkan dengan pencantuman maksud dan tujuan didirikannya Muhammadiyah tahun 1912, yakni:
“(a) menyebarkan pengajaran Igama Kangjeng Nabi Muhammad Shallalahu ‘Alaihi Wassalam kepada penduduk Bumiputra di dalam residensi Yogyakarta, dan (b) memajukan hal Igama kepada anggauta-anggautanya” (Hoofdbestuur Muhammadiyah, 1912). Spirit menyebarluaskan ajaran Islam tidak lain adalah semangat dakwah yang bersifat ekspansi atau proaktif dan perluasan dakwah telah menjadi misi gerakan Muhammadiyah sejak awal.
Muhammadiyah didirikan karena memiliki misi dan cita-cita. Dalam Muqaddimah maupun Anggaran Dasar Muhammadiyah (rumusan formal disusun tahun 1946) dicantumkan cita-cita Muhammadiyah, yaitu terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya, yang dikaitkan dengan terbentuknya baldatun thayyibatun wa Rabbun ghafur.
Dalam rangka mewujudkan masyarakat yang dicita-citakannya itu maka Muhammadiyah melaksanakan gerakan Islam yang didorong dan dijiwai oleh Al-Qur’an Surat Ali Imran ayat ke-104, yang artinya: “Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung”.
Ayat 104 Surat Ali Imran tersebut merupakan perintah kewajiban dakwah secara individual dan kolektif untuk melaksanakan dakwah yad’u ila al-khair (menyeru kepada kebajikan, Islam), wa ya’muruna bi al-ma’ruf (menyuruh pada kebaikan), wa yanhauna ‘an al-munkar (mencegah dari yang munkar) sebagaimana isi, pesan, dan esensi berdakwah Islam. Dakwah Islam yang diemban Muhammadiyah sejak awal bersifat menyeluruh, bukan sekadar tabligh atau penyiaran (dakwah bi al-lisan al-maqal), tetapi juga berupa amaliah yang multiaspek (dakwah bi al-lisan al-hal).
Dalam Kepribadian Muhammadiyah secara gamblang dan tersurat dinyatakan mengenai esensi Muhammadiyah sebagai gerakan dakwah Islam. Dalam bahasan tentang “Apakah Muhammadiyah itu?”, dinyatakan sebagai berikut: “Muhammadiyah adalah persyarikatan yang merupakan gerakan Islam. Maksud gerakannya ialah Dakwah Islam dan amar makruf nahi munkar yang ditujukan kepada dua bidang: perseorangan dan masyarakat. Dakwah dan amar makruf nahi munkar pada bidang yang pertama terbagi kepada dua golongan: kepada yang telah Islam bersifat pembaruan (tajdid) yaitu mengembalikan kepada ajaran-ajaran Islam yang asli murni.
Yang kedua kepada yang belum Islam, bersifat seruan dan ajakan untuk memeluk Islam. Adapun dakwah dan amar makruf nahi munkar kedua ialah kepada masyarakat, bersifat perbaikan dan bimbingan serta peringatan. Kesemuanya itu dilaksanakan bersama dengan bermusyawarah dan dasar takwa dan mengharap ridha Allah semata-mata. Dengan melaksanakan dakwah dan amar makruf nahi munkar dengan caranya masing-masing yang sesuai Muhammadiyah menggerakkan masyarakat menuju tujuannya, terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.(Imron Nasri)
Sumber: Majalah SM Edisi 19 Tahun 2021